Program ini sebagai ujung tombak "pemasaran" bulu tangkis untuk mendapatkan para calon peminat yang masih duduk di bangku kelas 1-3 SD. Setelah sukses di Cirebon dan Yogyakarta, Program "MILO Ayo Olah Raga" merupakan kali kedua diselenggarakan di Palembang dan Surabaya pada 17-19 Februari.
"Kami dari MILO mendukung penuh misi PBSI dengan memberi bekal para guru olah raga, agar mereka mendapat tambahan ilmu mengajar teknik dasar bulu tangkis untuk diteruskan kepada murid-murid mereka," kata Business Executive Manager Beverages Nestle, Prawitya Soemadijo.
"Dengan sistem pengajaran yang lengkap ini, diharap pemassalan bulu tangkis sebagai dasar agar menjadi olah raga berprestasi dapat terus berjalan," lanjut Prawitya lagi.
Program "MILO Ayo Olah Raga" memang memberi model pengajaran dasar-dasar bulu tangkis yang lebih revolusioner. Guru-guru peserta diharap akan memiliki kemampuan untuk mengenalkan bulu tangkis sebagai sesuatu yang menarik dan fun, namun menjanjikan baik buat si anak atau pun orang tua mereka.
Di Palembang, program "MILO Ayo Olah raga" berlangsung 17-19 Februari 2014 ini. Dalam tiga hari ini, 30 guru olah raga dari daerah Palembang dan sekitarnya mendapat pelatihan dari tutor bersertifikasi Badminton World Federation (BWF), Eddy Prayitno dan Rachmat.
Puluhan guru tersebut bukan hanya ditempa fisik dan teknik pengajaran olah raga mereka, namun juga "dicuci otak" masalah visi tentang posisi olah raga sebagai satu bagian dari pengajaran. Olah raga -khususnya bulu tangkis- dapat menjadi satu faktor penting dalam pengembangan mentalitas individu anak didik atau pun bangsa secara umum.
Dalam penerapan program "Shuttle Time" dari BWF ini, PBSI menjalankannya bersama program "pra level" yang sudah ada. "Kita inginkan para guru olah raga ini memiliki minat yang tinggi terhadap bulu tangkis dan menularkannya kepada para anak didik di sekolah. Bila ternyata ada yang berminat, tentunya dapat dibentuk ekstra kurikuler bulu tangkis di sekolah atau diteruskan ke klub-klub yang ada."
"Dengan dukungan banyak pihak, termasuk dari Nestle MILO atau pun Dinas Pendidikan dan pihak lain, rencana besar memopulerkan kembali olah raga bulu tangkis dapat berjalan dengan baik," kata Eddy, mantan pemain Jawa Timur ini.
Donny Wahyudi, Sports Marketing MILO mengatakan program MILO Ayo Olahraga memang sesuai dengan prinsip MILO untuk menempatkan bulu tagkis sebagai sesuatu yang istimewa dalam perkembangan olah raga Indonesia. "Bulu tangkis bukan hanya sangat populer, namun di dalamnya seperti ada kebanggan tentang masa lampau dan keyakinan akan masa depan," kata Donny.
Karena itulah sejak dua tahun terakhir ini disadari perlunya mendukung program pembinaan usia dini dan pemassalan bulu tangkis yang dicanangkan PBSI. "Ini menjadi kelanjutan dari program kami di MILO School Competition, dengan target utama menghasilkan pemain utuk masuk pelatnas PBSI."
Setelah menngikuti pelatihan selama tiga hari, para guru peserta akan terus dipantau untuk menerapkan modul latihan sesuai standar PBSI. Nestle MILO dan PBSI akan memantau para guru dalam memberi pelatihan dan nantinya akan memilih guru terbaik dari Cirebon, Yogyakarta, Surabaya dan Palembang untuk berkunjung ke Taufik Hidayat Arena di Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.