Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Pensiun, Liliyana Ingin Melatih

Kompas.com - 20/09/2013, 00:36 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemain ganda campuran, Liliyana Natsir, mengaku ingin berbisnis, tetapi juga menularkan ilmu bulu gkis setelah tidak lagi menjadi pemain.

Ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir baru saja menerima penghargaan dari KONI Pusat berupa premi asuransi dan tabungan investasi hari tua. Penghargaan ini didapat Tontowi/Liliyana atas gelar BWF World Championships 2013 yang diraih di Guangzhou, China.

Liliyana sebagai salah satu pemain terbaik Indonesia mengaku senang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Menurutnya, penghargaan ini sangatlah berguna bagi atlet jika kelak mereka menginjak masa pensiun.

Bicara soal pensiun, Liliyana pun bercerita tentang rencananya selepas gantung raket nanti. Berikut petikan bincang-bincang badmintonindonesia.org bersama Liliyana di Hotel Atlet Century Park, Jakarta.

Apa yang akan Liliyana lakukan setelah pensiun dari bulu tangkis?
Saya masih belum bisa memastikan. Maunya sih masih berkutat di bulu tangkis karena saya menjadi seperti ini karena bulu tangkis. Orang banyak kenal saya karena bulu tangkis. Saya nyaman di dunia bulu tangkis karena sudah saya geluti sejak kecil. Tak menutup kemungkinan menjadi pelatih, tetapi saya juga ingin punya bisnis sendiri.

Apa yang menjadi bahan pertimbangan Liliyana menjadi pelatih?
Pemain yang sukses belum tentu bisa jadi pelatih yang bagus. Kalau saya punya bakat melatih dan masih dipercaya, ya akan saya pertimbangkan. Jadi pelatih itu tanggung jawabnya besar. Jam kerjanya bisa pagi, siang, dan malam. Kalau ada pertandingan, weekend atau tanggal merah juga harus bekerja, tentunya berbeda dengan karyawan biasa yang jam kerjanya sudah ditentukan. Hal-hal seperti ini yang kita harus siap. Kalau sudah siap, baru dijalani.

Saya orangnya punya komitmen. Saat menyatakan siap, saya harus menjalankannya. Jangan sudah komitmen tetapi tidak bisa menjalani. Harus dipikirkan matang-matang, saya tidak mau saat jadi atlet namanya bagus, tetapi saat jadi pelatih malah namanya jelek.

Sebagian besar hidup Liliyana dihabiskan di dunia bulu tangkis, apakah pernah merasa jenuh?
Sudah berapa kali merasa sangat jenuh. Kalau bertanding menang-menang terus sih semangat ya, tapi ada kalanya kalah dan semua terasa berat dan melelahkan. Sempat juga berpikir apa semua sudah cukup dan saya harus berhenti sampai di sini saja? Di pelatnas, kami harus mengikuti aturan, kehidupan kami tidak sebebas orang lain, tetapi kadang masih kalah juga di pertandingan. Kalau begini pasti muncul rasa jenuh, ini adalah hal wajar. Akan tetapi, saya terus melawan rasa itu dan tidak mau putus asa. Pokoknya harus coba dan coba lagi, ternyata hasilnya malah bagus. Ini menjadi motivasi, membuktikan bahwa saya masih bisa. Saya berpikir bahwa saya sudah diberi talenta dan kelebihan di bulu tangkis, belum tentu semua orang punya bakat ini, kenapa tidak saya manfaatkan? Banyak orang yang ingin seperti saya, kenapa saya malah menyia-nyiakan? Oleh karena itu, kalau sudah pensiun dan agak jenuh dengan bulu tangkis, mungkin saya akan break dulu dan kembali lagi, bisa jadi pelatih, atau yang lain.

Liliyana mengatakan ingin menjadi pebisnis, usaha apa saja yang sudah dilakukan sejauh ini?
Dari sekarang saya sudah mengatur keuangan. Uang hasil kontrak, bonus, prize money, hadiah dan sebagainya saya kelola sebaik mungkin. Saya banyak belajar dari kejadian senior-senior yang mungkin dulu kurang berjaya, makanya saya harus pintar-pintar menyisihkan pendapatan saya dari sekarang.
Saya juga sudah mulai berinvestasi, sekarang ditambah lagi dengan penghargaan yang saya dapat dari KONI Pusat berupa tabungan investasi jangka panjang, tentunya ini akan sangat berguna di masa-masa pensiun saya nanti.

Sekarang saya juga sudah mencoba bisnis di bidang properti. Awalnya joint dulu dengan rekan. Pertimbangannya adalah dari segi dana, saya belum mampu sendiri. Soal waktu pun saya belum bisa full mengatur bisnis ini karena saya harus berkonsentrasi di latihan dan pertandingan. Selain itu saya juga belum punya pengalaman di dunia bisnis. Selagi saya belum terjun langsung, saya hanya memonitor.

Mengapa Liliyana memilih bidang properti?
Kenapa memilih usaha properti? Ya, supaya saya tidak bingung kalau sudah pensiun mau tinggal di mana, ha-ha-ha. Dari dulu saya memang senang dengan bidang properti, dari properti kan bisa berkembang ke bisnis lainnya, misalnya restoran, pusat sport massage, dan sebagainya. Sekarang saya punya usaha properti di daerah Gading Serpong, Tangerang. Yang pasti beda sekali rasanya jadi atlet dan pebisnis. Kalau jadi pebisnis, kita harus sabar dan menjaga hubungan dengan relasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com