Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Bulu Tangkis Tidak Tergerus Zaman

Kompas.com - 20/02/2014, 07:59 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis

PALEMBANG, KOMPAS.com — Bila tidak segera ditangani, bulu tangkis Indonesia dikhawatirkan akan menjadi bagian dari kejayaan masa lalu.

Secara global, popularitas bulu tangkis memang merosot. Di Asia, permainan ini sudah semakin tergeser dengan cabang olahraga atau permainan baru seperti futsal atau basket 3 on 3.

Sementara untuk tingkat pertandingan, eksistensi bulu tangkis di Olimpiade mulai digugat. Alasan yang digunakan mulai dari adanya dominasi satu negara atau satu benua hingga tidak mampu menarik siaran televisi dan iklan. Di Olimpiade London 2012 lalu, China memborong lima medali emas yang dperebutkan di cabang bulu tangkis.

Turunnya popularitas bulu tangkis—untuk Indonesia—berdampak dengan semakin sulitnya mendapatakan bibit untuk pembinaan. Anak-anak dari tingkat sekolah dasar semakin banyak langsung menetapkan futsal sebagai olahraga utama mereka.

Kondisi ini disadari penuh oleh Badminton World Federation (BWF) selaku badan tertinggi bulu tangkis. Sejak 2012, BWF meluncurkan "Shuttle Time", suatu program untuk membantu pelatih dan guru olahraga untuk mengajarkan teknik-teknik dasar bermain bulu tangkis buat para anak didik berusia di bawah 10 tahun.

Salah satu pelatih asal Indonesia yang ikut dalam program awal "Shuttle Time" ini adalah Eddy Prayitno. Ia ikut dalam pelatihan awal program ini bersama FX Sugiyanto. Eddy yang kini menjabat sebagai Kasubid Pengembangan Komunitas Pengurus Pusat PBSI ini sekarang rajin "menyebarkan" virus kekhakwatiran akan punahnya bulu tangkis serta perlunya pembinaan usia dini.

"BWF menyadari popularitas bulu tangkis di dunia kini memang sudah sangat terancam. Kemerosotan popularitas olahraga ini akan berisiko dicoretnya bulu tangkis dari penyelanggaraan Olimpiade setelah 2020," kata Eddy saat memberi pelatihan di acara MILO Ayo Olah Raga di Palembang, 17-19 Februari ini.

Menyadari negara-negara Asia merupakan akar terkuat bulu tangkis, BWF kemudian mencoba menerapkan program "Shuttle Time" di 20 negara Asia, seperti Laos, Arab Saudi, dan lain-lain. Sementara Indonesia, sebagai negara dengan tradisi bulu tangkis terkuat, kemudian dianggap sebagai proyek percontohan buat negara-negara tersebut.

"Program Shuttle Time ini cocok sekali dengan program pralevel yang telah dimiliki PBSI. Keberadaan bulu tangkis di Indonesia, seperti juga di negara-negara Asia lainnya, sangat terancam dengan berkembangnya olahraga futsal sepuluh tahun belakangan," kata Eddy. "Jika dituruti, semua anak sekolah inginnya bermain atau menjadi atlet futsal. Lebih mudah, murah, dan fun," lanjutnya.

Menyadari sulitnya penerapan program ini, PBSI bekerja sama dengan MILO menjalankan program MILO Ayo Olah Raga di empat kota: Cirebon, Yogyakarta, Surabaya, dan Palembang.  Dalam program ini, untuk setiap sesi selama tiga hari, sekitar 30 guru olahraga sekolah dasar dikumpulkan dan diberi pengetahuan tentang teknik-teknik dasar bermain bulu tangkis.

Tjahjo Sasongko/Kompas.com Suasana pelatihan Program

Eddy Prayitno sendiri memmberi tutorial di GOR Jakabaring Palembang. Selama dua hari, ia memberi materi berupa  pengetahuan dasar bulu tangkis serta praktik di lapangan. "Kalau teknik memukul ataupun langkah dalam bulu tangkis dapat dipelajari semua orang. Namun,  kemampuan menyampaikan hal tersebut kepada anak-anak usia di bawah 10 tahun tentunya dimiliki oleh para guru sekolah dasar ini," kata Eddy.

Untuk menyampaikan pengajaran bulu tangkis secara mudah dan menyenangkan, para guru  tersebut mendapat bantuan berupa alat-alat bulu tangkis dan modul pengajaran yang aplikatif. "Untuk menarik minat para anak-anak, kita menggunakan alat bantu seperti balon dan—tentu saja—raket dan shuttle cock," lanjut Eddy.

Karena itulah, selama tiga hari, para peserta MILO Ayo Olah Raga di GOR Jakabaring, Palembang, mempresentasikan kemampuan mengajar mereka untuk "menjual" olahraga bulu tangkis kepada anak-anak murid mereka.  "Tujuan jangka pendek adalah guru-guru ini mampu menjaring murid yang berminat untuk dalam ekstrakurikuler bulu tangkis." lanjut Eddy yang didampingi Rahmat, pelatih bulu tangkis dari Medan, serta Donny Wahyudi dari MILO.

Idealnya, bila setiap sekolah dapat "menyumbangkan" 5-10 murid peminat bulu tangkis, di tingkat provinsi jumlah ini akan menjadi beratus kali lipat. "Kita mencoba menyelamatkan bulu tangkis secara menyeluruh. Di tingkat internasional, kita harus bersaing di tingkat prestasi dengan negara-negara lain. Tetapi secara basic, secara internal, kita harus prioritaskan bahwa popularitas olahraga ini semakin turun dan perlu suatu terobosan untuk mencegahnya makin dilupakan," kata Eddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Babak I Jepang Vs Uzbekistan 0-0: Tembok Serigala Masih Tak Tertembus

Babak I Jepang Vs Uzbekistan 0-0: Tembok Serigala Masih Tak Tertembus

Internasional
VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

Internasional
Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Internasional
Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Badminton
Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Badminton
Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Badminton
Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Badminton
Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Sports
Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Badminton
'Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang'

"Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang"

Timnas Indonesia
Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup 'Neraka' Menanti

Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup "Neraka" Menanti

Timnas Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

Badminton
Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

Sports
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com