KOMPAS.com - Pelari jarak jauh, Supriati Sutono, menyumbang medali emas Asian Games 1998 di Bangkok. Ia menjadi yang tercepat pada nomor lari jarak jauh 5.000 m.
Atas prestasinya tersebut, Supriati menjadi atlet atletik putri pertama Indonesia yang meraih emas Asian Games. Padahal saat itu Supriati tidak diunggulkan.
Ia awalnya dikirimkan ke Asian Games hanya untuk menambah pengalaman dan memperbaiki catatan waktu.
"PB PASI ngotot mengirim saya untuk menambah pengalaman dan memperbaiki catatan waktu. Jadi dari awal memang tidak ditargetkan meraih medali," ujar mantan pelari nasional itu saat ditemui di kediamannya di kompleks Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat, Bandung, Kamis (19/7/2018).
Baca Juga: Asian Games 2018, Beto Harap Suporter Indonesia Kembali Penuhi Stadion
Meskipun tidak diunggulkan, Supriati tetap berlatih keras untuk tampil dalam Asian Games. Ia mengikuti latihan rutin, dua sesi per hari pada pagi dan sore selama satu tahun di Pangalengan, Kabupaten Bandung.
Setiap hari ia bangun pukul 05.00 pagi untuk memulai latihan dan berlari 25-30 kilometer per hari.
Saat hari perlombaan tiba, bukan medali yang menjadi fokus Supriati melainkan catatan waktu yang lebih baik. Meskipun ia memperoleh 3 medali emas (nomor 1.500 m, 5.000 m, dan 1.000 m) SEA Games 1997, ia tetap merasa catatan waktunya belum kompetitif dengan pelari top Asia dari China, Jepang, dan negara pecahan Uni Soviet.
Supriati yang saat itu turun di dua nomor, mengikuti perlombaan lari jarak jauh 10.000 m terlebih dahulu. Ia finis di urutan kelima.
Walaupun gagal membawa medali, catatan waktunya saat itu lebih dari hasilnya di SEA Games 1997, yakni 32 menit 52,45 detik.
Empat hari setelahnya, nomor lari 5.000 m dilombakan. Sekitar 110 meter sebelum mencapai garis finis, ia masih berada di belakang empat pelari barisan paling depan.
Saat sudah mencapai 80 meter sebelum garis finis, Supriyati langsung memacu kecepatannya dan melewati satu per satu lawan. Akhirnya, Supriati berhasil menjadi juara.
Sayang, wanita yang saat ini berusia 46 tahun tersebut langsung jatuh pingsan akibat kelelahan seusai menyentuh garis finis. Bahkan, ia harus diberi tabung oksigen dan dilarikan ke ruang medis.
"Saya tidak sadarkan diri selama satu jam dan baru tahu hasil lomba di ruang medis," ujar wanita kelahiran Cilacap, 24 Juni 1972.
Selain Asian Games, Supriati juga memperoleh emas Kejuaraan Atletik Asia tahun 2002 pada nomor lari 10.000 meter. Ia juga kembali mengantongi emas SEA Games 1999, 2001 dan 2003.
Atas jasanya dalam mengharumkan nama Indonesia di dunia lari internasional, Supriati masuk dalam jajaran legenda olahragawan Indonesia versi pemerintah tahun 2007.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.