Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciputra, Imajinasi dan Jaya Raya

Kompas.com - 15/09/2016, 20:13 WIB


JAKARTA, Kompas.com - Ketika Gubernur DCI Djakarta, Ali Sadikin  pada awal 1970-an memintanya mengembangkan olah raga ibu kota, Ir Ciputra menyebut satu cabang yaitu bulu tangkis.

Sebenarnya Bang Ali saat itu memintanya mengembangkan dua cabang yaitu bulu tangkis dan sepakbola. Namun pengusaha properti dari PT Pembangunan Jaya ini berdasar kemampuan imaijinasinya memilih bulu tangkis yang dianggapnya lebih menjanjikan.

"Alasan utama tentunya saya lebih mengenal bulu tangkis. Saat muda saya pernah jadi pemain. Kedua, saya mengenal tokoh-tokoh bulu tangkis saat itu seperti Rudy Hartono atau pun Ferry Sonneville. Yang ketiga, tentunya  berdasar perhitungan bahwa dengan struktur tubuh manusia Indonesia, olah raga ini lah yang paling berpeluang membawa nama daerah dan negara," kata Ciputra dalam peresmian Gedung Olahraga PB Jaya Raya di Bintaro Jaya Tangerang Selatan, Kamis (15/9) pagi.

Hadir dalam acara ini Menpora Imam Nahrawi,  Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany, Pendiri Yayasan Pembangunan Jaya Ir. Ciputra, Ketua Umum PB PBSI Gita Wirjawan, dan para atlet dan mantan atlet bulutangkis nasional di antaranya Icuk Sugiarto, Ivanna Lee, Rudi Hartono, Imelda Wigoena, Susy Susanti, Alan Budikusuma, Candra Wijaya, Markis Kido, dan Hendra Setiawan.

GOR yang dibangun PB Jaya Raya di atas lahan 1.3 ha di wilayah Kelurahan sawah Baru, Ciputat  ini terbilang luar biasa. Terdapat 16 lapangan bulu tangkis dalam kompleks ini. Tak hanya itu, disediakan pula tribun penonton yang mampu menampung 500 penonton. Tak hanya berisi lapangan bulu tangkis serta perlengkapan penunjang olahraga lainnya, GOR ini juga memiliki asrama dengan 50 ruangan yang mampu menampung 132 atlet dari usia 12 sampai 18 tahun.

Menurut Ciputra, ketika ia membentuk PB Jaya Raya 40 tahun lalu, visinya tidak sekadar kebutuhan lokal atau regional.  Ia ingin melahirkan pemain-pemain berprestasi dunia dari klubnya.  Dan nyatanya  bukan mengada-ada. Dari klubnya ini lahir nama-nama besar seperti Susy Susanti, Candra Wijaya, Tonny Gunawan serta Hendra Setiawan dna Markis Kido.

Sejak berdiri  pada tanggal 17 Juli 1976,  PB Jaya Raya menyumbangkan pemain  ke tingkat nasional dan internasional melalui 3 emas Olimpiade, 8 emas kejuaraan dunia, 12 kali juara All England, 8 kali juara Piala Thomas, 3 kali juara Piala Uber, 1 kali juara Piala Sudirman, 13 medali emas kejuaraan Asia, 7 medali emas Asian Games dan 59 medali emas SEA Games.

Ciputra mengaku ia menggantungkan target yang paling tinggi yaitu medali emas Olimpiade bagi para pembina PB jaya Raya. "Saya tidak ingin sekadar punya klub yang pemainnya tak dikenal. Saya ingin pengurus klub ini punya  visi jauh dan imajinasi tinggi untuk mewujudkannya, yaitu juara Olimpiade."

Untuk mencapainya, Ciputra mensyaratkan perlunya sports science dengan target-target terukur. "Kerjasama  institusi olah raga dengan istitusi pendidikan sudah menjadi hal yang biasa. Sprinter Jamaica, Usain Bolt saja sduah sejak awal karirnya mempercayakan pengembangan teknik dan arah kariernya kepada institusi pendidikan.'

"Karena dengan kerjasama inilah, para pembina dapat mengetahaui perkembangan anak didiknya. Baik secara fisik mau pun teknik. Seperti perlunya penjelasan tentang pertumbuhan otot para pemain," kata Ciputra lagi. "Para pembina klub harus punya pengetahuan soal ini. Jaya Raya harus menghasilkan juara. Kalau tidak sanggup, ya silakan mundur..."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Liga Indonesia
Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com