Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ali, Jadi Juara Dunia gara-gara Sepedanya Dicuri

Kompas.com - 07/06/2016, 19:47 WIB

KOMPAS.com — Semua orang tahu bahwa Muhammad Ali adalah juara dunia tinju kelas berat. Namun, barangkali banyak yang belum pernah mendengar cerita bahwa Ali berlatih tinju gara-gara sepedanya dicuri.

Ceritanya, saat berusia 12 tahun, Ali yang saat itu masih bernama Cassius Clay mendapat hadiah sepeda dari orangtuanya. Tidak seperti kebanyakan orang berkulit hitam di Louisville, ayah Ali, Cassius, dan ibunya, Odessa, adalah keluarga dari kelas menengah.

Suatu sore pada bulan Oktober, Cassius mengendarai sepeda barunya ke Columbia Auditorium untuk ikut dalam pembagian popcorn dan permen gratis. Namun, setelah acara selesai, ia mendapati sepedanya raib.

Cassius Clay muda yang murka kemudian berniat melaporkan peristiwa itu kepada polisi. Saat itu, seseorang memberi tahu bahwa di lantai bawah gedung ada seorang polisi. Kebetulan, lantai bawah gedung itu digunakan sebaga sasana tinju.

Cassius pun menemui polisi bernama Joe Martin, yang sedang berlatih tinju. Ia melaporkan kejadian itu dan berkata bahwa jika pencurinya tertangkap, ia akan menghajarnya dengan tangan sendiri.

Mendengar pernyataan tersebut, Joe Martin menanyakan apakah Cassius bisa berkelahi. Ia menyarankan agar anak muda itu belajar bertinju dahulu sebelum mengejar pencuri sepedanya. Maka jadilah, Cassius berlatih tinju.

Enam minggu setelah berlatih dengan Joe Martin, Cassius memenangi pertandingan pertamanya. Martin yang melatihnya terkesan dengan Cassius, bukan hanya karena kekuatan dan kecepatannya, melainkan lebih karena mentalnya yang tidak pernah merasa takut atau panik saat menerima pukulan.

Victor Bender, salah satu rekan berlatihnya sejak usia 12 tahun, menyatakan bahwa Cassius dengan cepat menguasai teknik bertinju dan menjadikan gerakannya sangat natural.

Menurut cerita teman-temannya semasa SMA, Cassius begitu giat berlatih dan sangat mencintai tinju, sampai-sampai ia sering berangkat sekolah sambil berlatih berlari mengejar bus sekolah.

Cassius yang sejak awal ingin menjadi juara dunia terus melanjutkan latihan tinju, walau Bender kemudian beralih ke olahraga bola basket. Pada usia 18 tahun, Cassius yang menjadi petinju amatir telah memenangi enam kejuaraan Kentucky Golden Gloves dan dua kejuaraan nasional Golden Gloves.

Pada musim panas 1960 setelah kelulusan SMA, Cassius, yang sudah memenangi 100 pertandingan dan hanya 8 kali kalah, mewakili Amerika Serikat dalam Olimpiade Roma, dan berhasil membawa pulang medali emas.

Setelah kemenangan itu, Cassius menjadi petinju profesional, dan mengubah namanya menjadi Muhammad Ali.

Walau sepeda dan pencurinya tidak pernah ketemu, Cassius Clay alias Muhammad Ali justru menemukan jalan yang kemudian mengantarnya menjadi juara dunia paling dikenal sedunia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com