Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karate, Menjaga Asa dari Pintu Merah

Kompas.com - 10/09/2014, 19:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Semua tempat adalah sekolah. Pepatah ini sepertinya cocok dengan para karateka yang sedang "bersekolah" di pemusatan latihan nasional Asian Games 2014. Semangat mereka tak pernah lesap meski tempat menempa diri hanya berupa balkon di atas Pintu Merah Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

Matahari belum terlalu tinggi, Kamis (4/9) pagi itu. Di sekitar Jalan Pintu I Senayan, Jakarta, suasana masih terasa sunyi untuk ukuran kota Jakarta.

Namun, di antara sunyinya pagi itu, teriakan "Aaghh!" terdengar berulang-ulang. Teriakan seperti tanda orang melepas semangat dan energi ini makin jelas terdengar saat mendekati Pintu Merah, sebutan untuk gerbang warna merah yang berada di antara gerbang Pintu IX dan X Stadion Utama Gelora Bung Karno. Dari Jalan Pintu I, Pintu Merah mudah dijangkau dari jalan di dekat Masjid Al Bina.

Di atas Pintu Merah inilah, tujuh karateka pelatnas Asian Games Incheon berlatih. Teriakan mereka terdengar lantang karena tempat itu hanya berupa balkon.

Jalan masuk menuju tempat di lantai 2 Stadion Utama ini adalah gerbang Pintu IX, sama dengan akses pintu masuk penonton sepak bola yang akan menonton di tribune atas. Maka, ketika di dalam Stadion Utama dilakukan persiapan untuk menggelar acara seperti konser musik atau acara partai politik, para karateka pun harus berkonsentrasi ekstra keras.

Belum lagi ketika berlangsung pertandingan sepak bola, latihan harus dipindah ke lapangan parkir Hotel Atlet Century Park, tempat Jintar Simanjuntak dan kawan-kawan tinggal.

Di lantai 2 itu, dua matras warna merah-biru yang dipasang disatukan, terbentang berukuran 20 meter x 10 meter. Meski memiliki pola susunan warna yang sama, setengah dari matras tersebut terlihat lebih baru daripada yang lainnya. Warnanya masih terlihat mengilap. Matras baru itu jatah dari Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas untuk persiapan SEA Games 2013. Adapun matras lainnya telah dipakai sejak pelatnas SEA Games Jakarta-Palembang 2011.

"Beberapa matras juga bolong terkena puntung rokok. Kalau ada sepak bola, konser musik, ataupun acara politik, pasti rusaknya semakin banyak. Bahkan, ada yang bau pesing," kata Srunita Sari Sukatendel, karateka kumite putri, sambil bergidik.

Kondisi itu terjadi karena matras selalu dalam keadaan terpasang, termasuk saat atlet tak berlatih. Begitu pula ketika berlangsung sepak bola, konser musik, ataupun acara partai politik, tiga acara yang sering dilangsungkan di Stadion Utama.

Kalaulah matras yang terbuat dari potongan busa padat dengan ukuran 1 meter x 1 meter itu dibereskan, tetap saja kerusakan tak terhindarkan. Maklum, pelatnas karate tak punya gudang untuk menyimpan matras yang rutin dibersihkan karena selalu berdebu dan terkena kotoran burung ini. Jika dibereskan, tumpukan matras akan disimpan di tempat latihan itu juga.

Satu-satunya ruang untuk menyimpan peralatan adalah sebuah toilet wanita tak terpakai yang berada di pelataran itu juga, sekitar 10 meter dari tempat latihan. Di ruang berukuran 3 meter x 5 meter ini ditumpuk dua sansak yang telah rusak, bola yoga, bola sepak, punching pad (bantalan tangan untuk menahan pukulan), dan lain-lain.

Lantai 2 Pintu Merah menjadi tempat pelatnas karate sejak 2011 setelah dua tahun sebelumnya bermarkas di tempat lain di lantai yang sama, di sekitar pintu masuk tribune timur.

Pada persiapan Asian Games 1994, ketika karate pertama kali dipertandingkan di Asian Games, pelatnas punya tempat latihan lebih layak, yaitu di dojo Federasi Olahraga Karate-do Indonesia, di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat. Tempat latihan ini berdiri di atas lahan milik TNI Angkatan Darat (kala itu disebut ABRI).

Pada 1993, saat lahan itu dimanfaatkan untuk keperluan lain, pelatnas dipindah ke Hall C Gelora Bung Karno. Inilah pertama kalinya pelatnas karate dilakukan di kompleks olahraga Senayan.

Dengan tempat latihan seperti saat ini, hanya semangat dan kekeluargaan yang menyatukan karateka. Mereka, misalnya, berbagi peran ”juru kunci” pagar stadion dan ”gudang” tempat penyimpanan barang. Itu bagian dari komitmen yang mereka buat agar suasana berbagi lebih terasa.

"Akan tetapi, yang cowok jarang jadi juru kunci atau menyapu. Yah, mereka memang tugasnya lebih berat, yaitu membimbing kami ke jalan yang benar... ha-ha-ha," kata karateka kumite putri, Cok Istri Agung S.

Selain terpaut usia yang umumnya lebih muda dari empat karateka putra, empat karateka putri tergolong wajah baru dalam pelatnas Asian Games. Cok, yang biasa dipanggil Coki, misalnya, baru bergabung di pelatnas karate sejak 2013. Atlet putri lain umumnya baru kali ini tampil di Asian Games.

