Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sugar Ray Leonard, Bisa Terbang seperti Kupu-kupu dan Menyengat seperti Lebah

Kompas.com - 13/04/2016, 07:30 WIB

KOMPAS.com - Sugar Ray Leonard, sebagai juara dunia tinju sejati, begitu diagungkan karena dia memiliki teknik bertinju yang amat memikat. Leonard mampu terbang seperti kupu-kupu dan menyengat seperti lebah, selalu mengandalkan kecepatan dan ketepatan pukulan untuk menundukkan lawan-lawannya.

Ray Charles Leonard lahir pada 17 Mei 1956, di Rocky Mount, Carolina Utara, Amerika Serikat. Ayahnya, Cicero Leonard, adalah seorang manajer supermarket. Sementara ibunya, Getha Leonard, adalah seorang perawat.

Nama Ray Charles diambil dari penyanyi favorit ibunya, Ray Charles Robinson. Ray Charles Leonard kecil dikenal sebagai anak yang pendiam dan pemalu.

Tinju menjadi cara Leonard untuk mengekspresikan dirinya. Pada Olimpiade Montreal 1976, Leonard yang turun di kelas welter ringan sukses mempersembahkan medali emas untuk Paman Sam.

Julukan “Sugar” diberikan oleh Sarge Johnson, asisten pelatih tim tinju Olimpiade Amerika Serikat. Leonard pun dipanggil Sugar Ray, sama seperti juara dunia tinju kelas welter dan menengah era 40 dan 50-an, Sugar Ray Robinson.

Medali emas olimpiade membuat Leonard mendapat beasiswa dari Universitas Maryland.

Sayang, impiannya melanjutkan kuliah harus terhenti lantaran ayahnya terkena penyakit meningitis, dan ibunya terkena serangan jantung.

Leonard juga harus menghidupi seorang putra, Ray Jr, hasil hubungannya dengan kekasihnya di SMA, Juanita Wilkinson. Akhirnya Leonard memutuskan untuk terjun ke dunia tinju profesional.

Leonard dilatih oleh Angelo Dundee, pelatih yang juga pernah menangani legenda tinju kelas berat, Muhammad Ali.

Tak heran apabila Leonard dianggap memiliki teknik bertinju seperti Ali, bahkan dinilai lebih lincah, karena Leonard berada di kelas yang lebih ringan dari Ali.

Sepanjang kariernya, Leonard telah membukukan 36 kali kemenangan (25 dengan kemenangan KO), 3 kali kalah dan 1 kali imbang.

Beberapa petinju kawakan yang pernah dikalahkannya antara lain Roberto Duran, Thomas Hearns dan Marvin Hagler.

Kemenangan atas Hagler dalam pertarungan pada 6 April 1987, masih jadi bahan perbincangan hingga saat ini.

Leonard yang saat itu hampir tiga tahun tidak naik ring, masih menunjukkan kebolehannya. Leonard terlihat sebagai pesenam dan petinju, lincah bergerak dan tajam pukulannya.

Marvin Hagler yang mempunyai kekuatan besar dan tak terkalahkan sebagai juara dunia kelas menengah, tak dapat mengembangkan permainannya. Leonard dinyatakan menang angka split decision.

Pertarungan terakhir Leonard adalah ketika dikalahkan petinju Puerto Riko, Hektor Camacho.

Leonard yang saat itu berusia 40 tahun, akhirnya kalah KO untuk pertama kalinya, setelah dijatuhkan Camacho pada ronde kelima.

Sepanjang kariernya, Leonard pernah meraih gelar di lima divisi berat yang berbeda: welter, menengah ringan, menengah, menengah super, dan berat ringan.

Selain itu, petinju dengan gaya ortodoks ini juga menjadi petinju pertama yang sukses meraih bayaran sebanyak 100 juta dollar AS, sebelum diikuti oleh Oscar de La Hoya dan Floyd Mayweather Jr.

Mantan petinju kelas berat, George Foreman, menganggap Leonard sebagai salah satu dari 10 juara dunia tinju terbaik.

“Ray Leonard dapat meniru Jersey Joe Walcott (juara kelas berat era 50-an), menggerakkan kakinya seperti Muhammad Ali, melontarkan jab seperti Sugar Ray Robinson, dan cerdik seperti Willie Pep (juara dunia kelas bulu tahun 40-an). Namun dia juga bisa tetap menjadi dirinya, seperti macan,” kata Foreman.

Menurut Leonard, setiap manusia bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya asalkan mau melakukannya.

“Orang bisa melakukan lebih dari yang mereka percaya dapat lakukan. Anda harus didorong, memang terasa sakit. Namun itu sebanding nilainya, dan itu merupakan hal yang baik,” kata Leonard.

ESPN Duel antara Sugar Ray Leonard (kanan) dan Roberto Duran.

