"Akan tetapi, yang cowok jarang jadi juru kunci atau menyapu. Yah, mereka memang tugasnya lebih berat, yaitu membimbing kami ke jalan yang benar... ha-ha-ha," kata karateka kumite putri, Cok Istri Agung S.
Selain terpaut usia yang umumnya lebih muda dari empat karateka putra, empat karateka putri tergolong wajah baru dalam pelatnas Asian Games. Cok, yang biasa dipanggil Coki, misalnya, baru bergabung di pelatnas karate sejak 2013. Atlet putri lain umumnya baru kali ini tampil di Asian Games.
Kompak
Kekompakan juga dibangun dengan berdiskusi terkait kondisi tim, evaluasi setiap individu, ataupun hal lain yang berpotensi mengganggu konsentrasi selama pelatnas. Waktu dan tempat untuk membahas hal-hal itu tak tentu, bisa dilakukan sehabis latihan atau ketika jalan bersama di saat senggang. Apalagi, mereka rutin berkumpul untuk makan, menonton film di bioskop, ataupun karaoke di saat senggang.
Acara itu di luar kegiatan bersama yang diwajibkan pelatih. Tiga kali dalam sepekan, yaitu Senin, Rabu, dan Jumat, para karateka wajib makan malam bersama. Tempatnya sama seperti ketika mereka makan sehari-hari bersama atlet dari cabang olahraga lain, di lobi lantai 3, tak jauh dari kamar mereka. Namun, pada tiga hari yang telah ditentukan, tim karate bersepakat menjadikannya sebagai momen makan malam bersama.
Selain makan bersama, mereka juga rutin mengikuti ibadah (kebaktian atau pengajian) setiap Kamis malam di lantai 4. Meski acara ini berlaku untuk semua atlet, tak jarang peserta ibadah hanyalah para karateka.
Karateka putra Hendro Salim berpendapat, berbagi tugas, berdiskusi, sekaligus beribadah adalah cara tepat mengisi hari di pelatnas di luar latihan. Kegiatan-kegiatan itu sangat membantu untuk mengevaluasi diri dan menyingkirkan kejenuhan.
Terlebih lagi, sekitar dua pekan terakhir menjelang tampil di Incheon menjadi pekan krusial. Dengan waktu yang kian sempit, mereka harus menyempurnakan hal-hal teknis.
Selain materi latihan bertambah, waktu libur pun berkurang. Jika biasanya mereka mendapat libur pada Rabu, Sabtu sore, dan Minggu, sekembali dari uji coba dalam turnamen di Okinawa, Jepang, 30-31 Agustus, libur pada Rabu sore ditiadakan.
Namun, seiring dekatnya waktu bertanding, frekuensi latihan dikurangi seiring dengan bertambahnya intensitas. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan waktu pertandingan.
Fasilitas latihan tim karateka memang terbatas. Persaingan untuk meraih medali di Incheon pun tak akan ringan. Namun, Jintar dan kawan-kawan punya tekad yang sama dengan atlet lain, mempersembahkan medali bagi bangsa. Persis makna lagu "Bagimu Negeri" yang selalu dinyanyikan seusai berlatih. (A10)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.