KOMPAS.com - Thailand sudah menjelma menjadi kekuatan baru dalam dunia bulu tangkis, khususnya pada sektor tunggal putri. Saat ini mereka memiliki pemain nomor empat dunia, Ratchanok Intanon, yang baru berusia 21 tahun.
Meskipun Intanon, yang sempat menduduki ranking pertama dunia pada April 2016, sedang dalam puncak penampilan, tetapi Thailand sudah memiliki calon bintang baru. Dia adalah Pattarasuda Chaiwan, yang merengkuh dua gelar pada Turnamen Blibli.com Badminton Asia U17 & U15 Junior Championships 2016 di GOR Jati, Kudus, Jawa Tengah, pada pekan lalu.
Ya, pemain berusia 15 tahun ini menyabet gelar dari nomor tunggal putri serta ganda campuran, bersama dengan Kunlavut Vitidsarn. Dengan demikian, Chaiwan, yang mendapat sebutan "Little Intanon" ini berhasil mempertahankan semua gelar tersebut yang tahun lalu pun menjadi miliknya. Si kecil berwajah mirip Intanon ini pun menjadi calon raksasa baru dari Thailand.
Keberhasilan Thailand menelorkan pemain hebat ini bukan sebuah kebetulan. Karena, negara tersebut sudah sangat serius membangun pondasi bulu tangkis, yang dimulai latihan keras serta kompetisi berkesinambungan, seperti diungkapkan oleh Peerapong Juprathansuk.
Pelatih di klub Banthongyord Badminton School, tempat Chaiwan dan Intanon mengasah kemampuan, mengatakan bahwa di negaranya terdapat banyak kompetisi. Bahkan, nyaris setiap pekan ada event yang diselenggarakan di beberapa wilayah negara tersebut.
"Banyak kompetisi, seminggu bisa sekali, bahkan dua sampai tiga kali, yang diselenggarakan di beberapa tempat. Ini yang bikin bulu tangkis Thailand maju pesat," ujar pelatih Chaiwan ini, yang sudah tujuh tahun menjalani karier tersebut.
Peerapong pun membeberkan latihan yang harus dijalankan oleh Chaiwan di klub yang sudah berdiri sejak 1991 itu. Dalam sehari, Chaiwan harus berlatih selama 6-8 jam, yang terbagi dalam sesi pagi, sore dan malam.
"Jenis latihannya mulai dari lari keliling lapangan, latihan beban serta teknik-teknik dasar," ungkapnya.
Tampaknya, latihan berat yang dijalani ini membuat Chaiwan menjadi pemain tangguh. Terbukti, fisiknya sangat kuat menjalani dua pertandingan yang melelahkan selama Kejuaraan Junior Asia kategori U-17 dan berakhir dengan kesuksesan.
Di sektor tunggal putri, Chaiwan (unggulan 1) menang 21-16, 12-17 atas rekan senegaranya yang merupakan unggulan ketiga, Chasinee Korepap. Sementara itu di ganda campuran berpasangan dengan Kunlavut Vitidsarn (unggulan 1), mereka menang 21-16, 21-15 atas unggulan kedua dari Malaysia, Yee Jun Chang/Pearly Koong Le Tan.
Meskipun demikian, jika harus memilih, Chaiwan akan fokus untuk nomor tunggal. Ini sejalan dengan keinginan pelatih, yang memang tidak pernah memberikan materi untuk nomor ganda.
"Selama latihan fokusnya untuk nomor tunggal, tak pernah untuk nomor ganda. Tetapi dia dan Kunlavut Vitidsarn langsung cocok ketika dipasangkan, karena mereka sudah sering bermain bersama meskipun tak ada latihan khusus," tutur sang pelatih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.