JAKARTA, Kompas.com - Test event cabang akuatik Asian Games 2018 mendatang akan berlangsung di kolam renang Stadion Baru Gelora Bung Karno, Senayan pada 5-15 Desember 2017.
Selama sebelas hari, kolam renang GBK yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo, pekan lalu akan menjadi uji coba empat cabang olahraga akuatik yaitu renang, polo air, loncat indah dan renang artistik atau renang indah.
Sementara pada tanggal 9 Desember, dalam acara bertajuk "CIMB Niaga Indonesia Open Aquatic Championship" itu akan digelar Masters Swimming, ajang yang memberi kesempatan kepada para mantan atket nasional mau pun awam untuk merasakan kolam renang bertaraf internasional yang akan digunakan pada Asian Games 2018 mendatang.
"Masters swimming memang akan diikuti para mantan atlet mau pun awam yang telah berusia 30 tahun ke atas," kata wakil ketua umum PB PRSI, Harlin E. Rahardjo di kolam renang GBK Senayan, Senin (04/12/2017). "Mereka bisa tergabung dalam perusahaan, alumni sekolah atau pun perkumpulan renang. Kami hanya ingin menunjukkan olahraga ini tidak dibatasi usia, dari di bawah 10 hingga 80 tahun ke atas akan ikut," kata Harlin.
Dalam empat cabang tersebut, keseluruhan peserta yang akan ikut mencapai 2000 orang, dengan peserta event renang prestasi mencapai 1.106 orang. "Kalau dulu eventnya adalah Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan se Indonesia (KRAPSI) yang rutin diadakan setiap akhir tahu. Tetapi karena ini berkaitan dengan test event buat Asian Games, kami naikkan menjadi Indonesia Open untuk cabang akuatik," ungkap Harlin.
Ketua panitia pelaksanan sekaligus Kabid Pembinaan dan Prestasi PB PRSI, Wisnu Wardhana, menyebut setiap cabang akan memberikan atraksi terseniri. "Loncat indah pada 5-9 Desember akan diikuti 100 atlet dari Indonesia dan beberapa negara Asia seperti Malaysia, Vietnam, Filipina, Thailand dan India. Sementara cabang renang artistik akan menunjukkan keberhasilan pembinaan kita dengan pengelompokan usia dari 9 tahun hingga tak terhingga," lanjut Wisnu.
Baik Wisnu mau pun Harlin mengakui bahwa daya tarik utama tetap pada perlombaan renang prestasi, saat para atlet akan mewakili perkumpulan renang-masing-masing. Untuk itulah, pengurus PB PRSI juga mewajibkan para atlet pemusatan latihan nasional untuk ke Asian Games 2018, wajib mengikuti lomba ini. "Tidak ada alasan sebenarnya mereka tidak mau ikut. Apalagi venues yang baru ini ideal sekali untuk meningkatkan catatan waktu terbaik mereka," lanjut Harlin.
Wisnu menegaskan pihak PB PRSI sendiri akan menjaring para atlet dari ajang Indonesia Open ini yang akan dibagi dalam tiga kepentingan. Para atlet utama akan disiapkan untuk Asian Games 2018. "Metreka harus mampu menempati peringkat delapan besar di antara para atlet Asia," lanjut Wisnu. Prioritas kedua diberikan kepada pelapis dua yang disiapkan untuk SEA Games 2019 di Filipina. "Mereka yang berusia 20-an tahun seharusnya sudah matang untuk menjadi pelapis Siman cs."
Sementara untuk lapis ketiga, PB akan mencari para atlet berusia di bawah 18 tahun. "Mereka disapkan untuk Youth Olympic Games, Oktober 2018 serta kalau bisa ke SEA Games 2019 serta Olimpiade 2020," lanjutnya.
Untuk menarik penonton datang menyaksikan ajang ini, pihak panitia tidak menarik bayaran. "Kita memang menyiapkan juga para penonton untuk tidak kaget saat harus membeli karcis Asian Games nanti. Tetapi untuk sekarang gratis dulu," kata Harlin.
Gatot Tetuko dari GBK Sernayan menyebut meski gratis ada beberapa batasan yang harus diketahui para penonton muu pun atlet dan ofisial. "Di sekitar kolam dilarang menggunakan alas kaki, termasuk sandal. Mereka juga hanya boleh membawa konsumsi di tribun penonton," kata Gatot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.