JAKARTA, Kompas.com - Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda (Dispora) Provinsi DKI Jakarta Drs. H. Ratiyono, MMSi menyebut pihaknya akan melakukan segala upaya untuk mengembalikan posisi DKI menjadi juara umum pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua.
Hal ini diungkap oleh Ratiyono saat menutup Invitasi renang mahasiswa Provinsi DKI Jakarta 2017 di Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta, Sabtu (02/12/2017). Menurutnya, DKI tak ingin mengulang prestasi PON Jawa Barat 2016 lalu, saat kontingen DKI berada di urutan tiga di bawah kontingen Jawa Barat dan Jawa Timur.
"Tentu kami ingin kembali menjadi juara umum seperti PON 2012 di Riau," kata Ratiyono."Untuk itu kami akan melakukan segala hal yang mendukung atlet tampil maksimal membela daerah mereka di Papua nanti."
Usaha yang dilakukan pihak Dispora DKI adalah menyiapkan atlet-atlet yang akan tampil prima di Papua. "Atlet PON 2016 yang masih memiliki prestasi baik akan kami pertahankan. Kami sebisa mungkin tidak akan menggunakan pola rekrutmen dengan berbelanja atlet daerah. Apabila atlet daerahnya yang ingin pindah Jakarta karena fasilitas latihan mau pun kesempatan bertanding, kami akan sangat terbuka," lanjutnya.
Ratiyono mengakui masalah tertundanya pemberian uang pembinaan bulanan yang tersendat pada 2017 ini membuat banyak atlet Pelatda yang kecewa. "Memang ada kendala administrasi, tetapi sudah bsia diselesaikan dan seharusnya pekan ini semua hak atlet dan pelatih sudah diselesaikan," lanjut Ratiyono.
Namun Ratiyono membantah soal adanya "utang" Pemprov DKI untuk memberikan sisa bonus PON 2016 lalu. "Tidak ada sisa bonus PON itu. Bonus yang kami bagikan pada awal 2017 tersebut sudah sesuai dengan aturan dari Kemenpora bahwa bonus dari event lokal harus lebih rendah daripada bonus tingkat nasional," katanya lagi.
Ia malah menganjurkan atlet untuk lebih berkonsentrasi pada prestasi untuk dapat bersaing di tingkat nasional. "Kalau mereka masuk Pelatnas SEA Games atau Asian Games, dari sana kita bisa berharap pada bonus yang lebih besar," ungkap Ratiyono lagi.
Pada masa Gubernur Djarot Saiful Hidayat, para atlet dan pelatih Pelatda DKI memang dijanjikan akan mendapat uang pembinaan dan sisa bonus PON secara terpisah. Namun janji yang beredar antara Juli-Agustus 2017 lalu tidak terwujud karena adanya konflik internal KONI serta proses pergantian Gubernur DKI.
Ratiyono menyebut pemantauan terhadap kemajuan atlet DKI dilakukan Dispora dengan pengurus cabor. "Bisa pada tingkat kejurprov, Gubernur Cup atau pun kejuaraan pelajar dan mahasiswa. Untuk atlet mahasiswa, kami harap juga dukungan dari sekolah yang bersangkutan, baik dari ijin mau pun kesejahteraan si atlet," kata Ratiyono lagi.
Invitasi renang mahasiswa DKI berlangsung 30 November sampai 2 Desember 2017. Pada invitasi ini, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menjadi juara umum dengan mengumpulkan 11 emas, 14 perak dan 4 perunggu. Posisi dua ditempati Perbanas Institute dengan 10 emas, 1 perak dan 4 perunggu serta satu gelar atlet putera terbaik. Posisi tiga ditempati Bina Nusantara University dengan 2 emas, 3 perunggu serta gelar atlet puteri terbaik.