Warga Ibu Kota Indonesia, Jakarta, seperti diungkapkan Sekretaris Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Ade Palguna rerata menghasilkan sampah hingga 70.000 ton per hari.
Nah, dari jumlah itu, 60 persennya adalah sampah rumah tangga. Sampah domestik ini bahkan menjadi persoalan besar Indonesia.
Di Jakarta, catatan sebagaimana termaktub di Kompas.com, menunjukkan bahwa produksi sampah per kapita per hari ada di kisaran 2,5 liter atau kira-kira setara dengan 0,75 kilogram.
Jumlah produksi sampah sebesar itu sudah barang tentu bertambah dari waktu ke waktu. "Selama kita hidup, pasti kita nyampah," tutur CEO PT Pracico Multifinance Tedy Agustiansjah, pelaku usaha yang sempat mengambil bagian pada sistem pengelolaan sampah di Jakarta periode 1997-2014.
Sampah bertambah
Pada bagian selanjutnya, perhatian pada penanggulangan sampah menghadapi fakta bahwa akan ada penambahan jumlah sampah lantaran kedatangan sekitar 16.000 orang baru. Mereka itu adalah para atlet dan tim pendukungnya atau ofisial.
"Ada sekitar 11.000 atlet dan 4.000 ofisial," kata Wakil Direktur Bidang Pendapatan Inasgoc Cahyadi Wanda pertengahan Juli lalu.
(Baca: Terkini, Pendapatan dari Iklan untuk Asian Games 2018)
Dapat dibayangkan kemudian, pemerintah DKI Jakarta, khususnya Dinas Kebersihan bakal bekerja ekstra keras untuk menjaga agar seluruh area pertandingan benar-benar bersih.
"Jadwal pengangkutan sampah harus benar-benar diatur," imbuh Tedy.
Dalam pengalamannya, terang Tedy, perhatian lebih difokuskan pada pengaturan jadwal armada truk-truk sampah mulai dari lokasi pengangkutan hingga ke pembuangan sampah di Bantargebang, Kota Bekasi.
Tak hanya itu, dalam perjalanan tersebut, lanjut Tedy, diusahakan tak ada sampah yang jatuh tercecer. "Belum lagi bau sampah yang tak bisa disembunyikan kan," ujar Tedy.
Lagi-lagi, kepedulian pada kebersihan tersebut memang harus tersemat betul-betul di dalam hati warga masyarakat. "Ya, kita harus menjadi teladan," kata pebulutangkis putri Indonesia Greysia Polii, awal Juli silam.
Satu hal yang harus mengemuka adalah edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan. "Karena, pasti masih saja ada yang membuang sampah sembarangan saat Asian Games nanti," kata Cahyadi Wanda.
Inasgoc, kata Cahyadi lagi, sejak awal sudah mewujudkan begitu banyak tempat sampah di arena pertandingan.
"Tapi percuma saja ada banyak tempat sampah kalau masyarakat masih saja berperilaku membuang sampah sembarangan," ujar Cahyadi.
"Edukasi dan edukasi itu harus terus-menerus," pungkas Tedy Agustiansjah.
Maka dari itulah, demi menjadi tuan rumah bermartabat, yuk, utamakan kebersihan saat Asian Games!
(Baca: Asian Games 2018, Pemain dan Penonton Harus Tunjukkan Sportivitas)