Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/08/2018, 22:55 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis

JAKARTA, Kompas.com — Jika ada atlet renang juara dunia cantik asal Belanda dengan nama belakang berbau Jawa, tentunya hal itu menarik perhatian  publik untuk mencari tahu siapa dia.

Tetapi, benarkah Ranomi Kromowidjojo mempunyai keterhubungan dengan Indonesia? Di Jakarta, Ranomi bertemu dengan banyak orang yang tertarik dengan prestasinya sebagai juara dunia dan peraih tiga medali emas Olimpiade, kecantikan wajahnya, dan terutama adalah nama keluarganya yang diketahui memiliki nenek moyang dari tanah Jawa.

"Sejujurnya saya tak tahu terlalu banyak tentang Indonesia," kata Ranomi. "Ayah memang bercerita bahwa keluarganya berasal dari Indonesia dan pindah ke Suriname. Tetapi, kita tak pernah berbicara tentang hal tersebut dalam keluarga."

Meski demikian, menurut Ranomi, ini bukan hal yang janggal karena kebanyakan rakyat Belanda memang jarang membicarakan tentang asal usul mereka. "Hanya dari ayah saya mengenal beberapa kata Indonesia seperti kamu, Idul Fitri, saya, dan ada beberapa lagi...," kata  

Dilahirkan di Sauwerd, kota kecil di Belanda, pada 20 Agustus 1990, Ranomi mempunyai darah keturunan Jawa dari ayahnya, Rudi Kromowidjojo. Ayah Rudi—kakek Ranomi—adalah tenaga kuli perkebunan asal Jawa yang dibawa oleh pemerintah kolonial Belanda ke Suriname pada awal abad ini.

Rudi yang dilahirkan di Suriname kemudian pindah ke Belanda dan menikah dengan gadis negeri tersebut, Netty Deemter. Dari pernikahan ini lahir Ranomi serta saudara laki-lakinya, Chjanoy Kromowidjojo.  "Jadi ya itu, saya sangat sedikit mengenal Indonesia," kata Ranomi.

Namun, sedikit darah Indonesia ini dan statusnya sebagai atlet kelas dunia yang membuat Ranomi diundang sebagai pembicara dalam acara "Conference of Indonesian Diaspora Youth 2018,"  forum yang mempertemukan pemuda dari 34 provinsi dengan diaspora muda Indonesia dari seluruh dunia di Jakarta, Selasa (14/08/2018).

Ranomi Kromowidjojo Ranomi Kromowidjojo

Kepada para pemuda ini, Ranomi menyebut langkah awal karier besarnya dimulai dari impian ketika ia masih sangat kecil. "Di usia 3 tahun saya mendapat baju renang yang pertama. Saat itu, saya merasa dengan memakai baju ini saya telah bisa berenang. Akibatnya, saya hampir tenggelam," kenang Ranomi. "Namun saya tidak kapok karena saya merasa di kolam renang saya merasa bebas, merasa fun dan semua hal positif lainnya."

Di usia 8 tahun ia mulai mengenal lomba dan berkompetisi dan kalah. Saat itu ia mengatakan kepada ibunya tidak ingin menjadi atlet dan hanya ingin tetap berada di dalam air. Alasan ini pula yang membuat ibunya masih secara tekun mengantar Ranomi kecil berlatih renang.

Tetapi, semua berubah saat ia terpilih mengikuti European Junior Championship saat berusia 15 tahun pada 2006. "Saat itulah saya pertama kali merasakan enaknya menjadi juara dan mendapatkan medali. Saya katakan kepada pelatih saya bahwa saya ingin ikut Olimpiade mewakili Belanda," ungkapnya.

Reaksi pelatihnya cukup menyakitkan. "Dia tertawa dan bertanya kepada saya, berapa jam kamu berlatih sepekan? Ketika saya jawab 10 jam, dia bilang kurang sekali. Saya katakan, hanya seperti itu yang diberikan klub saya. Eh dia malah mengatakan, cari jalan lain atau klub lain."

Namun, jalan terbuka saat dalam uji coba menghadapi Olimpiade 2008, tim estafet putri Belanda yang terdiri dari Inge Dekker, Ranomi Kromowidjojo, Femke Heemskerk, Marleen Veldhuis, Hinkelien Schreuder mampu mencatatkan rekor dunia baru. "Jadinya saya lolos ke Olimpiade 2008. Di Beijing itulah, saya pertama kali mendapatkan medali emas Olimpiade melalui nomor estafet," katanya.