Kompak

Kekompakan juga dibangun dengan berdiskusi terkait kondisi tim, evaluasi setiap individu, ataupun hal lain yang berpotensi mengganggu konsentrasi selama pelatnas. Waktu dan tempat untuk membahas hal-hal itu tak tentu, bisa dilakukan sehabis latihan atau ketika jalan bersama di saat senggang. Apalagi, mereka rutin berkumpul untuk makan, menonton film di bioskop, ataupun karaoke di saat senggang.

Acara itu di luar kegiatan bersama yang diwajibkan pelatih. Tiga kali dalam sepekan, yaitu Senin, Rabu, dan Jumat, para karateka wajib makan malam bersama. Tempatnya sama seperti ketika mereka makan sehari-hari bersama atlet dari cabang olahraga lain, di lobi lantai 3, tak jauh dari kamar mereka. Namun, pada tiga hari yang telah ditentukan, tim karate bersepakat menjadikannya sebagai momen makan malam bersama.

Selain makan bersama, mereka juga rutin mengikuti ibadah (kebaktian atau pengajian) setiap Kamis malam di lantai 4. Meski acara ini berlaku untuk semua atlet, tak jarang peserta ibadah hanyalah para karateka.

Karateka putra Hendro Salim berpendapat, berbagi tugas, berdiskusi, sekaligus beribadah adalah cara tepat mengisi hari di pelatnas di luar latihan. Kegiatan-kegiatan itu sangat membantu untuk mengevaluasi diri dan menyingkirkan kejenuhan.

Terlebih lagi, sekitar dua pekan terakhir menjelang tampil di Incheon menjadi pekan krusial. Dengan waktu yang kian sempit, mereka harus menyempurnakan hal-hal teknis.

Selain materi latihan bertambah, waktu libur pun berkurang. Jika biasanya mereka mendapat libur pada Rabu, Sabtu sore, dan Minggu, sekembali dari uji coba dalam turnamen di Okinawa, Jepang, 30-31 Agustus, libur pada Rabu sore ditiadakan.

Namun, seiring dekatnya waktu bertanding, frekuensi latihan dikurangi seiring dengan bertambahnya intensitas. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan waktu pertandingan.

Fasilitas latihan tim karateka memang terbatas. Persaingan untuk meraih medali di Incheon pun tak akan ringan. Namun, Jintar dan kawan-kawan punya tekad yang sama dengan atlet lain, mempersembahkan medali bagi bangsa. Persis makna lagu "Bagimu Negeri" yang selalu dinyanyikan seusai berlatih. (A10)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tiga Klub 100 Persen Lolos Club Licensing, Bukti Konsistensi, Sejarah, dan Pelecut Prestasi

Tiga Klub 100 Persen Lolos Club Licensing, Bukti Konsistensi, Sejarah, dan Pelecut Prestasi

Liga Indonesia
Xavi Menang dalam Laga Ke-100 Latih Barcelona, Bicara Hasrat Juara

Xavi Menang dalam Laga Ke-100 Latih Barcelona, Bicara Hasrat Juara

Liga Spanyol
LaLiga Extratime, Kedekatan Sepak Bola Indonesia dan Spanyol

LaLiga Extratime, Kedekatan Sepak Bola Indonesia dan Spanyol

Liga Spanyol
Daftar Skuad Perancis untuk Euro 2024: Kante Kembali, Ada Mbappe

Daftar Skuad Perancis untuk Euro 2024: Kante Kembali, Ada Mbappe

Internasional
Daftar Skuad Belanda untuk Euro 2024, Ada Pemain Keturunan Indonesia

Daftar Skuad Belanda untuk Euro 2024, Ada Pemain Keturunan Indonesia

Internasional
Ronaldo Masih Termotivasi, Mau Bersaing dengan 'Singa-singa Muda'

Ronaldo Masih Termotivasi, Mau Bersaing dengan "Singa-singa Muda"

Liga Lain
Jadwal Liga Inggris Pekan Ke-38: Man City Vs West Ham, Arsenal Vs Everton

Jadwal Liga Inggris Pekan Ke-38: Man City Vs West Ham, Arsenal Vs Everton

Liga Inggris
Skenario Juara Liga Inggris: Persaingan Man City-Arsenal, Selisih Gol Bisa Krusial

Skenario Juara Liga Inggris: Persaingan Man City-Arsenal, Selisih Gol Bisa Krusial

Liga Inggris
Lisensi Klub PSSI: Arema FC Terima Hasilnya, Catatan untuk Persebaya

Lisensi Klub PSSI: Arema FC Terima Hasilnya, Catatan untuk Persebaya

Liga Indonesia
Persib Vs Bali United: Mimpi Dedi Kusnandar Sang Bocah Lokal

Persib Vs Bali United: Mimpi Dedi Kusnandar Sang Bocah Lokal

Liga Indonesia
Ada Target Baru untuk Shin Tae-yong

Ada Target Baru untuk Shin Tae-yong

Timnas Indonesia
Ronaldo Atlet dengan Bayaran Tertinggi, Ada di Atas Lionel Messi

Ronaldo Atlet dengan Bayaran Tertinggi, Ada di Atas Lionel Messi

Sports
Juventus Tensi Tinggi, Allegri Segera Ditendang Pergi Usai Raih Trofi

Juventus Tensi Tinggi, Allegri Segera Ditendang Pergi Usai Raih Trofi

Liga Italia
Jadwal Thailand Open 2024: Gregoria Siap Beraksi, Indonesia Pastikan Semifinal

Jadwal Thailand Open 2024: Gregoria Siap Beraksi, Indonesia Pastikan Semifinal

Badminton
Jay Idzes Fokus Bawa Venezia ke Serie A, Siap Bela Timnas Indonesia

Jay Idzes Fokus Bawa Venezia ke Serie A, Siap Bela Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com