BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kemenkominfo

Dari Laura Aurelia, Indonesia Bisa Belajar Bangkit Raih Prestasi

Kompas.com - 01/12/2017, 10:04 WIB
Mikhael Gewati

Penulis


KOMPAS.com
- Bangkit, bangkit, dan bangkit. Kata-kata itu mungkin yang ada pada benak Laura Aurelia, saat harus menerima kenyataan duduk di kursi roda akibat cidera di tulang punggungnya yang menyebabkan masalah koordinasi dari pinggang ke bawah.

“Saat Pekan Olah Raga Pelajar Daerah (POPDA) 2015 saya terjatuh. Ya, terus jadi seperti ini,” kata Laura menunjuk ke arah kursi rodanya, dalam artikel Kompas.com, Jumat(11/11/2016).

Padahal sebelum terjatuh di kamar mandi, kedua kaki Laura masih berfungsi dengan normal. Di kejuaraan itu dia menjadi perenang yang mewakili Propinsi Kalimantan Timur.

Terpilihnya Laura sebagai perenang remaja dari Kalimantan Timur bukanlah tanpa perjuangan. Sebelumnya pelajar berusia 18 tahun ini sudah sering berlaga di kompetisi-kompetisi olah raga remaja.

Keseriusan dia terhadap olahraga renang terjadi tanpa sengaja. Pada awal-awal Luara berlatih renang untuk meredakan penyakit asama yang dideritanya.

Lambat laun karena sering berenang, dia lalu jatuh hati kepada olahraga air ini dan menjadi hobi. Hingga akhirnya Laura memutuskan untuk menekuni olahraga tersebut.

Namun, jalan hidup Laura tak semulus atlet renang pada umumnya. Usai mengetahui dirinya membutuhkan kursi roda untuk bergerak, sejak saat itu dia mulai tertekan. Laura bahkan sempat berniat untuk mengambil jalan pintas, yaitu butuh diri.

"Saya hancur. Saya bahkan sempat berpikir untuk bunuh diri. Terbiasa hidup normal dan mendadak harus bergantung pada kursi roda membuat saya tertekan. Saya sulit menerima dan butuh waktu lama untuk menerima kecacatan saya," kata Laura, seperti dimuat bolasport.com, Selasa (19/9/2017).

Meski sempat mengalami masa sulit, Laura lalu bangkit kembali untuk menekuni olah raga renang yang dia cintai sehingga bisa tampil dalam Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/ 2016.

Paralimpik Nasional adalah pekan olah raga daerah untuk pelajar berkebutuhan khusus atau difabel. Event ini biasanya dilaksanakan usai gelaran POPDA .

"Tidak pernah mudah untuk kembali menjadi diri lama saya lagi dalam hal berenang. Banyak rekan tim (atlet renang normal terdahulu) yang melihat perjuangan saya merasa heran. Mereka bilang, mengapa saya tidak berhenti saja?" ungkap Laura.

Beruntung, kata Laura, keluarga dan orang-orang terdekatnya sangat mendukung dan mendorong dirinya untuk terus giat berlatih renang. Dengan begitu, Laura bisa kembali bersemangat lagi.

Hasilnya tak sia-sia, remaja putri berambut panjang ini berhasil meraih medali perak di Peparnas XV/ 2016. Termutakhir, pemilik nama lengkap Laura Aurelia Dinda ini berhasil mempersembahkan dua medali emas pada gelaran ASEAN Para Games di Kuala Lumpur, Malaysia, 2017.

Laura Aurelia Dinda (tengah pakai kursi roda) menyumbangkan medali emas untuk kontingen Indonesia di ASEAN Para Games 2017. Dia mengukir waktu 40.48 detik di nomor renang 50m gaya bebas S5.  Pada gelaran tersebut Laura juga mencetak 2 rekor baru renang di ajang tersebut. Laura Aurelia Dinda (tengah pakai kursi roda) menyumbangkan medali emas untuk kontingen Indonesia di ASEAN Para Games 2017. Dia mengukir waktu 40.48 detik di nomor renang 50m gaya bebas S5. Pada gelaran tersebut Laura juga mencetak 2 rekor baru renang di ajang tersebut.
Lebih dari itu, dua keping emas yang diraihnya berhasil memecahkan rekor ASEAN Para Games sebelumnya. Pada nomor renang gaya bebas putri 100 meter (m) kategori S6, Laura membukukan catatan waktu 01:30.27, lebih cepat dari rekor lama 01:30.77.

