JAKARTA, Kompas.com – Pengurus Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Provinsi DKI Jakarta masa bakti 2017-2021 resmi dilantik dalam acara di Kolam Renang Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (25/5/2017).
Acara pelantikan yang dilakukan usai lomba renang "Jakarta Open" ini dilakukan oleh ketua umum Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI), Anindya Novyan Bakrie.
Jabatan Ketua Umum PRSI Jakarta resmi dipegang oleh Erwin Eka Kurniawan. Praktisi perpajakan nasional dan anggota DPP Perindo ini memang dikenal dekat dengan dunia renang Jakarta. Salah satu puterinya, Laila Siti Aminah saat ini merupakan atlet renang Pengprov DKI.
Saat pidato pelantikannya, Erwin berjanji akan meningkatkan prestasi renang DKI dengan sasaran utama adalah menjadi juara umum di Pekan Olah Raga Nasional (PON) 2020 di Papua. Pada PON XIX/2016 di Jawa Barat, tim renang renang DKI berada di peringkat tiga pengumpul medali terbanyak di bawah Jawa Barat dan Jawa Timur.
"Kita akan bekerja keras memenuhi target ini. Dengan moto kita,'bring back glory'' kita akan coba kembalikan kejayaan renang Jakarta," kata Erwin. Moto "Balikin Kejayaan Renang DKI" ini memang menjadi isu utama sejak merosotnya prestasi renang DKI di PON XVIII/2012 dengan hasil nihil medali emas.
Dengan kepengurusan yang besar (sekitar 60 orang), Erwin melibatkan beberapa nama yang sudah terbiasa berkecimpung di dunia renang DKI dan nasional seperti Albert C. Sutanto (Kabid Pembinaan dan Prestasi) serta Felix C. Sutanto (Ketua Komtek renang) mau pun M. Akbar Nasution.
Erwin Eka Kurniawan tepilih sebagai ketua umum Pengprov PRSI DKI pada pemilihan 7 Mei lalu menggantikan ketua umum lama, Rudy Salahuddin Bunyamin Ramto. Di bawah kepengurusan Rudy Bunyamin, Erwin Eka sudah menjabat sebagai wakil ketua umum.
Salah satu masalah yang dihadapi kepengurusan baru ini ini adalah soal uang pembinaan buat atlet-atlet yang masuk dalam Pemusatan latihan daerah (Pelatda). Atlet Pelatda DKI sudah tidak memperoleh uang pembinaan sejak berakhirnya PON XIX/2016, September lalu. Tersendatnya pemberian uang pembinaan ini dikabarkan terjadi karena adanya dualisme dalam kepengurusan KONI DKI antara kepengurusan Dody Rahmadi Amar dan kepengurusan Yudi Suyoto.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.