JAKARTA, Kompas.com - Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (PP FPTI) meminta pemerintah juga memberi bantuan penuh agar para atklet dan pengurus olah raga dapat mencapai prestasi tinggi pada Asian Games 2018 mendtang.
Menurut Ketua umum PP FPTI, Faisol Riza di Jakarta, Senin (11/09/2017), pihaknya pada awalnya optimistis dapat memenuhi target untuk menyumbanghkan dua medali emas pada ajang Asian Games mendatang. Namun optimisme tersebut mengempis seiring dengan keputusan Dewan Olimpik Asia (OCA) untuk memangkas nomor panjat tebing dari 12 hingga menjadi hanya dua nomor.
"Bukan hanya peluangnya yang diperkecil karena pengurangan kuantitas nomor, tetapi nomor yang diperlombakan juga bukanlah nomor dari atlet-atlet andalan kami,"kata Faisol.
Meski belum diberitahu secara resmi, cabang panjat tebing pada Asian Games 2018 tampaknya hanya akan mempertandingkan dua nomor yaitu nomor kombinasi putera dan puteri. Nomor kombinasi ini mengandung unsur speed, boulder dan lead. Pada 3 jenis lomba tersebut p[enilaian meliputi kecepatan, ketinggian serta kemampuan mengatasi rintangan.
Ätlet yang berpeluang medali untuk nomor kombinasi ini biasanya kuat pada nomor boulder dan lead," kata Pristiawan Buntoro, Ketua II PP FPTI. "Dari 20 atlet yang sekarang ada, peluang terbesar kita sebenarfnya justru di nomor speed."
Menurut Pristiawan, di nomor speed, dua atlet Indonesia, Sabri dan Aspar mampu menyamai pencapaian nilai yang tercatat sebagai rekor dunia. "Mereka mencapai poin 548 dan terus dipertajam hingga 538,"kata Pristiawan. "Begitu pun di nomor puteri, atlet kita di speed ada yang mencapai 732, sama dengan rekor dunai yang dipegang atlet Rusia."
Selama ini para atlet panjat tebing Indonesia melakukan pendadaran diri di Yogyakarta. Dari 30 atlet yang sebelumnya bergabung telah dipangkas menjadi 20 dengan anggapan ASian Games tetap mempertandingkan 8-10 nomor seperti pada ajang internasional.
"Terus terang waktu kita sudah sangat mepet untuk mempersiapkan atlet all round yang baik dan mampu tampil di speed, lead atau pun boulder. Di luar saja, para atlet-atlet negara Asia seperti China, Iran biasanya kuat di nomor speed," kata Pristiawan lagi. "Yang diuntungkan tentunya atlet Jepang serta Korea yang selama ini kuat di boulder dan lead."
Faisol Riza menyebut akan mengirim surat kepada Wakil Presiden Yusuf Kalla selaku ketua pengarah INASGOC utnuk mencoba membuka lagi pembicaraan ke arah penambahan nomor tersebut. "Bukannya bermaksud kotor, tetapi bagi kami lebih baik ngotot di awal baru berjuang maksimal, ketimbang kita berjuang tetapi sebenarnya sudah tahu hasilnya tak mungkn maksimal," kata Faisol.
Ia menunjuk seperti yang dilakukan tuan rumah SEA Games XXIX/2017 lalu, Malaysia. "Malaysia memiliki otoritas untuk akhirnya bisa mendapatkan kemudahan untuk mencapai target mereka 111 medali emas. Jangan memandang itu sebagai perbuatan tidak sportif, karena bagaimana pun menurut saya lebih baik kita mempersiapkan yang baik pada awalnya. Kita tidak ingin kan setelah jatuh di SEA Games, olahraga kita akan terpuruk lagi di ASian Games dalam hal prestasi."