Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ferry Pradana dan Semangat Kesetaraan Atlet Indonesia

Kompas.com - 30/09/2018, 13:47 WIB
Hanief Syafi Al Umam,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS. com - Terlahir dengan kekurangan fisik tidak membuat Nur Ferry Pradana kehilangan asa.

Pria 23 tahun ini terus berjuang memupuk harapan kendati tidak memiliki tangan sempurna.

Kekurangan itu tidak menyurutkan keberanian Ferry untuk berlari dan berkompetisi dengan atlet yang memiliki fisik lebih sempurna. Bagi Ferry, tidak ada yang mustahil.

Kerja keras Ferry pun membuahkan hasil. Dia sukses memborong empat medali emas di Asean Para Games 2017 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia.

Ferry terlahir di dalam keluarga olahragawan. Sang ayah adalah atlet wushu di daerahnya, Kalimantan Timur. Ferry juga pernah belajar wushu saat masih kecil sebelum fokus menekuni olahraga atletik.

"Awalnya saya suka olahraga dari bapak saya, karena bapak saya adalah atlet wushu. Sempat belajar wushu sebentar, lalu beralih mengikuti latihan sepak bola di kategori umum kemudian fokus ke atletik," kata Ferry ketika berbincang dengan Kompas.com seusai latihan di Stadion Sriwedari, Solo, Kamis (27/9/2018).

Setelah memulai karier di kompetisi umum, Ferry lantas dilirik National Paralymoic Committte (NPC) Indonesia karena mampu berprestasi meski harus bersaing dengan atlet normal.

"Setelah mengikuti kejuaraan olahraga untuk kategori umum, saya dipantau dan diajak NPC kabupaten untuk mengikuti seleksi dan akhirnya bisa tembus hingga mengikuti Peparnas (Pekan Paralimpik Nasional) pada 2016," tutur Ferry.

Baca juga: Jelang Asian Para Games 2018 - Lebih dari 10.000 Orang Hadiri Parade di Monas

Meski telah bergabung dengan NPC, Ferry juga masih meramaikan berbagai kejuaraan atletik untuk umum. Namun, kini dia lebih fokus untuk mengikuti kompetisi khusus penyandang disabilitas (paralympic).

Menurutnya, kompetisi umum dan paralympic tidak jauh berbeda. Kedua kompetisi ini sama-sama menyajikan persaingan ketat. Namun, Ferry bisa menghadapi lawan yang lebih sepadan di paralympic.

"Tidak ada bedanya kompetisi untuk atlet umum dan penyandang disabilitas. Tapi dengan adanya NPC dan kompetisi khusus ini, masyarakat difabel juga mendapatkan tempat untuk menyalurkan potensi. Selama ini, kami kan kesulitan mencari lapangan pekerjaan," ujar Ferry. 

Tekad dan semangat yang tak pernah padam mengantarkan Ferry pada prestasi tertingginya saat ini.

Setelah sukses menyumbangkan empat medali emas di Asean Para Games 2018, Ferry mendapatkan kehormatan membela Indonesia di Asian Para Games 2018, yang mulai digelar di Jakarta 6 Oktober nanti.

"Ini adalah penampilan pertama saya di Asian Para Games. Saya berharap bisa kembali mempersembahkan medali emas untuk Indonesia," ujar Ferry.

Ferry meraih medali emas Asean Para Games 2018 dari empat nomor perlombaan, yakni lari 100 meter, 200 meter, 400 meter, dan estafet.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com