JAKARTA, Kompas.com - Pelatih nasional renang, Hartadi Nurtjojo menyebut kemajuan atlet-atlet renang Vietnam akan menjadi ancaman tersendiri dalam persaingan di tingkat Asia Tenggara.
Hal ini diungkap Hartadi, Selasa (14/11/2017) menyusul hasil yang dicapai para atlet junior Indonesia dalam ajang 41st South East Asia (SEA) Age Group Swimming Championship 2017 yang berlangsung di bandar Seri Begawan, Brunei, 10-12 November lalu. Dalam kejuaraan ini Vietnam menjadi juara umum dengan 51 emas, 27 perak dan 13 perunggu. Sementara Indonesia bertahan di peringkat dua seperti tahun lalu dengan 19 emas, 24 perak dan 14 perunggu.
"Tim Vietnam memang juga menurunkan atlet SEA Games lalu, namun mereka pun masih berada di kelompok umur II (13-14 tahun) dan I (15-18 tahun). Jadi untuk masa depan mereka memiliki banyak pilihan atlet yang bagus," kata Hartadi.
Banyaknya atlet muda ini membuat tim Vietnam memiliki pilihan yang lebih variatif terutama untuk nomor estafet. Pada SEA Age Group kali ini, nomor estafet sifatnya campuran (dua putera dan dua puteri) dengan jumlah usia atlet dalam satu tim dibatasi 61 tahun. "Mereka bisa menurunkan atlet usia 15 dan 16 dengan kualitas yang sama baiknya," lanjut Hartadi. "Sementara bila kita menurunkan satu atlet berusia 17 tahun, berarti harus ada atlet usia 14 tahun yang diturunkan."
Hartadi melihat pesatnya kemajuan Vietnam tentu tak lepas dari dukungan dana dari pemerintah negara tersebut. "Mereka mengikuti pola pembinaan di China dengan menekankan pada perkembangan atlet usia muda dan kerap dikirim mengikuti pertandingan sejak usia muda."
Namun Hartadi tidak melihat pola pembinaan itu dijalankan juga oleh negara-negara ASEAN lainnya. "Thailand dan Malaysia tampaknya menjalankan pola pembinaan atlet muda sama seperti kita. Begitu pun Singapura. Yang berbeda adalah Filipina. Ternyata sekarang banyak atlet muda yang berlatih dan bersekolah di dalam negeri mampu menunjukkan prestasi," kata Hartadi.
Untungnya, dari kejuaraan ini Indonesia yang menurunkan 22 atlet bisa meloloskan empat perenang yang mampu menembus limit-A Olimpiade Remaja (Youth Olympic Games) yang akan berlangsung di Argentina pada 2018.
Farrel Armandio Tangkas di nomor 200 meter gaya punggung dengan waktu 2 menit 04,60 detik (Limit-A 2:05.50), kedua Azel Zelmi nomor 200 meter gaya kupu-kupu dengan waktu 2 menit 05,72 detik (Limit-A 2:05,73). Kemudian atlet puteri Adinda Larasati Dewi lolos pada nomor 100 meter gaya kupu-kupu mencatat waktu 1 menit 01,94 detik (Limit-A 1:02,04). Terakhir, Azzahra Permatahani nomor 200 meter gaya kupu-kupu 2 menit 15,26 detik (limit-A 2:16,34).
Wakil Ketua Umum PP PRSI, Harlin E. Rahardjo menyebut keempat atlet ini berpeluang mewakili Indonesia pada Youth Olympic Games yang berlangsung di Argentina pada Oktober 2018. "Memang seleksi masih melihat hasil pertandingan hingga Juni 2018 mendatang, namun saat ini merekalah yang bisa menembus limit A. Jika ada nama lain yang mampu menembus limit A, kita akan lihat berdasar peraingkat FINA," kata Harlin.
Harlin tidak menutup kemungkinan adanya pergeseran atlet yang akan lolos ke Argentina. "Saya meminta kepada pelatih nasional David Armandoni untuk memantau kemajuan para atlet eks SEA Age Group ini. Termasuk juga Kaikea Putra Boyum yang berlatih bersama ayahnya di Amerika," kata Harlin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.