JAKARTA, Kompas.com - Seorang pejabat federasi bulu tangkis dunia (BWF) sempat menyatakan kekecewaan kepada sikap para jurnalis dalam konferensi pers Blibli Indonesia Open 2018, Kamis (05/07/2018).
Gayle Alleyne, Communication Manager BWF yang bertugas dalam Blibli Indonesia Open 2018 ini mengaku kecewa karena pasifnya wartawan dalam konferensi pers yang menghadirkan peringkat satu ganda putera dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.
Saat itu, Kevin/Marcus baru saja memastikan diri lolos ke babak perempat final setelah mengalahkan ganda putera Malaysia, Yew Sin Ong/Ee Yi Teo dengan skor 21-18, 21-12. Usai pasangan Indonesia ini memberi komentar mengenai jalannya pertandingan, panitia memberi kesempatan kepada para jurnalis yang hadir untuk mengajukan pertanyaan kepada Marcus/kevin.
Namun kesempatan ini tidak dimanfaatkan para jurnalis dan tidak ada yang mengajukan pertanyaan kepada unggulan pertama tersebut. Alhasil, konferensi pers berjalan singkat dan Kevin/Gideon yang sempat heran, langsung meninggalkan ruangan.
Namun situasi ini dipertanyakan oleh Gayle Alleyne, Communication Manager BWF yang mengawasi jalannya konferensi pers. "Buat apa para pemain itu disuruh datang ke ruang konferensi pers kalau para jurnalis itu tidak membutuhkan kutipan dari mereka? Ini kan sama saja membuang waktu."
Menurut Alleyne, seharusnya para jurnalis berusaha memperkaya tulisan atau liputan mereka dengan mendapat gambaran yang utuh dari para pemain. "Setelah menyaksikan mereka bermain, seharusnya mereka kan juga memperdalam analisa pertandingan mereka dengan perspektif pemain? Apa mereka tidak ingin tahu mengenai hal itu?"
Ia menyebut di beberapa negara lain seperti di Malaysia Open, para jurnalis memanfaatkan kesempatan konferensi pers untuk menggali informasi yang banyak dari para pemain.
Alleyne membantah anggapan konferensi pers berjalan terlalu datar, tanpa pengarahan dan terlalu cepat. Apalagi dengan adanya anggapan bahwa banyak jurnalis yang meliput tanpa pengetahuan yang memadai soal kejuaraan ini. "Saya kira tidak. Bahan bisa begitu mudah didapat dari internet. Juga tak ada kendala bahasa kan? Apalagi ini anda berbicara dengan pemain anda sendiri yang mempunyai prestasi kelas dunia."
Beberapa wartawan yang hadir menyebut konferensi pers memang terkesan berjalan terlalu terburu-buru dna seperti dikejar waktu. "Seharusnya panitia juga harus pandai mengangkat masalah yang berkaitan dengan pertandingan yang baru berlangsung. Jadi baik panitia mau pun jurnalis yang hadir di konferensi pers sebaiknya sama-sama memiliki pengetahuan tentang pertandingan yang baru selesai," ungkap seorang jurnalis bulu tangkis senior.
Situasi kecanggungan seperti ini memang mungkin saja terjadi pada konfrensi pers olah raga. Apalagi bila ada kesenjangan pengetahuan antara nara sumber dan jurnalis yang hadir. Situasi ini mungkin harus diantisipasi, agar pada Pesta olahraga Asia (Asian Games) 2018, tidak ada kecanggungan di ruang konferensi pers.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.