KUDUS, Kompas.com - Taruna Kusuma Atmadja Pohan dan Maulana Alfariski harus menempuh perjalanan jauh untuk sampai ke Kudus, Jawa Tengah, guna mengikuti Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018. Keduanya datang dari ujung provinsi yang ada di Tanah Air, yakni Nanggroe Aceh Darussalam dan Papua, untuk bertarung dengan ribuan peserta lainnya di GOR Jati, Kudus.
Taruna menumpang bus bersama ayahnya, Budiman Pohan, menghabiskan waktu selama 12 jam dari kampung halamannya di Meulaboh, Aceh Barat, ke Medan. Kemudian keduanya melanjutkan perjalanan dengan menggunakan pesawat ke Semarang hingga akhirnya tiba di Kudus. Sementara Maulana terbang selama kurang lebih 5 jam dari Timika, Mimika, Papua, lantas transit di Makassar, ditambah perjalanan darat dari Semarang untuk mencapai Kudus.
Sebelumnya, kedua calon atlet bulutangkis muda di kategori usia U-13 putra ini pernah mengikuti Audisi Umum yang digelar oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation. Sebelum di Kudus, Taruna pernah mengikuti Audisi Umum sebanyak tiga kali, yakni di Medan dan dua kali Pekanbaru. Sementara Maulana, Audisi Umum di Kudus tahun ini merupakan yang kali kedua baginya.
"Saya sudah mempersiapkan fisik dan mental. Saya juga harus semangat, karena ingin juga mengikuti kakak saya Ananda Kusuma Atmadja Pohan yang sudah di PB Djarum," tutur pebulutangkis muda yang mengidolakan Kevin Sanjaya Sukomuljo ini, Selasa (4/9) pagi, di GOR Jati, Kudus.
Sementara, Maulana datang ke Kudus bersama rombongan keluarganya untuk mengikuti Audisi Umum di Kudus. Perjalanan ke kota yang dikenal sebagai asal dari sejumlah legenda bulutangkis nasional ini, kerap dijadikan ajang mudik bagi keluarga. Sang ayah Muhamad Kafit adalah asli Rembang yang merupakan keluarga transmigran.
"Saya ingin menyalurkan potensi anak saya melalui bulutangkis. Dan Audisi Umum ini merupakan kesempatan terbaik untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat Maulana," tutur pria yang sehari-hari di Timika berbisnis warung makan tersebut.
Perjuangan Taruna maupun Maulana untuk mencapai dan bertarung di Kudus, merupakan bukti dari program tahunan yang melibatkan para pelatih PB Djarum dan legenda bulutangkis Indonesia ini, memicu animo positif dari masyaraka. PB Djarum, sebagai klub yang berperan di kancah bulutangkis nasional, memiliki komitmen untuk terus mencari bibit dan melatih bakat bulutangkis sejak usia dini dan diharapkan dapat menjadi bintang bulutangkis masa depan dan menjaga mata rantai prestasi bulu tangkis Indonesia.
Guna mendapatkan bibit atlet-atlet dengan potensi terbaik yang nantinya menjadi penerus nama-nama besar tersebut, PB Djarum menerjunkan Tim Pencari Bakat yang dipimpin Christian Hadinata bersama sejumlah legenda bulutangkis Indonesia dan pelatih PB Djarum, yakni Tan Joe Hok, Liem Swie King, Fung Permadi, Basri Yusuf, Antonius Budi Ariantho, Alan Budikusuma, Denny Kantono, Hariyanto Arbi, Marleve Mainaky, Herry Iman Pierngadi, dan Sigit Budiarto.
Program Associate Bakti Olahraga Djarum Foundation Abraham Delta Oktaviari menyatakan, sebanyak 1073 peserta di kelompok usia U-11, U-13, dan U-15, yang datang dari 25 provinsi di Indonesia untuk mengikuti Audisi Umum di Kudus pada tahun ini. "Kudus merupakan kota ke-8 dari gelaran Audisi Umum tahun ini. Mereka datang dari berbagai provinsi di Indonesia untuk mengikuti Audisi Umum dengan harapan bisa menjadi atlet PB Djarum. Tentunya ini merupakan berita bagus bagi kami," jelasnya.
"Dengan jumlah peserta yang tembus hingga 1073 peserta, bagi kami menjadi bukti bahwa api bulutangkis di Indonesia tidak pernah mati," Abraham, menambahkan.
Proses penjaringan dimulai dengan Tahap Screening pada Selasa, 4 September 2018. Pada fase ini, tiap-tiap peserta dari kategori usianya bertanding selama sekitar 10 menit di hadapan Tim Pencari Bakat. Mereka yang lolos Tahap Screening kemudian melaju ke Tahap Turnamen yang digelar selama dua hari, yakni Rabu, 5 September 2018 dan Kamis, 6 September 2018.
Peserta yang lolos Tahap Turnamen akan mendapatkan Super Tiket untuk melaju ke babak Final Audisi yang juga digelar di Kudus, pada 7-9 September 2018. Super Tiket tidak hanya diberikan bagi mereka yang lolos turnamen saja, tapi juga bagi peserta yang tidak lolos turnamen namun dianggap Tim Pencari Bakat memiliki bakat yang mumpuni.
Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 dapat diikuti oleh atlet putra dan putri berkewarganegaraan Indonesia dengan kategori U11 (berusia 6-10), U13 (untuk peserta dengan umur 11-12 tahun), dan U15 (untuk peserta dengan umur 13-14 tahun). Audisi akan dilakukan dalam bentuk kompetisi dengan sistem gugur.
Pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui laman www.pbdjarum.org atau dengan mendaftarkan diri secara langsung sehari sebelum pelaksanaan Audisi Umum di GOR setiap kota audisi. Peserta diwajibkan melakukan daftar ulang satu hari sebelum tahap seleksi (H-1) sesuai kota audisi pilihannya.
Jadwal Pelaksanaan Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018
TANGGAL |
KOTA |
VENUE |
24-26 Maret |
Pekanbaru |
GOR Angkasa |
14-16 April |
Balikpapan |
GOR Hevindo |
5-7 Mei |
Manado |
GOR Arie Lasut |
21-23 Juli |
Purwokerto |
GOR Satria |
21-23 Juli |
Surabaya |
GOR Sudirman |
4-6 Agustus |
Cirebon |
GOR Bima |
4-6 Agustus |
Solo Raya |
GOR RM Said, Karanganyar |
4-6 September |
Kudus |
GOR Djarum, Jati Kudus |
7-9 September |
Final di Kudus |
GOR Djarum, Jati Kudus |
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.