Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ah, Begitu Cantik dan Majunya Singapura!

Kompas.com - 08/06/2015, 09:31 WIB
Laporan wartawan Kompas.com, Ary Wibowo, dari Singapura.

SINGAPURA, KOMPAS.com  - "Majulah Singapura!" Kata itulah yang sering terdengar ketika perhelatan SEA Games XXVIII berlangsung. Tak hanya tiap kali atlet tuan rumah ingin bertanding, kata-kata itu juga beberapa kali diucapkan oleh warga setempat di sela perayaan SEA Games di Singapore Sports Hub, Kallang.

Majulah Singapura merupakan semboyan negara sekaligus lagu kebangsaan Negeri Singa. Dua kata itulah yang membuat masyarakat negeri berpenduduk 5 juta jiwa itu mempunyai keterikatan emosional satu sama lain. Keterikatan yang membuat negeri itu makin mengkilap luar dalam.

Begitu keluar dari Bandara Internasional Changi, semboyan itu memang terasa begitu lekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Singapura. Gedung-gedung tinggi menjulang megah. Belum lagi kehijauan kota semakin menambah estetika.

Bunga beraneka warna menghiasi taman di tiap sudut kota. Pohon-pohon tumbuh dengan subur terpelihara. Antrean nan tertib terlihat tiap kali masyarakat sedang menunggu bus kota. Transportasi bagus, rumah yang sehat, negeri yang indah, rasanya seperti sudah tersedia semua di sana.

Kompas.com / Ary Wibowo Distrik bisnis Marina Keppel Bay, tampak dari kompleks Garden City Marina Bay.
Ah, begitu cantiknya Singapura. Sampai-sampai kita lupa bahwa negeri kecil yang hanya memiliki luas 716, 1 km persegi itu sudah sedemikian maju di Asia Tenggara, meninggalkan Indonesia yang menurut para wakil rakyat di Kompleks Parlemen Senayan sudah 69 tahun merdeka.

Disiplin
Salah satu keunggulan Singapura adalah pemerintahnya benar-benar menegakkan hukum dan aturan secara konsisten. Jangankan untuk menyerobot antrean, ketahuan mengunyah permen karet saja akan langsung dikenakan denda yang bisa membuat kita mengelus-elus dada.

Sempat muncul pula kalimat "Singapore is fine" yang begitu populer dikalangan turis mancanegara. Bagi masyarakat setempat, boleh jadi kalimat itu menujukkan keunggulan negara mereka. Namun, bagi para pelancong, kalimat itu adalah pelesetan bahwa Singapura itu kota denda, sebab "fine" juga berarti denda.

Lihat saja, bagi turis-turis yang gemar merokok, Singapura bisa jadi adalah "neraka". Maklum, mereka diwajibkan melakukan aktivitas itu di tempat-tempat yang disediakan  oleh pemerintah kota. Jika bandel, siap-siap saja menerima denda sebesar 1000 dollar Singapura atau Rp 9,8 juta!

Belum lagi melihat peraturan lainnya seperti jangan meludah, corat-coret, buang air kecil di sembarang tempat, menyebrang sembarangan, hingga bermesraan di tempat umum yang tidak hanya akan membuat kepala turis mancanegara menggeleng-gelengkan kepala, tetapi juga bagi masyarakat setempat.

Berbagai peraturan itu memang sempat mendapatkan protes keras dari masyarakat Singapura. Mereka menganggap pemerintahanya terlalu berlebihan. Namun, nyatanya, "anjing menggongong kafilah berlalu". Bagi pemerintah Singapura perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah hal mutlak agar dapat menjalankan pembangunan ekonomi yang sehat.

Hasil
Pada 2014, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Singapura tercatat lebih dari 60.000 dollar AS, sementara Indonesia sekitar 3.631 dollar AS. Business Environment Risk Intelligence (BERI) pun melaporkan, di tahun yang sama Singapura menduduki peringkat pertama untuk kategori negara dengan potensi investasi terbaik dunia.

Oleh karena itu, wajar jika masyarakat Singapura begitu membanggakan semboyan Majulah Singapura. Seperti yang diungkapkan Than Lin Chan, salah satu warga Singapura saat berbincang Kompas.com, "Kami memang harus disiplin jika ingin maju."

