JAKARTA, KOMPAS.com - Legenda hidup dunia tinju tanah air, Ellyas Pical, akan kembali naik ring. Jumat (5/2/2016). Mantan pemegang sabuk juara kelas super terbang IBF itu akan bermain pada pertandingan ekshibisi.
Elly Pical akan bertarung menghadapi mantan petinju nasional lainnya, Feras Taborat. Ini merupakan partai tambahan jelang laga utama perebutan gelar juara dunia kelas ringan WBO antara Daud Yordan dan Yoshitaka Kato.
Elly Pical merupakan orang Indonesia pertama yang bisa merebut titel dunia. Dia meraih sabuk juara super flyweight IBF pada 3 Mei 1985 dari petinju Korea Selatan, Chun Ju Do.
Setelah kalah dari Juan Polo Perez pada Oktober 1989, Elly Pical mulai menepi dari ring tinju dan hanya tiga kali tampil pada pertandingan non-gelar, lalu pensiun.
Catatan karier Elly Pical adalah 20 kali menang, 11 di antaranya dengan KO, 1 kali seri, dan 5 kali kalah.
Berikut adalah 5 duel legendaris Elly Pical semasa aktif menjadi petinju:
19 Mei 1984 - Hee Yun Chun
Elly Pical dari Sasana Garuda Jaya Jakarta menjadi petinju pertama Indonesia yang berhasil meraih gelar juara OPBF kelas super terbang di Korea Selatan.
Dia menang angka mutlak atas petinju tuan rumah, Hee Yun Chun, di Stadion Mun Hua. Ini adalah untuk kali pertama ada petinju Indonesia yang menang di Korea.
"Saya ingin jadi juara dunia," kata Elly Pical seperti dilansir dari Harian KOMPAS terbitan Rabu (23/5/1984).
3 Mei 1985 - Chun Ju Do
Impian Elly Pical untuk menjadi juara dunia akhirnya terwujud tak sampai setahun setelah menjadi juara OPBF. Dia menjadi juara kelas superflyweight dengan mengalahkan Chun Ju Do.
Dilansir dari Harian KOMPAS, Sabtu (4/5/1985), yel-yel "Hidup Ely, Viva Ely, Ely manise!" amat berkepanjangan di Istora Senayan dari sekitar 12.000 di Istora Senayan.
Sebuah straight kiri jarak pendek yang menerpa keras rahang kanan pemegang gelar Chun Ju Do, mengantar petinju berusia 25 tahun kelahiran Saparua, Maluku Utara, Ellyas Pical, menjadi juara dunia kelas super terbang Federasi Tinju Internasional (IBF).
5 Juli 1986 - Cesar Polanco
Elly Pical sempat kehilangan gelar juara setelah kalah dari petinju Rep. Dominika, Cesar Polanco. Namun, dia berkesempatan melakukan laga ulang di Jakarta, Sabtu (5/7/1986).
Ellyas Pical hanya memerlukan tiga ronde, tepatnya 8,5 menit, untuk merampas kembali mahkota juara dunia tinju kelas super terbang IBF dari Cesar Polanco.
"Perut kanan saya kena dua kali," kata Polanco seperti dilansir Harian KOMPAS, Minggu (6/7/1986).
"Pical masih memiliki pukulan yang keras," ujar James Stevenson, Wakil Ketua IBF, saat itu.
Pukulan keras, terutama lengan kiri, membuat Elly Pical dijuluki The Exocet, merujuk rudal buatan Perancis yang digunakan Argentina pada Perang Malvinas.
28 Februari 1987 - Khaosai Galaxy
Setelah kembali merebut sabuk juara dari Polanco, Elly Pical sempat mempertahankan gelar melawan petinju Korea Selatan, Dong Chun Lee. Lalu, datanglah juara dunia versi WBA asal Thailand, Khaosai Galaxy.
Gagah berani saja ternyata belum cukup. Dalam superfight di Stadion Utama Senayan, Ellyas Pical roboh KO di ronde ke-14 dengan pelipis kanan sobek sepanjang 2 cm. (Harian KOMPAS, 1 Maret 1987)
Gelar juara dunia IBF kelas super terbang Elly Pical pun copot. WBA pun sudah menutup peluang dia untuk melakukan laga ulang melawan Galaxy.
"Galaxy memberi 5 ronde awal kepada Pical," tulis Syamsul Anwar, pengamat tinju yang juga mantan petinju nasional, ketika itu.
17 Oktober 1987 - Chang Tae Il
"Kembalikan sabuk kejuaraan padaku!" ucap Elly Pical dalam jumpa pers jelang pertarungan melawan juara bertahan tinju dunia kelas super terbang IBF, Chang Tae Ill, Jumat (16/10/1987).
Ellyas Pical memang tidak sebesar Muhammad Ali, dalam segala hal. Tidak tubuhnya, tidak kehebatannya di ring, dan tidak pula proses pencapaiannya. Tapi dalam hasil satu ini, tiga kali jatuh bangun dan tiga kali pula kembali meraih gelar juara dunia, mereka sama. (Harian KOMPAS, 18 Oktober 1987).
Elly Pical pun kembali mendapatkan sabuk juara dunianya. Dia menang angka atas lawannya yang berasal dari Korea Selatan itu. Padahal, Elly Pical sempat diragukan karena menjalani persiapan "ala kadarnya".
"Tampil lebih dewasa dengan ketenangan yang luar biasa, Ellyas Pical akhirnya tak mengalami kesukaran untuk menundukkan juara dunia tinju kelas bantam junior versi IBF Chang Tae Il. Kunci kemenangan Pical adalah sikap bertinjunya yang teguh, counter fighter," tulis Syamsul Anwar di Harian KOMPAS, Senin (19/10/1987).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.