Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengadaan Peralatan dari Karate sampai Renang, Penyebab Roy Suryo Marah

Kompas.com - 15/10/2014, 17:27 WIB
Aswin Rizal Harahap,
Emilius Caesar Alexey,
Wisnu Aji Dewabrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Pada hari-hari terakhir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga di Kabinet Indonesia Bersatu II, Roy Suryo masih harus berhadapan dengan karut-marut pengadaan  peralatan para atlet Asian Games 2014. (Baca: Menjelang Akhir Jadi Menteri, Roy Suryo Sangat Marah...)

Seperti dikutip dari harian Kompas edisi Rabu (15/10/2014), Zulkarnaen Purba, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB FORKI), di Jakarta, Selasa (14/10/2014), menuturkan, PB FORKI mengeluarkan dana talangan Rp 300 juta selama lebih kurang enam bulan pelatnas berlangsung. Dana itu untuk membeli sejumlah peralatan tanding dan latihan.

Mereka berharap dana yang telah dikeluarkan akan diganti pemenang tender. Yang terjadi, PT Cipta Mitraya justru mengajukan pengunduran diri dan menyatakan tidak sanggup menyediakan peralatan. Kemenpora pun membatalkan proses lelang peralatan untuk ajang Asian Games 2014.

Soal penggantian dana talangan yang dikeluarkan induk cabang olahraga, Kemenpora mengatakan, dana tersebut hampir mustahil diganti (reimburse). Pasalnya, tidak ada ketentuan anggaran yang memberikan dana dan peralatan selain lewat mekanisme proyek (Kompas, 14/10/2014).

Albert berharap, jika penggantian dana talangan mustahil dilakukan, pemerintah mesti mengganti dengan cara menambah jatah peralatan atlet untuk SEA Games 2015.

Cek "bodong"

Sebelumnya, persoalan terkait pengadaan barang ini sudah mengemuka dari cabang olaharga boling. Harian Kompas edisi Jumat (10/10/2014) menulis peralatan latihan dan pertandingan boling untuk Asian Games Incheon, Korea Selatan, belum dibayar.

Cek untuk pembayaran sebesar Rp 900 juta yang diberikan pemenang lelang kepada pemasok peralatan ternyata tidak bisa diuangkan. Cek tersebut berasal dari perusahaan pemenang lelang pengadaan peralatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Boling Indonesia (PB PBI) Oky Harwanto, di Jakarta, Kamis (9/10/2014), mengungkapkan, perusahaan pemenang lelang dan pemasok sudah bertemu dan menyepakati harga. Namun, hingga hitungan belasan hari sebelum atlet bertolak ke Incheon, 17 September, peralatan latihan dan pertandingan belum diterima.

Oky mengatakan, akhirnya perusahaan pemenang lelang memberikan jaminan kepada perusahaan pemasok berupa cek. Dengan jaminan itu, pemasok bersedia memberikan peralatan boling kepada atlet pada 9 September. ”Jumat (3/10/2014), pemasok peralatan membawa cek itu ke bank. Ternyata cek tidak bisa dicairkan,” katanya.

Merujuk situs Layanan Pengadaan secara Elektronik Kemenpora, pemenang lelang adalah perusahaan yang beralamat di Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan itu memenangi lelang pengadaan peralatan latihan dan pertandingan olahraga dalam rangka Program Indonesia Emas dengan penawaran paling rendah dibandingkan perusahaan lain, Rp 18,3 miliar dari pagu Rp 24,9 miliar.

Menurut Oky, perusahaan pemasok peralatan boling percaya dan bersedia memberikan barang karena kenal baik dengan pengurus PB PBI.

Jaminan kontraktor

Oky menambahkan, kejadian semacam ini bukan pertama kali terjadi. ”Peralatan pertandingan boling untuk Asian Indoor and Martial Arts Games di Incheon 2013 juga tidak dibayar. Besarnya Rp 250 juta, tanpa jaminan. Akhirnya PB PBI yang menalangi. Kalau tidak, kami tidak dipercaya lagi oleh pemasok. Untuk Asian Games, PB PBI tidak mau menalangi karena ada jaminan,” ujarnya.