Setelah itu, lintasan tampak lebih mulus buat Ranomi.  Ia meraih medali emas di nomor perorangan, 50 meter gaya bebas di Ompiade London 2012. "Saat saya menyentuh dinding finis, saya langsung melihat  papan pencatat waktu. Ketika melihat nama saya terpampang dengan besar sebagai juara adalah pengalaman yang tak akan pernah bisa saya lupakan."

Namun, keberhasilan di Olimpiade London membawa akibat buruk dalam kehuidupan karier Ranomi. Saat pulang ke Belanda, ia dianggap sebagai pahlawan dan diperlakukan tak ubahnya seperti selebriti.  Menurutnya, keadaan saat itu memang memabukkan. "kami diperlakukan seperti bintang film."

Untungnya, Ranomi yang telah berusia 22 tahun mampu menyadari kembali tentang motivasinya menjadi atlet renang. "Saya katakan kepada diri saya, saya tidak mau menjadi selebriti. Saya ingin menjadi atlet renang dan kewajiban seorang atlet renang adalah mencatat waktu terbaik buat dirinya dan menjadi juara," katanya lagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Vs Vietnam: Arhan Tak Masalah Bersaing dengan Nathan, Pilih Ambil Ilmu

Indonesia Vs Vietnam: Arhan Tak Masalah Bersaing dengan Nathan, Pilih Ambil Ilmu

Timnas Indonesia
Timnas Indonesia Vs Vietnam, Thom Haye dan Ragnar Absen

Timnas Indonesia Vs Vietnam, Thom Haye dan Ragnar Absen

Liga Indonesia
Cerita Beto Goncalves Dua Kali Bawa Tim Naik Kasta

Cerita Beto Goncalves Dua Kali Bawa Tim Naik Kasta

Liga Indonesia
Bicara Bahasa Indonesia, Jay Idzes Dapat Ilmu dari Keluarga

Bicara Bahasa Indonesia, Jay Idzes Dapat Ilmu dari Keluarga

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Vietnam: Jay Idzes Adaptasi Cuaca, Anggap Marc Klok 'Kakek'

Indonesia Vs Vietnam: Jay Idzes Adaptasi Cuaca, Anggap Marc Klok 'Kakek'

Timnas Indonesia
Ragnar Oratmangoen Siap Bawa Indonesia ke Piala Dunia

Ragnar Oratmangoen Siap Bawa Indonesia ke Piala Dunia

Liga Indonesia
Usai Jadi WNI, Thom Haye Ungkap Sebuah Janji untuk Sepak Bola Indonesia

Usai Jadi WNI, Thom Haye Ungkap Sebuah Janji untuk Sepak Bola Indonesia

Liga Indonesia
Qarrar Firhand Finis di Posisi Kelima pada Ajang Trofeo Andrea Margutti

Qarrar Firhand Finis di Posisi Kelima pada Ajang Trofeo Andrea Margutti

Sports
Persebaya Selangkah demi Selangkah, Tetap Jaga Keyakinan ke 4 Besar

Persebaya Selangkah demi Selangkah, Tetap Jaga Keyakinan ke 4 Besar

Liga Indonesia
Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen Resmi WNI, Diusahakan Ikut Tandang ke Vietnam

Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen Resmi WNI, Diusahakan Ikut Tandang ke Vietnam

Timnas Indonesia
Justin Hubner Bicara Tantangan di Indonesia, Yakin Kalahkan Vietnam

Justin Hubner Bicara Tantangan di Indonesia, Yakin Kalahkan Vietnam

Timnas Indonesia
Messi Absen Bela Argentina, Dapat Cedera di Inter Miami

Messi Absen Bela Argentina, Dapat Cedera di Inter Miami

Internasional
Wakil Indonesia Raih Kejayaan di All England, Emas Olimpiade Jadi Sasaran

Wakil Indonesia Raih Kejayaan di All England, Emas Olimpiade Jadi Sasaran

Badminton
Arema FC Pantang Putus Asa, Bangun Jelang Lawan Persebaya

Arema FC Pantang Putus Asa, Bangun Jelang Lawan Persebaya

Liga Indonesia
All England 2024: Jojo dan Ginting Saling Dorong, Kemenangan Bersama

All England 2024: Jojo dan Ginting Saling Dorong, Kemenangan Bersama

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com