Elly Pical sempat kehilangan gelar juara setelah kalah dari petinju Rep. Dominika, Cesar Polanco. Namun, dia berkesempatan melakukan laga ulang di Jakarta, Sabtu (5/7/1986).
Ellyas Pical hanya memerlukan tiga ronde, tepatnya 8,5 menit, untuk merampas kembali mahkota juara dunia tinju kelas super terbang IBF dari Cesar Polanco.
"Perut kanan saya kena dua kali," kata Polanco seperti dilansir Harian KOMPAS, Minggu (6/7/1986).
"Pical masih memiliki pukulan yang keras," ujar James Stevenson, Wakil Ketua IBF, saat itu.
Pukulan keras, terutama lengan kiri, membuat Elly Pical dijuluki The Exocet, merujuk rudal buatan Perancis yang digunakan Argentina pada Perang Malvinas.
28 Februari 1987 - Khaosai Galaxy
Setelah kembali merebut sabuk juara dari Polanco, Elly Pical sempat mempertahankan gelar melawan petinju Korea Selatan, Dong Chun Lee. Lalu, datanglah juara dunia versi WBA asal Thailand, Khaosai Galaxy.
Gagah berani saja ternyata belum cukup. Dalam superfight di Stadion Utama Senayan, Ellyas Pical roboh KO di ronde ke-14 dengan pelipis kanan sobek sepanjang 2 cm. (Harian KOMPAS, 1 Maret 1987)
Gelar juara dunia IBF kelas super terbang Elly Pical pun copot. WBA pun sudah menutup peluang dia untuk melakukan laga ulang melawan Galaxy.
"Galaxy memberi 5 ronde awal kepada Pical," tulis Syamsul Anwar, pengamat tinju yang juga mantan petinju nasional, ketika itu.
17 Oktober 1987 - Chang Tae Il
"Kembalikan sabuk kejuaraan padaku!" ucap Elly Pical dalam jumpa pers jelang pertarungan melawan juara bertahan tinju dunia kelas super terbang IBF, Chang Tae Ill, Jumat (16/10/1987).
Ellyas Pical memang tidak sebesar Muhammad Ali, dalam segala hal. Tidak tubuhnya, tidak kehebatannya di ring, dan tidak pula proses pencapaiannya. Tapi dalam hasil satu ini, tiga kali jatuh bangun dan tiga kali pula kembali meraih gelar juara dunia, mereka sama. (Harian KOMPAS, 18 Oktober 1987).
Elly Pical pun kembali mendapatkan sabuk juara dunianya. Dia menang angka atas lawannya yang berasal dari Korea Selatan itu. Padahal, Elly Pical sempat diragukan karena menjalani persiapan "ala kadarnya".
"Tampil lebih dewasa dengan ketenangan yang luar biasa, Ellyas Pical akhirnya tak mengalami kesukaran untuk menundukkan juara dunia tinju kelas bantam junior versi IBF Chang Tae Il. Kunci kemenangan Pical adalah sikap bertinjunya yang teguh, counter fighter," tulis Syamsul Anwar di Harian KOMPAS, Senin (19/10/1987).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.