Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Edhy Prabowo
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra

Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI, Ketua Komisi IV DPR RI, Wakil Ketua DPP Partai Gerindra

Pencak Silat, Beladiri Nasional yang Mendunia

Kompas.com - 08/12/2016, 11:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

APA yang muncul di benak Anda ketika menyaksikan ratusan pesilat dari seluruh dunia berkumpul dan beradu ketangkasan dalam sebuah ajang kejuaraan dunia pencak silat? Mungkin perasaan Anda tak jauh berbeda dengan saya: bangga sekaligus terharu, namun juga miris.

Ini beladiri asli warisan budaya nenek moyang kita. Produk hasil olah akal pikiran insan Indonesia yang memiliki ciri khas melekat pada masing-masing suku bangsa dari Sabang sampai Merauke. Sayangnya, gaungnya kurang terdengar di negara sendiri.

Pencak Silat, ilmu bela diri asal negeri sendiri, tidak bisa dipungkiri dan telah diketahui hampir semua orang. Tetapi jarang yang tahu bagaimana Pencak Silat sudah begitu merasuk pada perjuangan Indonesia meraih kemerdekaannya. Jauh sebelum kemerdekaan itu diraih.

Pada zaman penjajahan Belanda, kisah–kisah heroik para pesilat yang juga pimpinan perjuangan di tanah aslinya, beredar cukup banyak. Pencak Silat dipelajari dan dipergunakan dengan baik oleh punggawa kerajaan, kesultanan, maupun para pejuang dalam melawan penjajahan.

Kita tentu masih ingat jelas kisah Si Pitung, dan tokoh dunia persilatan lain di masa itu, yang bukan sekadar dongeng tetapi memang tokoh dunia nyata. Pencak Silat ketika itu diajarkan di perguruan secara sembunyi-sembunyi dan turun-temurun. Jika ketahuan Belanda, nyawa taruhannya.

Kekhawatiran musuh cukup beralasan, karena hampir semua tokoh pejuang kemerdekaan bangsa di masa itu juga pendekar silat. Tengku Cik di Tiro, Imam Bonjol, Fatahillah, Pangeran Diponegoro, itulah beberapa nama diantara ratusan pendekar silat yang sekaligus pejuang bangsa.

Menjelang Indonesia merdeka, tumbuhnya perguruan-perguruan silat yang bergerak secara rahasia justru menjadi cikal-bakal meluasnya keterampilan bela diri ini dari Sabang sampai Merauke.

Ilmu kanuragan kemudian disukai tidak saja oleh para jawara dan orang kuat-otot di kampung-kampung dan pelosok, tetapi juga dipelajari oleh para tokoh pergerakan, organisasi politik, sampai kepanduan.

Secara diam-diam pencak silat merasuk dan menjadi pupuk bagi kekuatan anti penjajahan di seluruh Nusantara. Ditambah lagi kebiasaan Belanda membuang paratokoh pejuang ke pelosok negeri, justru ikut membuat Pencak Silat tersebar ke pelosok Nusantara. Perguruan Silat tumbuh bak cendawan di musim hujan.

Pencak silat yang mendunia

Kejuaraan Dunia Pencak Silat ke-17 di Bali, yang berlangsung 3-8 Desember 2016, kembali menjadi bukti betapa kebenaran kisah emas sejarah ini. Luasnya wilayah sebaran peminat dan pelaku seni bela diri Indonesia di lima benua, kini kita saksikan lebih jelas di ajang dua tahunan ini.

KOMPAS.com/SRI LESTARI Pembukaan Kejuaraan dunia Pencak Silat ke 17 di Denpasar, Bali, Sabtu(3/12/2016)
Bila kita tengok situs resmi Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (PERSILAT), di mana Indonesia adalah salah satu penggagasnya, tertera jumlah negara anggota PERSILAT terdiri dari 44 negara.

Mereka adalah 1. Australia, 2. Austria, 3. Azerbaijan, 4. Banglades, 5. Belgia, 6. Brunei Darussalam, 7. Kamboja, 8. Canada, 9. Perancis, 10. Jerman, 11. India, 12. Indonesia, 13. Iran, 14. Jepang, 15. Kazakhstan, 16. Kyrgyzstan, 17. Kuwait, 18. Laos, 19. Malaysia, 20. Mauritius, 21. Myanmar, 22. Nepal.

