RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com - Angkat besi menjadi cabang olahraga yang selalu menyumbang medali bagi Indonesia sejak Olimpiade 2000. Tahun ini, tradisi itu berlanjut.
Terbaru, Eko Yuli Irawan mempersembahkan medali pada Senin (8/8/2016) atau Selasa pagi WIB. Turun di kelas 62 kg, lifter asal Lampung itu meraih medali perak kedua bagi Indonesia di Olimpiade Rio 2016.
Medali perak pertama dipersembahkan Sri Wahyuni Agustiani. Lifter asal Bandung itu meraih medali di kelas 48 kg putri pada Sabtu (6/8/2016).
"Dua medali perak dari Eko dan Sri Wahyuni merupakan sejarah bagi cabang olahraga angkat besi yang menjadi penyumbang medali tetap di Olimpiade,” kata HPD One Race Satlak Prima, Hadi Wihardja.
"Khusus bagi Eko kesuksesan itu mencatat dirinya sebagai satu-satunya atlet angkat besi yang meraih medali dalam tiga Olimpiade beruntun,” tuturnya lagi.
Hadi Wihardja benar. Angkat besi merupakan cabang olahraga yang langganan mempersembahkan medali bagi Indonesia, tepatnya sejak Sydney 2000. Sejak saat itu, angkat besi selalu rutin menyumbang medali untuk Indonesia.
Medali pertama angkat besi dipersembahkan oleh Raema Lisa Rumbewas, Sri Indriyani, dan Winarni pada Olimpiade 2000.
Lisa dan Sri masing-masing meraih medali perak dan perunggu untuk kelas 48 kg. Adapun Winarni, menyabet medali perunggu untuk kelas 53 kg.
Lisa kembali meraih medali perak pada Olimpiade 2004 Athena. Bertanding di kelas 53 kg, atlet kelahiran Jayapura tersebut naik podium bersama Nurcan Taylan (Turki, emas) dan Aree Wiratthaworn (Thailand, perunggu).
Pada Olimpiade 2008 Beijing, giliran Eko Yuli Irawan dan Triyatno yang menyabet medali. Keduanya menyumbangkan medali perunggu, masing-masing pada nomor 56 kg dan 62 kg.
Penyelamat wajah Indonesia
Pada Olimpiade 2012, angkat besi menjadi penyelamat wajah Indonesia. Hal itu tak lepas dari kegagalan cabang bulu tangkis yang langganan meraih medali.
Di London 2012, bulu tangkis sama sekali tak meraih medali bagi Indonesia. Padahal, antara 1992 dan 2008, bulu tangkis selalu sukses mempersembahkan setidaknya satu medali emas.
Sebaliknya, angkat besi meneruskan tren positifnya. Eko Yuli kembali meraih perunggu pada Olimpiade 2012 London saat bertanding di kelas 62 kg.
Triyatno yang turun pada nomor 69 kg membawa pulang medali perak. Dua medali itu dibawa pulang Indonesia dari Olimpiade 2012.
Catatan itu pun berlanjut di Rio de Janeiro 2016, angkat besi kembali menjadi pedulang medali bagi Indonesia. Sri Wahyuni dan Eko Yuli menjadi lifter yang menjaga tradisi tersebut.
Raihan dua perak dalam satu Olimpiade ini juga merupakan prestasi terbaik angkat besi. Hal ini pun diapresiasi PB PABBSI yang menjadi induk organisasi cabang olahraga ini.
“Ya, kita patut bersyukur dapat dua medali perak dari angkat besi. PB PABBSI akan memberikan bonus di luar bonus yang dijanjikan pemerintah," ujar Ketua PB PABBSI, Rosan P Roslani.
Secara keseluruhan, dari 29 medali Indonesia di Olimpiade, 10 di antaranya datang dari cabang angkat besi. Bulu tangkis masih menjadi pedulang terbanyak dengan 18 medali bagi Indonesia. (Lariza Oky Adisty)
Catatan medali Indonesia di cabang angkat besi Olimpiade:
Sydney 2000 - Lisa Rumbewas (perak, putri 48 kg), Sri Indriyani (perunggu, putri 48 kg), Winarni binti Slamet (perunggu, putri 53 kg)
Athena 2004 - Lisa Rumbewas (perak, putri 48 kg)
Beijing 2008 - Eko Yuli Irawan (perunggu, putra 56 kg), Triyatno (perunggu, putra 62 kg)
London 2012 - Triyatno (perak, putra 69 kg), Eko Yuli Irawan (perunggu, putra 62 kg)
Rio de Janeiro 2016 - Sri Wahyuni Agustiani (perak, putri 48 kg), Eko Yuli Irawan (perak, putra 62 kg)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.