JAKARTA, Kompas.com - Pelatih renang ternama Sergio Lopez Miro menganggap Indonesia memiliki potensi besar untuk dapat menggeser dominasi Singapura di Asia Tenggara.
"Jangan lihat Singapura dari nama Joseph Schooling dan Quah Zheng Wen saja. Keduanya memang memiliki kelebihan dibandingkan atlet renang kebanyakan di Asia Tenggara bahkan Asia," kata Lopez Miro saat memberikan swimming clinic bersama perkumpulan renang Millennium Aquatic (MNA) di Jakarta, 31 Meret hingga 1 April.
Nama Lopez Miro memang dianggap berhasil mencetak peraih emas Olimpiade, Joseph Schooling sejak berlatih bersamanya di Bolles. Ia kemudian membawa prestasi sensasional saat tim renang Singapura menyapu 23 medali emas di SEA Games 2015 lalu.
"Secara dasar, Indonesia memiliki potensi besar, karena banyaknya atlet renang usia muda dan mereka memiliki kemauan untuk maju. Hanya memang mungkin belum ketemu metode yang cocok," katanya.
Pelatihan renang yang diberikan Lopez Miro ini melibatkan juga para atlet-atlet pelatnas SEA Games yang bergabung dengan PR MNA seperti Siman Sudartawa, Dennis Tiwa, Putra M. Randa, Patricia Joshita dan Kania Ratih seta para atlet pelatda DKI seperti Adityastha Rai dan Laila Siti Aminah.
Menurut pelatih MNA, Felix C. Sutanto, kehadiran Sergio Lopez Miro merupakan bagian dari rangkaian kegiatan swimming clinic di tiga negara yaitu Indonesia, Thailand dan Malaysia. "Keberhasilan Sergio mencetak Schooling dan juga membawa Singapura meraih prestasi puncak di SEA Games 2015 lalu tentunya merupakan alasan kita untuk meminta dia membagi ilmunya di sini," kata Felix.
Menurut dia, selama dua hari ini Lopez Miro memberi masukan yang baru untuk para atlet mau pun staf pelatih di MNA. "Sergio memberi metode latihan yang berbeda serta membetulkan teknik renang atau pun teknik pernafasan," katanya. "Tentu memang tidak seketika mengubah, tetapi setidaknya ini bsia kita jadikan pegangan dalam latihan."
Sergio Lopez Miro merupakan peraih medali perunggu nomor 200 meter gaya dada pada Olimpiade Seoul 1988. Lahir di Barcelona, 15 Agustus 1968, Lopez Miro mengaku dirinya adalah tipe perenang yang meraih prestasi melakui kerja keras. "Saya selalu kalah hingga usia 18, tetapi baru menuai hasilnya tahun-tahun setelah itu," ungkapnya kepada para atlet muda Indonesia.
"Jadi jangan pernah putus asa apabila kita belum meraih prestasi baik atau silau kepada atlet yang buruk di latihan namun mampu meraih prestasi lebih baik," ujarnya. "Semua itu hanya tipuan sementara. karena tanpa latihan keras, semuanya akan cepat hilang."
Lopez Miro melihat seharusnya Indonesia memiliki potensi lebih baik daripada Singapura untruk menghasilkan atlet renang yang baik. "Saya selalu merasa nyaman dengan gaya melatih di mana para atlet dan staf pelatih mau mengevaluasi proses setiapkali hasil setiap suai latihan. Di Singapura saya tidak mendapatkan itu."
Jadi untuk SEA Games 2017, Lopez Miro memberi pesan,"Let's beat Singapore...!"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.