KOMPAS.com – Olahraga merupakan alat pemersatu bangsa. Jadi, tepat apabila peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) mengambil tema "Olahraga Menyatukan Kita".
Olahraga sebagai pemersatu bangsa disampaikan Menpora Imam Nahrawi pada puncak perayaan Haornas 2017 di Stadion Moch Subroto, Magelang, Sabtu (9/9/2017.
Menpora mengingatkan bahwa tidak ada perbedaan agama, suku, ras di olahraga, dan juga di setiap sendi kehidupan masyarakat Indonesia.
Menpora mengambil contoh beberapa pelaku olahraga yang tidak melihat perbedaan agama atau apa pun demi meraih prestasi tertinggi.
Baca juga: GALERI FOTO - Haornas 2017: Dari Tarian hingga Permainan Tradisional, Wujud Kebinekaan
"Suatu ketika, saya berkunjung ke sebuah desa di Ambon, yaitu Tulehu," kata Menpora saat memberikan sambutan.
"Desa itu termasuk wilayah yang menjadi konflik berkepanjangan di Ambon. Adalah Sani Tawainella, seorang pelatih dan mantan pemain sepak bola yang berhasil menyatukan perbedaan," ujarnya.
Menpora mengatakan, Sani berhasil meramu tim sepak bola U-15 dari lintas agama.
Mereka kemudian meraih sukses dengan menjadi juara pada Piala Medco 2006.
Sukses tim itu memulihkan kehidupan masyarakat Maluku yang terbelah akibat konflik sosial pada 2000-an.
"Keberhasilan Sani mengubah cara pandang masyarakat dalam melihat perbedaan agama, suku, dan ras," kata Menpora lagi.
Namun, tidak ada masalah dengan perbedaan itu. Mereka pun meraih prestasi, puncaknya merebut emas di Olimpiade Rio 2016.
"Semua tahu pasangan itu representasi Bhinneka Tunggal Ika dengan beda etnis dan agama," ucap Menpora.
"Melalui olahraga, mereka disatukan dan berhasil mengharumkan nama Indonesia," ujarnya.
Perayaan ke-34 Haornas memang kental bernuansa kebinekaan.