Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengukir Sejarah Atletik di Tambora

Kompas.com - 07/04/2015, 17:54 WIB

MATARAM, KOMPAS — Delapan pelari siap mengukir sejarah dengan mengikuti lomba lari Trans-Sumbawa 200 dengan jarak tempuh sejauh 320 kilometer melintasi Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, pada 8-10 April 2015. Lomba lari jarak jauh yang diselenggarakan harian Kompas ini merupakan kompetisi yang baru pertama kali diadakan di Indonesia dan diharapkan menjadi embrio untuk melahirkan lebih banyak pelari tangguh.

Kedelapan pelari itu merupakan orang yang terseleksi dari sekitar 30 pendaftar. Untuk dapat mengikuti lomba lari ini, peserta harus sudah pernah mengikuti lomba lari jarak jauh minimal 100 kilometer.

Kedelapan peserta itu adalah Lily Suryani (50), Muhammad Wirawan Abdul Reza (23), Abdul Aziz Dermawan (22), Arief Wismoyo (31), Alan Maulana (30), Sitor Torsina Situmorang (45), Dino Eka Putra (27), dan Hendra Wijaya (49). Mereka berkumpul untuk mendapatkan pengarahan teknis pada Senin (6/4) malam di Hotel Santika, Mataram, NTB.

Hendra Wijaya, peserta sekaligus penggagas lomba lari ini, berharap ajang Trans-Sumbawa 200 bisa menjadi momentum untuk mengembangkan jenis olahraga itu di Indonesia. Ia beberapa kali mengikuti lomba lari jarak jauh di beberapa negara dan hanya dia wakil dari Indonesia. Oleh karena itu, lomba lari jarak jauh seharusnya dapat lebih berkembang dan populer di Indonesia yang memiliki daerah yang luas dengan kondisi geografis beragam.

"Waktu saya ikut acara serupa di Singapura sejauh 320 kilometer, penyelenggaraannya tidak direncanakan sebaik event Kompas," kata Hendra. Dalam lomba di Singapura itu tak ada marshall dan check point sehingga ia menilai lomba lari itu semi resmi. Berbeda dengan lomba Trans- Sumbawa 200 ini yang direncanakan lebih matang.

Tergolong berat

Direktur lomba, Lexi Rohi, menjelaskan, lomba lari ini tergolong berat. Peserta dituntut menyelesaikan lomba kurang dari 64 jam. Peserta mulai berlari dari Pantai Poto Tano di Kabupaten Sumbawa Barat dan melintasi Jalan Trans-Tono Sape ke Doro Ncanga, kaki Gunung Tambora. Rute lari ini melewati wilayah Kabupaten Sumbawa Barat, Sumbawa, dan Dompu.

Peserta yang bisa menyelesaikan lomba ini dengan waktu tercepat akan memenangkan hadiah senilai 2.000 dollar AS. Juara kedua mendapat 1.500 dollar AS dan juara ketiga mendapat 1.000 dollar AS.

Pelari juga didampingi tim pendamping yang menggunakan mobil. Tim pendamping ini yang akan mengawal dan memberikan ransum kepada pelari. "Pelari tak boleh beristirahat dalam mobil sekalipun hanya duduk. Jika ketahuan, diberi penalti satu jam. Kalau ketahuan lagi, peserta akan didiskualifikasi," kata Lexi.

Dalam lomba lari jarak jauh, peserta dituntut untuk lebih mengenali kemampuan fisiknya. Ketika berlari, setiap peserta harus mampu mengatur waktu untuk berlari dan beristirahat. Pelari juga membekali diri dengan lampu sebab mereka tetap akan berlari pada malam hari.

Lily mengatakan, ia tertarik mengikuti lomba lari ini untuk menguji sejauh mana bisa menaklukkan tantangan alam. "Jika saya berhasil menyelesaikan lomba ini, saya mau ikut lomba lainnya lagi," katanya.