Adapun pada nomor gaya bebas putri 50 m kategori S5 dia berhasil finis dengan catatan 40.48 detik, mempertajam rekor sebelumnya yaitu 44.30 detik.

Sebenarnya tak cuma Laura Aurelia, masih banyak atlet-atlet difabel Indonesia yang telah bangkit dari keterpurukan. Mereka berhasil melewati masa-masa suram saat salah satu anggota tubuhnya tidak berfungsi atau harus diamputasi akibat mengalami kecelakaan.

Mereka kemudian membuktikan dengan mengharumkan nama bangsa pada ajang ASEAN Para Games 2017 dengan mempersembahkan medali emas, perak dan perunggu. Hasilnya kontingan Indonesia berhasil menjadi juara umum dengan menduduki peringkat puncak perolehan medali pada ajang tersebut.

Tim Garuda difabel total mendapatkan 126 medali emas, 75 perak, dan, 50 perunggu. Mengungguli Malaysia di ranking kedua dengan perolehan 90 emas, 85 perak, dan 83.

Asian Para Games 2018

Kini mereka pun akan menghadapi gelaran olahraga dengan level yang lebih tinggi yaitu Asian Para Games. Pesta olahraga antar negara-negara se-Asia khusus untuk atlet berkebutuhan khusus itu akan berlangsung di Jakarta dari 6-13 Oktober 2018.

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi pun yakin keberhasilan kontingen Indonesia di ASEAN Para Games Kuala Lumpur 2017 menjadi modal berharga menghadapi Asian Para Games Jakarta 2018.

"Para atlet akan bersiap menyongsong sukses berikutnya, yakni di Asian Para Games 2018. Menyiapkan diri kembali mengibarkan Merah Putih di Asian Para Games di Jakarta dan Palembang,” ujar Imam Nahrawi dalam artikel Kompas, Senin(25/9/2017).

Asian Para Games Jakarta 2018 akan berlangsung pada 6-13 Oktober 2018Youtube Asian Para Games Jakarta 2018 akan berlangsung pada 6-13 Oktober 2018
Senada dengan Iman Nahrawi, Ketua Umum Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia Senny Marbun juga optimistis kalau pencapaian kontingan Indonesia pada Asian Para Games 2018 nanti akan lebih baik dari Asian Para Games, Icheon, Korea Selatan 2014.

Menurut dia sebagai tuan rumah, RI bakal mampu memperbaiki peringkat dari sebelumnya peringkat kesembilan di Asian Para Games Incheon 2014. ”Harapannya naik ke kedelapan atau ketujuh,” kata dia

Pada Asian Para Games di Icheon, Indonesia berhasil mendapatkan 39 medali dari emas (9), perak (11), dan perunggu (18).

Kenyakinan Iman dan optimisme Senny bukanlah tanpa alasan. Ini karena para atlet difabel nasional punya motivasi dan semangat yang tinggi untuk bersaing di level yang lebih tinggi.

Suparni Yati misalnya. Atlet difabel tolak peluru kategori F20 (memiliki keterbatasan kecerdasan atau IQ) mengatakan kalau medali emas yang berhasil ia dapatkan di ASEAN Para Games 2017 belum membuatnya puas.

"Pasca kejuaraan di Malaysia, saya berjanji akan terus berlatih dan berusaha, karena saya mau mendapatkan prestasi yang lebih tinggi lagi. Semoga kelak bisa berkompetisi di Asian Games 2018 di Indonesia dan Paralimpiade 2020 di Tokyo," pungkas Suparni dengan nada optimis, seperti dimuat Kompas.com Rabu(20/9/2017).


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com