MAGELANG, KOMPAS.com — Bangga, satu kata itu mewakili perasaan Rahmawati (21) saat memamerkan dua medali emas dan perak yang baru saja diperoleh dari Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat.
Dua medali itu telah mengharumkan nama Provinsi Jawa Tengah, Kota Magelang, serta tanah kelahirannya, Kabupaten Magelang, di kancah olahraga nasional.
Gadis asal Dusun Berut, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, itu adalah salah satu atlet penyumbang emas cabang olahraga ekshibisi arung jeram kategori Down River Race R6 Putri. Adapun medali perak ia rebut dari kategori Sprint R6 Putri.
"Tentu bangga, akhirnya merebut emas untuk Jawa Tengah, apalagi kami mengalahkan Jawa Barat yang sudah juara dunia dalam World Rafting Championship 2015," ujar Rahma kepada Kompas.com, akhir pekan lalu.
Rahma bercerita, kecintaanya pada olahraga arung jeram bermula saat ada penawaran untuk bergabung dengan tim arung jeram Kota Magelang pada Kejuaraan Pekan Olahraga Wilayah Kedu, Pekalongan, dan Banyumas (Dulongmas) Provinsi Jawa Tengah 2015.
Ia menyanggupi penawaran itu karena sudah lama ingin mencoba olahraga menaklukkan jeram-jeram sungai tersebut. Sejak itu, ia mulai berlatih arung jeram di Sungai Progo. Ia bergabung dengan klub Rarting Progo Kota Magelang.
"Sebelum ada tawaran itu, saya memang sudah kepengin jadi rafter," ujarnya.
Bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan Sarmin dan Alfiah ini memang gemar bertualang dan menyukai hal-hal menantang. Ia suka mendaki gunung. Saat ini, ia aktif menjadi anggota UKM Mahasiswa Pencinta Alam di (Mapala) Universitas Muhammadiyah Magelang.
Sejumlah gunung di Jawa Tengah pernah ia daki, mulai Gunung Merbabu, Merapi, Ungaran, hingga Slamet. Ia bahkan beberapa menjadi guide para pendaki pemula atau pendaki-pendaki dari luar daerah.
"Kalau di rafting, saya fokus buat atletnya, dan latihan buat guide rafter," katanya.
Rahma tidak merasa rendah diri meski ia adalah perempuan di antara rafter-rafter dan pendaki laki-laki. Kedua orangtua Rahma yang berprofesi sebagai petani di lereng Gunung Merapi pun selalu mendukung kegiatan Rahma.
"Orangtua sih mendukung asalkan tujuan dan saya pergi dengan siapa harus jelas," tutur sang peraih medali emas ini.
Terlebih lagi, kegiatan Rahma tersebut tidak hanya menghasilkan rupiah, tetapi juga membanggakan keluarga dan masyarakat.
"Yang pasti kalau ada perlombaan ada hasilnya kayak di PON XIX lalu, orangtua dan keluarga pasti bangga," ucap mahasiswi Prodi Teknik Informatika Semester 3 Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Magelang ini.
Tidak dicapai dengan instan
Berkat prestasinya tersebut, pihak Universitas Muhammadiyah memberikan beasiswa kepada Rahma untuk dua semester ke depan. Selain itu, Rahma juga berhak atas bonus uang dari Pemerintah Kota Magelang dan Provinsi Jawa Tengah.
Prestasi Rahma di olahraga ini tidak diperoleh dengan cara instan. Serangkaian latihan dan kerja keras ia jalani selama satu tahun belakangan ini. Pengalaman-pengalaman menyedihkan juga pernah dialami selama latihan maupun perlombaan.
"Pernahlah, misalnya kalau perahu kami nyangkut lama susah lepas, terus salah jalur. Kalau tenggelam, alhamdulillah belum pernah dan jangan sampai. Kalau jatuh dari perahu itu sudah risiko," katanya.
Cita-cita Rahma tidak sampai di PON 2016 saja. Dia berharap bisa ikut kejuaraan lagi di PON XX yang akan di gelar di Papua 2020 mendatang. Rahma pun bermimpi bisa mewakili Indonesia di kejuaraan tingkat internasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.