“Selfie”, Sisi Lain Rio Haryanto Menjaga Semangat!

KOMPAS.com - Sirkuit Melbourne Grand Prix, Albert Park, Australia, menjadi tempat bersejarah baru bagi Indonesia. Untuk pertama kalinya, pebalap Indonesia ikut berlaga di lintasan balap paling “hot” di dunia.

Rio Haryanto, pebalap itu, berlaga di sana pada 20 Maret 2016. Dia beradu cepat dengan pebalap besar seperti Lewis Hamilton (Inggris), Sebastian Vettel (Jerman), dan Nico Rosberg (Jerman). (Baca: Rio Haryanto Takjub Bisa Bersanding dengan Hamilton dan Raikkonen).

Meski menjadi sejarah baru bagi Indonesia, kisah Rio juga bukan cerita semalam. Dia menempuh perjalanan panjang—bukan trek lurus pula—untuk bisa sampai ke level balapan ini.

Memulai karier dari ajang Go-Kart Nasional saat masih berusia enam tahun, Rio harus menyiapkan pula dana 15 juta euro—setara sekitar Rp 225 miliar memakai kurs sekarang—untuk bergabung ke tim Manor Racing F1.

AP PHOTO / ROB GRIFFITH Pebalap asal Indonesia dari tim Manor Racing, Rio Haryanto, bersiap menjalani sesi latihan pertama menjelang Formula 1 Grand Prix Australia di Melbourne, 18 Maret 2016. Rio akan menjalani debutnya di ajang Formula 1 pada Minggu, 20 Maret mendatang.

Itu pun, perjalanan pebalap yang menapaki lintasan GP2 dan GP3 sebelum “naik kelas” ke F1 ini tak lalu mulus-mulus saja. Di Melbourne, dia gagal finis setelah mobilnya rusak terdampak kecelakaan pebalap lain di lintasan yang sama.

Tempaan panjang terbukti menjadi modal Rio. Kegagalan di Melbourne tak membuatnya surut langkah. Pada penampilan kedua di GP Bahrain, dua pekan kemudian, dia membuktikan bisa membawa mobilnya sampai ke garis finis.

“Senang akhirnya bisa finish race F1 di GP Bahrain, tetapi ada kendala strategi ban kurang sempurna dan banyak lagi yang musti dipelajari,” kata Rio di akun Twitter-nya, Senin (4/4/2016).

Menjaga semangat

Perjalanan Rio masih sangat jauh dari podium juara. Namun, semangatnya masih menyala sembari terus mencuri ilmu dari lintasan yang baru hitungan hari dia lalui. Salah satu cara yang dia pakai adalah dengan berbagi hal-hal positif di kesehariannya, termasuk lewat foto-foto selfie.

Momen-momen di area sirkuit maupun keseharian sering Rio unggah di media sosial, seperti Twitter dan Instagram. Soal kebanggaan saat mendapat kepastian bergabung ke F1, misalnya, Rio menulis “I am very proud. I am sure the whole of Indonesia is too.”

Dari semua foto diri yang Rio unggah diambil di lokasi ideal dengan kecukupan cahaya. Salah satu momen selfie Rio diambil di kamar mandi, terbukti dari unggahan potret “curian” koleganya yang mengabadikan detik-detik selfie-nya itu.

Selfie Rio Haryanto dengan ponsel Oppo

Resolusi itu masih pula dipadukan dengan sensor 1/3.1 dan bukaan f/2.0. Untuk mengoptimalkan hasil selfie, ponsel kamera seperti Oppo F1 Plus pun menyematkan sejumlah fitur, mulai dari screen flash, Beautify 4.0, hingga beragam filter.

Selama ini, foto-foto selfie Rio yang beredar luas di dunia maya tak memunculkan gambar suram, sekalipun diambil memakai ponsel di ruang tak banyak cahaya. (Baca juga: Kenapa Fitur Pencahayaan Penting Buat "Selfie").

Di foto lain, gambar diri Rio juga tak kelebihan cahaya saat diambil di lintasan sirkuit yang terbuka dan terang-benderang. Dari foto-foto ini, dia pun terus menjaga dukungan yang dia dapat, ditambah keramahannya melayani permintaan selfie dari orang-orang.

Cara Rio bisa pula menjadi inspirasi bagi kita. Apapun profesi dan di mana pun lokasi kita berkarya, berbagi momentum adalah salah satu cara bagi diri sendiri menjaga semangat saat berhadapan dengan tantangan berat.

Kalau Rio mengunggah hasil selfie untuk berbagi dan menjaga semangat, kenapa kita tidak?