Kekurangan di sana-sini memang masih terlihat. Di tim putri ataupun putra, misalnya, kemampuan menerima servis dan memberikan umpan kepada penyerang masih belum konsisten. Banyak kesalahan masih terlihat.
Di tim putri bahkan para tekong masih harus membiasakan teknik tendangan mereka yang baru.
Sandrina mengemukakan, para atletnya memang masih dalam tahap pembiasaan untuk servis setelah dilakukan perubahan teknik tendangan servis dari tendangan sila (menggunakan bagian pinggir kaki sebelah dalam) menjadi tendangan kura (menggunakan punggung kaki). Perubahan teknik itu dilakukan karena tendangan sila relatif lebih mudah dibaca lawan arah bolanya, sedangkan tendangan kura lebih sulit dibaca dan laju bola bisa lebih keras.
Jumlah atlet putri yang tergabung di pelatnas memang tidak banyak karena SEA Games 2015 hanya akan mementaskan dua nomor, yaitu regu dan ganda. Adapun di tim putra disediakan empat nomor, tetapi setiap negara hanya diperbolehkan mengikuti dua nomor.
Indonesia, seperti disampaikan M Syukur, memilih untuk berkonsentrasi di nomor tim dan tim ganda. "Dua nomor itu dipilih karena peluang kita lebih besar. Thailand kemungkinan besar tidak turun di ganda. Jadi, lawan berat kita di nomor itu ialah Myanmar. Kalau kita ambil regu ganda terlalu riskan meskipun mungkin Thailand tidak turun di nomor ini," tutur pelatih tim putra itu.
Baik di putra maupun putri, lawan berat sekaligus momok bagi Indonesia ialah Thailand. Karena itulah, di SEA Games Singapura, target putra ialah dua perak seperti yang diraih di Myanmar 2013. Target tim putri juga seperti pencapaian di Myanmar 2013, dua perunggu. Di kelompok putri, selain Thailand, Vietnam dan Myanmar pun menjadi lawan berat bagi Indonesia.
Dalam kondisi masih harus menghidupi diri sendiri karena belum turunnya honor sebagai atlet pelatnas sejak Januari 2015, para atlet sepak takraw berusaha untuk bisa mengimbangi dominasi Thailand.
"Memang sulit untuk mengimbangi mereka karena mereka memiliki kompetisi yang berjalan baik sehingga atlet sepak takraw Thailand banyak sekali dengan kualitas yang tinggi. Di Thailand, takraw itu seperti bulu tangkis di Indonesia, menjadi andalan sehingga diajarkan di sekolah-sekolah dasar," papar Sandrina.
Ia menambahkan, Thailand sudah menjadikan sepak takraw sebagai bagian dari industri sehingga Indonesia pun mengimpor bola dan sepatu sepak takraw dari negeri itu.
Kesulitan menghadapi Thailand juga diakui kapten tim putra Viktor Eka Prasetyo dan pemain putri andalan Indonesia, Dini Mita Sari.
"Mereka dari segi mental dan teknik lebih kaya karena kompetisinya jalan. Dalam keadaan tertekan pun, para pemain Thailand bisa tetap mengatasinya karena mereka sudah terbiasa berkompetisi," ungkap Viktor. (Rakaryan Sukarjaputra)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.