Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wing Chun, Bela Diri yang "Kosong tapi Isi"

Kompas.com - 30/11/2013, 14:09 WIB
Norma Gesita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama Bruce Lee pasti tidak asing di telinga kita, terutama bagi yang menyukai film aksi. Bruce Lee dikenal dengan gerakan-gerakan bela diri istimewa yang banyak membuat orang terkagum-kagum, bahkan tak jarang yang memutuskan untuk mempelajarinya. Aliran bela diri ini disebut dengan wing chun.

Popularitas wing chun semakin menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, sejak kemunculan film IP Man yang dibintangi Donnie Yen. Ip Man adalah guru Bruce Lee, yang memopulerkan bela diri ini.

Tidak ada kejelasan pasti siapa penemu wing chun. Sejarah wing chun lebih banyak diceritakan turun-temurun dari guru ke murid, dan tidak ada catatan resmi mengenai siapa yang menciptakan dan kapan diciptakan.

Berbagai filosofi dibuat untuk mengaburkan asal-usul pendiri wing chun. Menurut versi Ip Man, wing chun diciptakan oleh seorang pendeta wanita bernama Ng Mui. Suatu hari, Ng melihat pertarungan antara ular dan burung bangau, kemudian ia mengambil pelajaran dan mengombinasikannya dengan kungfu shaolin untuk menciptakan kungfu gaya baru.

Ng menjadi guru Yim Wingchun yang kala itu dipaksa menikah dengan jenderal militer setempat. Ng mengajari Yim ilmu barunya untuk menyingkirkan jenderal itu. Yim pun menikah dengan Leung Bok Chau dan menurunkan ilmu bela diri kepada suaminya. Leung menyebut teknik ini dengan nama "Wing Chun Kuen" untuk menghormati istrinya. Teknik inilah yang kini dikenal dengan nama "Wing Chun Kungfu".

Menurut instruktur wing chun di Indonesia, Martin Kusuma, asal-usul versi Ip Man tersebut belum pasti kebenarannya. "Memang sengaja dikaburkan. Waktu itu Hongkong sedang dalam masa perang. Kalau ketahuan pendirinya, pasti sudah dibunuh. Saat itu wing chun memang disebarkan secara tertutup."

"Cerita pendeta wanita itu memang filosofi yang paling terkenal. Tapi kalau ditelusuri, tidak mungkin. Secara logika, tidak ada pendeta wanita, semua pendeta itu laki-laki," terang Martin.

Martin mulai mendalami wing chun sejak 2010. Ia mempelajari bela diri ini langsung dari Samuel Kwok, yang merupakan murid dari anak kedua Ip Man, Ip Ching. "Setelah belajar dari Samuel Kwok, saya juga sempat belajar langsung dari Ip Ching. Sekarang beliau sudah 80 tahun dan masih mengajar. Kakaknya, Ip Chun, sudah 90 tahun dan juga masih mengajar," kata Martin.

Menurut penjelasan Martin, wing chun adalah bela diri yang bisa dilakukan siapa pun, tak terkecuali orangtua dan wanita. Alasannya, wing chun merupakan bela diri yang tidak menggunakan kekuatan. Dengan memusatkan gerakan pada sikut, para pengguna wing chun melakukan gerakan berdasarkan refleks.

"Intinya, ini adalah bela diri yang 'kosong tapi isi'. Semua gerakan dilakukan tanpa kekuatan, namun tetap bisa menghancurkan lawan," terang Martin.

Untuk bisa menguasai bela diri ini, setiap orang membutuhkan waktu yang berbeda. Ada yang bisa menguasainya hanya dalam tiga bulan, ada pula yang sudah lebih dari setahun namun belum bisa melakukan gerakan-gerakan wing chun dengan sempurna. Menurut Martin, akan lebih mudah mengajarkan seseorang yang belum memiliki dasar bela diri dibandingkan dengan yang sudah.

"Untuk belajar wing chun kita harus benar-benar rileks. Nah, mengubah seseorang yang memiliki dasar bela diri untuk bisa tetap rileks tidak gampang. Mereka tanpa sadar pasti akan bersikap siaga karena bela diri sebelumnya mengajarkan seperti itu," tuturnya.

Martin menjadi instruktur wing chun di tiga tempat di Jakarta, yakni Mangga Besar, Kelapa Gading, dan Senayan. Selain itu, program wing chun ini juga telah merambah ke Yogyakarta, Semarang, dan Solo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Internasional
Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Liga Indonesia
Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com