Cerita tentang kedermawanan Ali dan hal-hal baik yang dilakukan itulah yang membuat dia dikenang, lebih dari sekadar juara dunia.
Tahun 1998, Ali ditunjuk sebagai Pembawa Pesan Perdamaian PBB oleh Sekjen Kofi Annan. Tahun 2005, ia dianugerahi Medal of Freedom, penghargaan tertinggi bagi warga sipil di AS karena menjadi tokoh yang menginspirasi dunia.
Man for Others
Apakah Muhammad Ali bisa melakukan semua itu karena ia seorang juara dunia?
Saat merenungkan pertanyaan itu, saya menemukan cerita di halaman Facebook keponakan saya tentang seorang guru yang mengajarkan kedermawanan dan kemurahan hati bagi sesama. Namanya Hardjosudiro, guru di SMA Kolese John De Britto Yogyakarta.
Pak Hardjo (80) semula berniat melelang motor tuanya untuk menutup biaya pembuatan sumur di rumahnya. Berita soal lelang itu didengar murid-muridnya yang kini sudah menjadi pengusaha. Mereka pun menyelenggarakan lelang.
Baca: Motor Tuanya Laku Rp 36 Juta, Pensiunan Guru Ini Sumbangkan Hasilnya
Hasilnya, motor tua Pak Hardjo terbeli seharga Rp 37 juta. Tak dinyana, guru kimia itu meneruskan kebaikan yang ia terima dengan menyumbangkan hasilnya, Rp 20 juta kepada dua yayasan anak difabel Bakti Luhur di Malang, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Dalam ketidakpunyaan, ia memberi kepada yang lain.
"Membantu sesama yang membutuhkan itu harus karena saya sering dibantu. Kalau uang sebanyak buat saya semua, mau untuk apa? Saya sudah tua, akan lebih berguna bagi yang membutuhkan," tuturnya.
Cerita soal Pak Hardjo ini menjadi viral di media sosial dan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Saya membayangkan, kelak orang akan mengenang guru ini sebagai orang baik, seperti halnya Muhammad Ali juga lebih suka dikenang seperti itu.
Dalam wawancara dengan David Frost tahun 1974, Frost bertanya kepada Ali, “Bagaimana kamu ingin dikenang bila kamu sudah tiada nanti?”
Kata Ali, “Aku ingin mereka berkata: ia adalah orang yang mengambil beberapa cangkir cinta, satu sendok kesabaran, satu sendok kemurahan, sejumput kebaikan, menyisipkan sebagian humor, perhatian, dan kemudian mencampurnya dengan harapan dan kebahagiaan. Lalu menambahkan kepercayaan dan mengaduknya baik-baik. Ia membawa campuran itu sepanjang hidupnya, dan membagikannya pada setiap orang yang ditemuinya.”
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.