Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kata Pebalap Seputar Aturan Baru MotoGP?

Kompas.com - 20/03/2014, 09:37 WIB
DOHA, KOMPAS.com - Sehari sebelum GP Qatar dimulai, beberapa pebalap hadir pada konferensi pers di Sirkuit Losail, Rabu (19/3/2014). Pada kesempatan ini, mereka memberi pendapat seputar peraturan baru yang diterapkan MotoGP.

Secara umum mereka setuju bahwa pengelompokan kelas yang diterapkan saat ini cukup membingungkan, tetapi bisa menerimanya. MotoGP juga akan menerapkan standar ECU yang sama (hardware dan software) untuk kelas factory dan open mulai 2016. Saat ini tim factory masih diperbolehkan memakai software mereka sendiri.

Musim ini, Ducati disebut yang paling diuntungkan dengan aturan baru tersebut. Mereka tetap berada di kelas factory, tetapi bisa menikmati keunggulan yang didapat tim open.

Berikut pendapat para pebalap seputar peraturan baru tersebut.
Marc Marquez (Repsol Hoonda)
"Bagi penggemar, mungkin ini akan sedikit aneh karena peraturan berubah dua atau tiga kali. Awalnya mereka (Dorna) mengatakan ada dua kategori - factory dan open - tetapi sekarang mereka punya kategori yang lain... Saya tidak tahu situasinya!

Namun, pada akhirnya ini akan sama. Open dan factory masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, saya rasa semua orang berkerja untuk kategori yang sama, karena namanya hanya 'MotoGP', tetapi mereka butuh waktu."

Jorge Lorenzo (Movistar Yamaha)
"Menurut saya, idelanya hanya ada satu kategori dan mungkin 10-15 pebalap bersaing demi gelar juara dunia. Namun, ini adalah tujuan Dorna - mengurangi biaya dan memiliki banyak pebalap yang bersaing untuk menang.

Tujuan awal (penerapan biaya lebih kecil) sedikit membingungkan karena kamu mengurangi mesin dan bahan bakar (untuk tim factory), tetapi sekarang kami punya pilihan pindah ke open dan bisa memiliki mesin dan bahan bakar lebih. Kini, mereka (Dorna) mendapatkan lebih banyak pebalap yang bersaing untuk menang."

Valentino Rossi (Movistar Yamaha)
"Sedikit membingungkan, iya. Namun, menurut saya pada akhirnya para pebalap tidak terlalu peduli dengan hal itu. Yang paling penting bagi kami adalah membalap semaksimal mungkin, secepat mungkin, menampilkan balapan yang menarik bagi penonton, dan meraih hasil bagus setelah finis."

Cal Crutchlow (Ducati)
"Menurut saya, tidak ada masalah dengan peraturan yang berlaku. Dorna melakuan pekerjaan yang bagus untuk menolong kami. Terima kasih!"

Aleix Espargaro (Forward Yamaha)
"Ini adalah peraturan. Kami hanya membalap untuk penonton yang menyaksikan di grandstand dan televisi. Jadi, (kami butuh) motor yang lebih kompetitif, pilihan lebih untuk pebalap, dan balapan yang lebih menyenangkan. (Tahun lalu) hanya ada empat motor yang kompetitif. Tahun ini mungkin lebih dengan adanya tim open. Jadi, saya rasa ini langkah maju."

Dani Pedrosa (Repsol Honda)
"Menurut saya, tentu saja ini tidak ideal. Kami berada di era di mana setiap lima menit ada peraturan yang berubah karena tidak mudah mencari cara untuk membuat MotoGP hanya satu kelas, di mana setiap orang membalap pada kondisi yang sama dan membuat tontonan yang menarik.

Saya rasa kita harus menunggu hingga beberapa tahun untuk mendapatkan keseimbangan yang tepat, demi hasil terbaik. Namun, jika kamu melihat ke luar (MotoGP), Formula One juga melakukan perubahan peraturan setiap waktu untuk mencari jalan terbaik. Ini tidak ideal tetapi inilah yang terjadi."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Timnas Indonesia
Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Timnas Indonesia
Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Reaksi Media Korsel: 'Magis Shin Tae-yong' dan 'Tragedi di Doha'

Reaksi Media Korsel: "Magis Shin Tae-yong" dan "Tragedi di Doha"

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Menangi Adu Penalti, Ernando Ari Pun 'Menari'...

Timnas U23 Indonesia Menangi Adu Penalti, Ernando Ari Pun "Menari"...

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com