Pelecehan seksual dan ketergantungan narkoba

Pada tahun 2009, Leonard bersama istri keduanya, Bernadette Robi, membentuk Yayasan Sugar Ray Leonard, untuk membantu penelitian dan memberikan kesadaran untuk para anak-anak yang mengidap penyakit diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Leonard juga beberapa kali membintangi beberapa serial televisi, termasuk menjadi Cameo di film The Fighter tahun 2010.

Film tersebut menceritakan tentang petinju Micky Ward dan kakaknya, Dicky Eklund, yang pernah bertarung dengan Leonard di tahun 1978.

Pada Juni 2011, Leonard mengeluarkan Autobiografi berjudul “The Big Fight: My Life in and out of the Ring”.

Diceritakan Leonard sempat mengalami pelecehan seksual oleh salah satu pelatih tim tinju Olimpiade Amerika Serikat. Leonard tidak menyebut siapa nama pelatih tersebut.

Buku tersebut juga menceritakan kisah Leonard yang nyaris tenggelam di sungai waktu masih kecil, juga pengalamannya menjadi ayah di usia 17 tahun.

Leonard juga menceritakan kehidupannya kala ketergantungan narkoba dan alkohol.

“Saya merasa terpukul ketika melihat wajah sendiri di cermin. Apa yang telah saya lakukan selama ini? Ini adalah langkah salah, ini betul-betul satu kebodohan,” ucap Leonard. (Thomas Rizal)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Arsenal Vs Everton: Saat Arteta Berharap Bantuan Moyes dan West Ham...

Arsenal Vs Everton: Saat Arteta Berharap Bantuan Moyes dan West Ham...

Liga Inggris
Man City Vs West Ham: Pasukan Guardiola Tiap Detik Harus Sempurna

Man City Vs West Ham: Pasukan Guardiola Tiap Detik Harus Sempurna

Liga Inggris
Persib Vs Bali United: Teco Nyaman, Tak Lagi Main di Lapangan Latihan

Persib Vs Bali United: Teco Nyaman, Tak Lagi Main di Lapangan Latihan

Liga Indonesia
Como 1907 Proyek “1 Miliar Dollar”, Bos Hartono Tak Kejar Gengsi

Como 1907 Proyek “1 Miliar Dollar”, Bos Hartono Tak Kejar Gengsi

Liga Italia
Kevin Sanjaya Pensiun, Kesedihan Besar Oma Gill, Minions Akan Dirindukan

Kevin Sanjaya Pensiun, Kesedihan Besar Oma Gill, Minions Akan Dirindukan

Badminton
Timnas Indonesia Vs Irak: Kick Off Berubah, Permintaan dari Shin Tae-yong

Timnas Indonesia Vs Irak: Kick Off Berubah, Permintaan dari Shin Tae-yong

Timnas Indonesia
Kronologi Hari Terakhir Allegri di Juventus: Pimpin Latihan Pagi, Sore Dipecat

Kronologi Hari Terakhir Allegri di Juventus: Pimpin Latihan Pagi, Sore Dipecat

Liga Italia
Ketum PSSI soal Elkan Baggott: Tak Mau Menghakimi, Yakin Nasionalisme Masih Ada

Ketum PSSI soal Elkan Baggott: Tak Mau Menghakimi, Yakin Nasionalisme Masih Ada

Timnas Indonesia
Como Promosi ke Serie A, Fabregas Tepati Janji Bawa Skuad Liburan

Como Promosi ke Serie A, Fabregas Tepati Janji Bawa Skuad Liburan

Liga Italia
Jadwal Thailand Open 2024, Dua Wakil Indonesia Berburu Tiket Final

Jadwal Thailand Open 2024, Dua Wakil Indonesia Berburu Tiket Final

Badminton
Man City Vs West Ham: Guardiola Minta Man City Bermain Seperti Lawan Tottenham

Man City Vs West Ham: Guardiola Minta Man City Bermain Seperti Lawan Tottenham

Liga Inggris
Juventus Pecat Allegri, Angkat Paolo Montero Si 'Bodyguard' Zidane

Juventus Pecat Allegri, Angkat Paolo Montero Si "Bodyguard" Zidane

Liga Italia
Jadwal Siaran Langsung Persib Vs Bali United di Championship Series Liga 1

Jadwal Siaran Langsung Persib Vs Bali United di Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Al Nassr Vs Al Hilal: Ronaldo Assist, Mane Picu Penalti, Laga Seri

Al Nassr Vs Al Hilal: Ronaldo Assist, Mane Picu Penalti, Laga Seri

Internasional
Juventus Pecat Massimiliano Allegri, Dua Hari Usai Juara Coppa Italia

Juventus Pecat Massimiliano Allegri, Dua Hari Usai Juara Coppa Italia

Liga Italia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com