"Jepang tak pernah memenangi Piala Thomas. Jika kami menang, kemenangan tersebut akan mendorong perubahan besar bagi perbulutangkisan Jepang. Banyak anak muda Jepang yang akan tertarik bermain bulu tangkis," kata pria Korea yang telah melatih Jepang sejak 2005 ini.
Bagi Jepang, ini adalah kali pertama mereka melangkah ke final turnamen beregu antarnegara tersebut. Sementara itu bagi Park, ini adalah final keduanya setelah Piala Thomas 2002 yang mempertemukan Malaysia dan Indonesia. Ketika itu, Park adalah pelatih Malaysia. Itu juga jadi kali terakhir Indonesia memenangi Piala Thomas setelah mengalahkan Malaysia, 3-2.
"Ini kesempatan kedua bagi saya. Semoga mimpi saya tercapai. Sebagai pemain, saya tak pernah meraihnya di bawah bendera Korea Selatan. Sebagai pelatih, saya pernah hampir meraihnya saat melatih Malaysia pada 2002," kata Park.
Meski begitu, Park tak membebankan ambisi pribadinya tersebut kepada para pemain. Dia menekankan kepada para pemain Jepang untuk bermain serileks mungkin.
"Jepang akan bermain rileks. Kenichi Tago akan kesulitan memenangi partai pertama (melawan Lee Chong Wei), tetapi kami masih punya kesempatan di empat partai lain. Siapa pun yang bisa mengatasi tekanan, dialah yang menang," katanya. "Kepercayaan diri pemain sedang bagus setelah kemarin mengalahkan Tiongkok untuk pertama kalinya."
Park menilai bahwa kondisi lawan juga sedang bagus. "Banyak orang mengatakan tim Malaysia saat ini lebih lemah, tetapi saya justru tak melihat itu. Malaysia jadi lebih percaya diri setelah menyingkirkan tim-tim kuat, Denmark, Korea Selatan, dan Indonesia," jelasnya.