Hal ini justru menjadi pengalaman menarik bagi mereka. Ada tiga peserta yang memilih tidur dalam tenda. Mereka mendirikan tenda di lapangan Markas Besar Batalyon Armed ini.
Salah satunya adalan Dessen Corneles Limanto, peserta asal Bitung, Sulawesi Utara. Dessen mendirikan tenda sepeda yang hanya cukup untuk satu orang. Untuk mendirikan tenda ini, Dessen harus mencopot ban depan sepeda bagian depan sebagai penyangga.
"Di sini anginnya enak, jadi lebih dingin dan sejuk. Kapan lagi tidur dalam tenda seperti ini," kata Dessen.
Ia pun telah izin kepada pihak markas batalyon. Dessen membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mendirikan tenda itu sendirian. Ia pun tak khawatir jika tiba-tiba hujan turun. Dessen berencana kembali mendirikan tenda pada etape lain yang juga tidak terdapat hotel.Sementara itu, peserta lainnya tidur beramai-ramai di dalam gedung Markas Batalyon Armed ini.
Sejumlah ruangan dalam gedung disulap menjadi kamar tidur. Untuk peserta wanita dipisah dalam satu kamar. Sementara itu, untuk laki-laki tidur di atas velbet atau tempat tidur yang biasa digunakan TNI di lapangan. Dalam satu kamar bisa mencapai 25 peserta laki-laki.
Kabupaten Bolaang Mongondow Induk baru berdiri tahun 2009. Di sini memang belum dilakukan banyak pembangunan. "Memang belum ada hotel. Pemerintah daerah masih baru, jadi belum maksimal," ujar Wakil Komandan Batalyon, Mayor Arm Anggeng.
Sebanyak 50 peserta jelajah sepeda tiba di Lolak setelah menyelesaikan etape kedua yaitu Amurang-Lolak sekitar 114 kilometer. Etape berikutnya, peserta akan menuju Baroko sekitar sejauh 90 kilometer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.