Tim yang terbagi menjadi dua, --tim Bravo dan Zulu, itu terdiri dari 14 pendaki, termasuk Fandhi Ahmad. Setelah berjuang selama beberapa jam, Sabtu pukul 10 pagi, Fandi Ahmad atau akrab disapa Agi bersama tim Bravo berhasil menjejakkan kaki di Carstensz Pyramid. Tim ini terdiri dari Tubagus Ryan, Adiseno, Ade Rahmat, serta Rahardjo Unggul, dan Kuswanto Rahayu.
Esoknya, Minggu (7/6/2015), tim Zulu juga berhasil menempatkan para para pendakinya di puncak tertinggi di lempeng benua Australasia itu. Tim ini terdiri dari climbing leader Ridwan Hakim, Agung Sutiastoro, Firman Arif, Nizar Suhendra, Radjani Panjaitan, Manogari Siahaan, serta Ari Nugroho.
Agi menuturkan, tim besar tersebut meninggalkan Jakarta pada 30 Mei 2015 menggunakan pesawat Airfast. Perjalanan dilanjutkan menggunakan helikopter ke Tembagapura.
Setelah tes kesehatan, cek peralatan, dan persiapan lain, tim baru memulai pendakian pada 2 Juni dari Balidump. Esoknya, tim melakukan perjalanan hingga ke Lembah Danau-danau.
"Besoknya kami langsung melakukan aklimatisasi hingga ke Lembah Kuning. Kemudian, saya, Ridwan, Tubagus, dan Firman mendaki hingga Teras Besar untuk meninggalkan barang-barang yang akan kami gunakan untuk flying camp untuk pendakian ke puncak," tutur Agi kepada Kompas.com, Selasa (9/6/2016).
Agi mengatakan, tim pendakian ke Carstensz Pyramid kali ini merupakan pendakiannya yang kedelapan. Ia menjadikannya sebagai ajang latihan dan persiapan mengikuti Ultra Trail du Mount Blanc.
"Ini kejuaraan ultra trail paling bergengsi di dunia, dan saya adalah satu dari dua orang yang mewakili Indonesia. Untuk menjadi pesertanya, saya harus memiliki 8 poin Ultra Trail Internasional," tutur Agi.
Lain Agi, lain pula bagi tim "tua-tua keladi" yang tergabung dalam Fit@Fifty. Bagi mereka, pendakian ini untuk menggenapkan prestasi pendakian sebelumnya di Gunung Kilimanjaro pada 2011 lalu.
Tim tersebut berhasil menjejak di Puncak Kilimanjaro atau Uhuru Peak, Tanzania, Afrika, di ketinggian 5.895 meter di atas permukaan laut. Tim itu mencapai Puncak Uhuru melalui Machame Route, Sabtu (22/10/2011), pukul 10.00 waktu Tanzania (Baca: Lewati Rute Terberat, Mapala UI Menjejak Puncak Kilimanjaro).
Sayangnya, pendakian mereka berikutnya ke puncak Chulu West (6.419 mdpl) pada Oktober 2014 lalu gagal setelah dikandaskan badai salju. Mereka selamat dari amukan badai dan salju yang longsor menghantam jalur pendakian Annapurna Circuit di Pegunungan Himalaya, Nepal (Baca: Dihantam Badai Salju, Pendaki Senior Mapala UI Urung Gapai Chulu West).
Toh, kini, Carstensz Pyramid, menjadi pengobat kekecewaan sekaligus napak tilas bersejarah bagi para anggotanya. Adiseno misalnya, sudah lima kali summit attack di gunung bersalju ini. Ia tercatat sebagai pemanjat tebing yang pernah merayapi dinding utara Carstensz pada 1992 silam.
Sementara itu, bagi Agung Sutiastoro, ini adalah pendakian kedua kalinya ke Carstensz Pyramid. Pada 1993, Agung sukses memanjat atau direct climbing didinding utara Carstenz.
Lain halnya dengan Ridwan Hakim. Pemanjat muda ini tercatat dua kali mencapai puncak Carstensz. Anggota muda Mapala UI ini mencatatkan namanya sebagai salah satu pemanjat direct dinding utara Trikora.
"Alhamdulillah, kesampaian juga berfoto di puncak Carstensz Pyramid setelah tertunda karena gagal pada 1986," ujar Ade, seperti tertulis di laman Facebook miliknya.
Sebelumnya, Paido Panggabean (57) juga punya kisah bersejarah di Carstensz Pyramid. Pada 34 tahun lalu atau 1981, Paido juga mengikuti ekpedisi Mapala UI untuk mendaki Carstensz Pyramid melalui jalur selatan. Pendakian tersebut mengakibatkan meninggalnya Hartono Basuki Wibowo M-161-UI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.