Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harus Berani ke Nomor Teknik

Kompas.com - 20/12/2013, 09:25 WIB
NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Paulus Lay, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia menegaskan, saatnya serius membina nomor-nomor teknik, sprint, dan lapangan, di atletik. Hanya dengan cara itu, Indonesia akan bisa bersaing dengan ”raja atletik” Asia Tenggara, Thailand.

Cabang atletik sudah menyelesaikan seluruh nomor pertandingannya di SEA Games Myanmar 2013, Kamis (19/12). Thailand tetap menjadi juara umum. Dari 46 emas yang diperebutkan, Thailand meraih 17 di antaranya, ditambah 13 perak dan 9 perunggu.

Di hari terakhir kemarin, Indonesia kebagian dua emas. Gelar juara itu diraih oleh pelari putri, Dedeh Erawati, di 100 meter lari gawang dan Triyaningsih di 10.000 meter putri.

Bagi Dedeh, ini emas ketiganya di lari gawang setelah SEA Games 2007 dan 2009. Sementara dua tahun lalu di Palembang, Dedeh hanya meraih perak. Adapun Triyaningsih mengukir emas keempat beruntun setelah 2007, 2009, dan 2011.

Empat emas atletik lainnya diraih Indonesia lewat Hendro di 20 kilometer jalan cepat putra, Rini Budiarti di 3.000 meter halang rintang putri, dan Maria Londa di lompat jauh dan lompat jangkit putri. Maria sekaligus mengukir rekor SEA Games di lompat jangkit.

"Dengan enam emas, kami memenuhi target yang diberikan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas. Namun, kami tidak terlena dengan apa yang kami dapatkan," kata Paulus kepada wartawan Kompas, Korano Nicolash LMS, di Naypyidaw.

Indonesia, ujar Paulus, harus gencar membina nomor teknik di atletik, dimulai dari menelusuri dan memperoleh talenta muda. Nomor teknik terdiri atas lari cepat, lempar cakram, tolak peluru, lempar lembing, lontar martil, lompat jauh dan jangkit, serta loncat tinggi dan galah.

Dalam nomor nonteknik, yaitu lari jarak jauh, Indonesia beruntung karena memiliki beberapa atlet andal.

Di Myanmar, Indonesia sama sekali tak kebagian medali di ajang sprint. Menurut Paulus, itu karena tim Merah Putih menurunkan atlet-atlet muda. "Memang mereka masih kurang pengalaman. Tetapi kalau tidak, kapan mereka bisa mendapat kepercayaan," katanya.

Tigor Tanjung, Sekretaris Jenderal PB PASI yang juga hadir di Naypyidaw menilai, para sprinter Indonesia mengukir waktu yang bagus, mengacu pada perkembangan mereka. "Tinggal ditangani lebih serius," katanya.

Menyinggung tentang beberapa atlet andalan yang menua, seperti Dedeh dan Rini, Paulus menegaskan, PB PASI tetap berusaha mencari atlet yunior lewat kejuaraan nasional, mulai dari tingkat remaja. "Kalian tahulah, PB PASI tidak pernah ribut-ribut soal biaya pelaksanaan pelatnas atau uji coba. Semua kami lakukan apa adanya dan berlangsung apa adanya," katanya.

Dedeh juga menyadari dirinya masih tetap menjadi andalan di lari gawang. "Di Asia Tenggara, atletnya juga sedikit, tetapi prestasinya sudah kelas 13-an detik," katanya.

Agar Indonesia tidak putus regenerasi, menurut Dedeh yang berusia 34 tahun serta sudah mengikuti sembilan SEA Games, dirinya terus membagi pengalaman kepada para yunior.

Atlet veteran tetap berlomba di arena memang bukan hal aneh. Siapa pun berhak bertarung menjadi yang terbaik. Jika si atlet bisa menjaga kondisi dan penampilannya, prestasi dalam rentang waktu yang lama adalah ganjarannya.

Apalagi, atletik adalah olahraga terukur yang menetapkan standar pencapaian tertentu. "Mereka yang dikirim ke ajang penting adalah yang bisa memenuhi standar pencapaian yang ditetapkan. Jadi tidak ada model suka-tidak suka. Siapa yang terbaik, dia berhak membela Merah Putih," ujar Paulus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Madrid Rasakan Keajaiban Santiago Bernabeu

Kala Madrid Rasakan Keajaiban Santiago Bernabeu

Liga Champions
Siaran Langsung dan Link Live Streaming Indonesia Vs Guinea

Siaran Langsung dan Link Live Streaming Indonesia Vs Guinea

Timnas Indonesia
Madrid Vs Bayern, Dua Sisi Manuel Neuer

Madrid Vs Bayern, Dua Sisi Manuel Neuer

Liga Champions
Jadwal Final Liga Champions, Dortmund Vs Real Madrid

Jadwal Final Liga Champions, Dortmund Vs Real Madrid

Liga Champions
Hasil Madrid Vs Bayern 2-1 (agg. 4-3), Los Blancos ke Final Liga Champions!

Hasil Madrid Vs Bayern 2-1 (agg. 4-3), Los Blancos ke Final Liga Champions!

Liga Champions
Penyesalan Jose Mourinho Menolak Timnas Portugal

Penyesalan Jose Mourinho Menolak Timnas Portugal

Liga Italia
Kata STY soal Rizky Ridho dan Justin Hubner Serta Misteri Elkan Baggott

Kata STY soal Rizky Ridho dan Justin Hubner Serta Misteri Elkan Baggott

Timnas Indonesia
Saat Eks Liverpool Dukung Guinea Menang Lawan Timnas Indonesia...

Saat Eks Liverpool Dukung Guinea Menang Lawan Timnas Indonesia...

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea, Shin Tae-yong Sebut Lini Belakang Garuda Muda Nyaris Runtuh

Indonesia Vs Guinea, Shin Tae-yong Sebut Lini Belakang Garuda Muda Nyaris Runtuh

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Ungkap Kondisi Timnas U23 yang Tidak Baik-baik Saja

Shin Tae-yong Ungkap Kondisi Timnas U23 yang Tidak Baik-baik Saja

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Berharap Masyarakat Indonesia Dukung Kembali Marselino

Shin Tae-yong Berharap Masyarakat Indonesia Dukung Kembali Marselino

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Liga Champions Madrid Vs Bayern, Kickoff 02.00 WIB

Link Live Streaming Liga Champions Madrid Vs Bayern, Kickoff 02.00 WIB

Liga Champions
Tekad Sabar/Reza untuk Tembus Level Elite di Tur ASEAN

Tekad Sabar/Reza untuk Tembus Level Elite di Tur ASEAN

Badminton
Indonesia Vs Guinea, Bek Lawan Ungkap Motivasi Besar Hadapi Garuda Muda

Indonesia Vs Guinea, Bek Lawan Ungkap Motivasi Besar Hadapi Garuda Muda

Timnas Indonesia
Penerima Tongkat Estafet Telah Siap, Maman Abdurahman Tak Punya Beban Lagi Menuju Pensiun

Penerima Tongkat Estafet Telah Siap, Maman Abdurahman Tak Punya Beban Lagi Menuju Pensiun

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com