Kemudian 23. Belanda, 24. Pakistan, 25. Filipina, 26.  Rusia, 27. Saudi Arabia, 28. Singapura, 29. Afrika Selatan, 30. Korea Selatan, 31. Spanyol, 32. Suriname, 33. Srilanka, 34. Swiss, 35. Tajikistan, 36. Thailand, 37. Turki, 38. Turkmenistan, 39. Inggris, 40. Amerika Serikat, 41. Uzbekistan, 42. Ukraina, 43. Vietnam, dan 44. Yaman.

Selama kejuaraan dunia berlangsung, 553 atlet dan ofisial dari 42 negara peserta yang berlaga di GOR Lila Buana Denpasar. Mereka bersaing dalam 24 kategori pertandingan, yaitu 18 cabang tanding dan enam cabang seni (tunggal, ganda, maupun beregu).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Tanah Air Soal Nilai Plus dan PR bagi Timnas Indonesia

Pengamat Tanah Air Soal Nilai Plus dan PR bagi Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
David da Silva Mogok Latihan dan Bertanding, Masalah Sensitif dengan Persib

David da Silva Mogok Latihan dan Bertanding, Masalah Sensitif dengan Persib

Liga Indonesia
Persija Kembali Main di Jakarta Saat Jamu Persis di SUGBK

Persija Kembali Main di Jakarta Saat Jamu Persis di SUGBK

Liga Indonesia
Jawaban soal Kans Nathan Dipanggil STY ke Timnas U23 Indonesia

Jawaban soal Kans Nathan Dipanggil STY ke Timnas U23 Indonesia

Liga Indonesia
Saat Shin Tae-yong Merasa Tak Enak Hati Usai Troussier Dipecat Vietnam...

Saat Shin Tae-yong Merasa Tak Enak Hati Usai Troussier Dipecat Vietnam...

Internasional
Liverpool Mundur dari Perburuan Alonso, Ada 2 Kandidat Pengganti Klopp

Liverpool Mundur dari Perburuan Alonso, Ada 2 Kandidat Pengganti Klopp

Liga Inggris
Keputusan Sudah Diambil, Xabi Alonso Satu Musim Lagi di Leverkusen

Keputusan Sudah Diambil, Xabi Alonso Satu Musim Lagi di Leverkusen

Bundesliga
Link Live Streaming Laga Liga 1 Malam Ini, PSM Makassar Vs Borneo FC

Link Live Streaming Laga Liga 1 Malam Ini, PSM Makassar Vs Borneo FC

Liga Lain
Man City Vs Arsenal: Meriam ke Kandang Macan, City 38 Laga Tak Terkalahkan

Man City Vs Arsenal: Meriam ke Kandang Macan, City 38 Laga Tak Terkalahkan

Liga Inggris
PSM Vs Borneo FC, Catatan Gemilang Tim Tamu Bikin Tavares Sulit Menutup Mata

PSM Vs Borneo FC, Catatan Gemilang Tim Tamu Bikin Tavares Sulit Menutup Mata

Liga Indonesia
Pengamat Malaysia Soroti Kemajuan Timnas Indonesia, Puji Prinsip STY

Pengamat Malaysia Soroti Kemajuan Timnas Indonesia, Puji Prinsip STY

Timnas Indonesia
Sorotan Media Korea Selatan ke 'Magis Shin Tae-yong' Bersama Timnas Indonesia

Sorotan Media Korea Selatan ke "Magis Shin Tae-yong" Bersama Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Gianluigi Buffon Bergabung, Italia Tak Akan Mengecewakan di Euro 2024

Gianluigi Buffon Bergabung, Italia Tak Akan Mengecewakan di Euro 2024

Internasional
Target Medali Indonesia Olimpiade Paris 2024 Tunggu Kualifikasi Semua Cabor

Target Medali Indonesia Olimpiade Paris 2024 Tunggu Kualifikasi Semua Cabor

Olahraga
Chelsea Vs Burnley: Sterling dan Pochettino Paham Kemarahan Fan

Chelsea Vs Burnley: Sterling dan Pochettino Paham Kemarahan Fan

Liga Inggris
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com