LONDON, Kompas.com — Mantan juara dunia tinju kelas berat, Lennox Lewis, menolak usulan diizinkannya petinju profesional untuk bertarung di ajang olimpiade.
Menurut Lewis, ide ini bisa menimbulkan risiko berbahaya buat para petinju amatir yang berusia muda.
Lewis merupakan peraih medali emas Olimpiade 1988 di kelas berat super ketika masih mewakili Kanada. Ia kemudian beralih ke tinju pro, bahkan pindah kewarganegaraan Inggris.
Dalam sebuah wawancara, Lewis menyebut sistem olahraga amatir harus menjadi pegangan para atlet amatir. "Karena itulah kita masih menggunakan pelindung kepala sebagai pelindung karena para petinju muda usia ini masih miskin pengalaman," ungkap Lewis.
"Sekarang para petinju amatir yang miskin pengalaman ini harus menghadapi lawan tidak seimbang. Saya tidak melihat jalan ini cukup adil," katanya.
Sebagai petinju amatir, Lewis memiliki rekor bertarung 75-7 dengan 58 kemenangan KO. Sementara sebagai petinju profesional, Lewis mencatat 44 kali bertarung dengan 41 kali menang (32 KO), 2 kali kalah, dan 1 draw.
Lewis dianggap sebagai satu petinju terbesar yang dimiliki Inggris. Ia pernah mengalahkan nama-nama besar, seperti Hashim Rahman, Evander Holyfield, Mike Tyson, dan VItali Klitschko.
Sebagai petinju yang pernah bertarung di tingkat amatir dan profesional, Lewis mengetahui persis ada perbedaan kelas yang jauh antara keduanya. Berbeda dengan olahraga lain seperti bola basket, menurut Lewis, perbedaan ini akan sangat berbahaya bila diterapkan di dunia tinju.
"Katakanlah Anthony Joshua terjun di olimpiade. Jika di sana ia menghadapi lawan seperti Wladimir Klitschko dengan pengalaman di olimpiade serta 70 pertarungan di tingkat profesional, tentu akan terjadi pertarungan berimbang," kata Lewis.
Anthony Joshua merupakan petinju kelas berat Inggris.
"Tetapi, bila ia bertemu seorang petinju muda berusia 18 tahun yang baru memiliki pengalaman dalam 10 pertarungan tingkat internasional, tentu akan terjadi hal yang sulit saya pahami."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.