Peserta dari Bandung, Jawa Barat, Abdul Reza, mengatakan, ia ingin berpartisipasi karena tidak ingin melewatkan momentum 200 tahun meletusnya Gunung Tambora. "Momen ini hanya sekali. Kapan lagi saya ikut serta," ujarnya.

Ajang Trans-Sumbawa 200 merupakan bagian dari perayaan 200 Tahun Tambora Menyapa Dunia yang diselenggarakan bersama harian Kompas dan Pemerintah Provinsi NTB. Selain lomba lari jarak jauh, diselenggarakan pula lomba balap sepeda Tambora Bike 2015 dan Tambora Trail Run.

Menurut Wakil Direktur Komunitas Kompas Nugroho F Yudho, lomba lari adalah jenis kompetisi olahraga yang baru pertama kali dikerjakan Kompas dan akan terus dikembangkan. Harapannya, dari delapan peserta ini, pada ajang selanjutnya peserta dapat terus bertambah.

"Kami berharap Indonesia menjadi tuan rumah olahraga lari gunung dan menjadi gudangnya pelari," kata Nugroho.

Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTB Andy Hadianto mengapresiasi ajang lari tersebut. Lomba lari tersebut merupakan ajang spektakuler dan jarang dilihat masyarakat. Ajang semacam ini juga dapat dikemas sebagai pariwisata olahraga.

"Lomba lari ini tepat diselenggarakan di NTB sebab kami sedang bersemangat menggalakkan olahraga," kata Andy. Pada Pekan Olahraga Nasional (PON) sebelumnya, NTB mendapat tiga medali emas dari cabang lari. Namun, sejak PON 2012, NTB meraih 12 medali emas dan PON 2016 menargetkan untuk meraih 16 medali emas. (DEN/REK/IKA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SC Heerenven Beri Apresiasi untuk Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On

SC Heerenven Beri Apresiasi untuk Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Persib Bandung vs Bhayangkara, Kickoff 20.30 WIB

Link Live Streaming Persib Bandung vs Bhayangkara, Kickoff 20.30 WIB

Liga Indonesia
Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

Liga Indonesia
AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

Liga Italia
Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Liga Indonesia
Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Bundesliga
5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

Bundesliga
Persik Vs Persikabo, Jeam Kelly Sroyer Ingin Beri Persembahan Terakhir

Persik Vs Persikabo, Jeam Kelly Sroyer Ingin Beri Persembahan Terakhir

Liga Indonesia
Bayern Vs Dortmund: Tuchel Tak Membawa Muenchen ke Arah yang Benar

Bayern Vs Dortmund: Tuchel Tak Membawa Muenchen ke Arah yang Benar

Bundesliga
Amunisi Muda Barca, Marc Guiu: Xavi Sangat Penting bagi Barcelona

Amunisi Muda Barca, Marc Guiu: Xavi Sangat Penting bagi Barcelona

Liga Spanyol
Lorenzo Nilai Bagnaia Lakukan Kesalahan Saat Insiden dengan Marquez

Lorenzo Nilai Bagnaia Lakukan Kesalahan Saat Insiden dengan Marquez

Motogp
Prediksi Persib Vs Bhayangkara FC, Maung Pincang Tanpa 6 Pemain Utama

Prediksi Persib Vs Bhayangkara FC, Maung Pincang Tanpa 6 Pemain Utama

Liga Indonesia
Kata Indra Sjafri soal Label Pemain Keturunan di Timnas Indonesia

Kata Indra Sjafri soal Label Pemain Keturunan di Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Prediksi Ranking FIFA: Indonesia Salip Malaysia, Naik Peringkat Ke-135

Prediksi Ranking FIFA: Indonesia Salip Malaysia, Naik Peringkat Ke-135

Timnas Indonesia
Jadwal Spain Masters 2024, Indonesia Pastikan Wakil di Perempat Final

Jadwal Spain Masters 2024, Indonesia Pastikan Wakil di Perempat Final

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com