Pelatih tim renang Indonesia, Albert C Sutanto, Jumat (10/10/2014), mengemukakan, pihaknya membeli sendiri peralatan bertanding senilai Rp 150 juta. Hal itu dilakukan atas kesepakatan dengan kontraktor ketika bertemu sepekan sebelum Asian Games dimulai pada 19 September.

”Waktu itu, saya bertemu Pak Trica (perwakilan dari Cipta Mitraya) untuk meminta peralatan bertanding. Namun, dia menyuruh pengurus membeli terlebih dahulu peralatan yang dibutuhkan dengan alasan waktu sudah mepet,” ungkap Albert.

Kontraktor lalu berjanji mengganti biaya pembelian seusai Asian Games. Sayang, hingga kini kontraktor tidak mampu memenuhi janji tersebut. ”Saya mencoba menghubungi kontraktor berulang kali, tetapi tidak bisa,” ujar Albert.

Albert pun mencoba meminta pertanggungjawaban Komite Olahraga Nasional Indonesia. Namun, Albert diminta menanyakan hal itu kepada Satlak Prima atau Kementerian Pemuda dan Olahraga. ”Mereka malah saling melempar tanggung jawab,” ujar mantan perenang nasional itu.

(A03/A10/WAD/RIZ/ECA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Tahun Kolaborasi EVOS dan Pop Mie, Tingkatkan Talenta Esport Indonesia

6 Tahun Kolaborasi EVOS dan Pop Mie, Tingkatkan Talenta Esport Indonesia

Sports
Persebaya Vs Bali United, Teco Minta Bali Kerja Keras

Persebaya Vs Bali United, Teco Minta Bali Kerja Keras

Liga Indonesia
Arsenal Vs Chelsea, Arteta Salut dengan Pochettino

Arsenal Vs Chelsea, Arteta Salut dengan Pochettino

Liga Inggris
Persebaya Vs Bali United, Mental Kuat Bajul Ijo

Persebaya Vs Bali United, Mental Kuat Bajul Ijo

Liga Indonesia
Klasemen Liga Italia: Inter Scudetto, Jauhi Milan dan Juventus

Klasemen Liga Italia: Inter Scudetto, Jauhi Milan dan Juventus

Liga Italia
Fakta Menarik Korsel, Lawan Timnas U23 Indonesia di Perempat Final Piala Asia U23

Fakta Menarik Korsel, Lawan Timnas U23 Indonesia di Perempat Final Piala Asia U23

Liga Indonesia
Babak Akhir Ten Hag di Man United, Disebut Tidak Ada Jalan Kembali

Babak Akhir Ten Hag di Man United, Disebut Tidak Ada Jalan Kembali

Liga Inggris
Respons Pemain Persib Usai Ikuti 'Kelas' VAR Liga 1

Respons Pemain Persib Usai Ikuti "Kelas" VAR Liga 1

Liga Indonesia
Format Baru Liga 1 Disebut Seru, Apresiasi Trofi untuk Borneo FC

Format Baru Liga 1 Disebut Seru, Apresiasi Trofi untuk Borneo FC

Liga Indonesia
Persib Dapat Sosialisasi Penerapan VAR untuk Championship Series Liga 1

Persib Dapat Sosialisasi Penerapan VAR untuk Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Cara AC Milan Ganggu Pesta Scudetto Inter Milan di San Siro

Cara AC Milan Ganggu Pesta Scudetto Inter Milan di San Siro

Liga Italia
Indonesia Cetak Sejarah di Piala Asia U23, Kekuatan Poros Ernando-Rizky Ridho

Indonesia Cetak Sejarah di Piala Asia U23, Kekuatan Poros Ernando-Rizky Ridho

Timnas Indonesia
Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Timnas Indonesia
Inter Juara Serie A, 'Demonismo', dan Karya Master Transfer Marotta

Inter Juara Serie A, "Demonismo", dan Karya Master Transfer Marotta

Liga Italia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com