Lin Chan hanya bagian kecil dari jutaan rakyat Singapura yang merasa roda kehidupan negaranya sudah melaju dengan baik. Dari pernyataannya itu rasanya dapat dikatakan bahwa sikap disiplin, konsisten, jujur, dan bersih dalam penegakan hukumlah yang menjadi kunci Singapura berhasil seperti sekarang.

Lin Chan dan masyarakat Singapura lainya kini tinggal menikmati keberhasilan pembangunan ekonomi negara mereka. Kita pun tak menyangka negeri kecil yang di awal kemerdekaannya tak punya sumber daya, pasar, bahkan air harus didatangkan dari Malaysia, memiliki suatu visi besar yang terfokus terhadap perubahan sumber daya manusia. Perubahan yang begitu terasa di setiap lini kehidupan.

Pokoknya, hebatlah Singapura!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Borneo FC Siap Balas Dendam demi Kawinkan Gelar Liga 1 2023-2024

Borneo FC Siap Balas Dendam demi Kawinkan Gelar Liga 1 2023-2024

Liga Indonesia
Jelang Dortmund vs Real Madrid, Perut Niklas Sule Membuncit

Jelang Dortmund vs Real Madrid, Perut Niklas Sule Membuncit

Liga Champions
Penambahan Skuad Copa America 2024, Alejandro Garnacho Diuntungkan

Penambahan Skuad Copa America 2024, Alejandro Garnacho Diuntungkan

Internasional
Man City Vs West Ham: Guardiola Terbayang Drama 2022

Man City Vs West Ham: Guardiola Terbayang Drama 2022

Liga Inggris
Liverpool Vs Wolves: Tugas Terakhir Klopp, Selamat Tinggal yang Berat...

Liverpool Vs Wolves: Tugas Terakhir Klopp, Selamat Tinggal yang Berat...

Liga Inggris
Arsenal Vs Everton: Saat Arteta Berharap Bantuan Moyes dan West Ham...

Arsenal Vs Everton: Saat Arteta Berharap Bantuan Moyes dan West Ham...

Liga Inggris
Man City Vs West Ham: Pasukan Guardiola Tiap Detik Harus Sempurna

Man City Vs West Ham: Pasukan Guardiola Tiap Detik Harus Sempurna

Liga Inggris
Persib Vs Bali United: Teco Nyaman, Tak Lagi Main di Lapangan Latihan

Persib Vs Bali United: Teco Nyaman, Tak Lagi Main di Lapangan Latihan

Liga Indonesia
Como 1907 Proyek “1 Miliar Dollar”, Bos Hartono Tak Kejar Gengsi

Como 1907 Proyek “1 Miliar Dollar”, Bos Hartono Tak Kejar Gengsi

Liga Italia
Kevin Sanjaya Pensiun, Kesedihan Besar Oma Gill, Minions Akan Dirindukan

Kevin Sanjaya Pensiun, Kesedihan Besar Oma Gill, Minions Akan Dirindukan

Badminton
Timnas Indonesia Vs Irak: Kick Off Berubah, Permintaan dari Shin Tae-yong

Timnas Indonesia Vs Irak: Kick Off Berubah, Permintaan dari Shin Tae-yong

Timnas Indonesia
Kronologi Hari Terakhir Allegri di Juventus: Pimpin Latihan Pagi, Sore Dipecat

Kronologi Hari Terakhir Allegri di Juventus: Pimpin Latihan Pagi, Sore Dipecat

Liga Italia
Ketum PSSI soal Elkan Baggott: Tak Mau Menghakimi, Yakin Nasionalisme Masih Ada

Ketum PSSI soal Elkan Baggott: Tak Mau Menghakimi, Yakin Nasionalisme Masih Ada

Timnas Indonesia
Como Promosi ke Serie A, Fabregas Tepati Janji Bawa Skuad Liburan

Como Promosi ke Serie A, Fabregas Tepati Janji Bawa Skuad Liburan

Liga Italia
Jadwal Thailand Open 2024, Dua Wakil Indonesia Berburu Tiket Final

Jadwal Thailand Open 2024, Dua Wakil Indonesia Berburu Tiket Final

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com