Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Pekan Mengecewakan bagi Hamilton di GP Italia

Kompas.com - 09/09/2013, 11:36 WIB
MONZA, KOMPAS.com — Lewis Hamilton tak bisa menutupi kekecewaannya setelah hanya finis kesembilan pada GP Italia yang berlangsung di Sirkuit Monza, Minggu (8/9/2013). Hamilton adalah juara GP Italia 2012.

"Saya mendapat hasil buruk di kualifikasi dan tidak mungkin untuk mengejar," kata Hamilton yang memulai balapan dari posisi start ke-12. Hasil ini juga memutus raihan empat pole position beruntunnya musim ini.

"Radio tidak bekerja saat balapan dan saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya melewatkan pit saya hingga beberapa putaran. Ini adalah bencana di akhir pekan," tambah pebalap Mercedes tersebut.

Kini, Hamilton berada di urutan tiga klasemen, tertinggal 81 angka dari Sebastian Vettel di posisi pertama, yang memenangi balapan Monza kemarin. Musim ini masih menyisakan tujuh seri tersisa dengan total poin maksimum 175.

"Saat keluar dari mobil, saya marah, dan jelas saya berpikir seperti itu," ucap Hamilton dalam wawancara yang berbeda. "Saya sebenarnya butuh menang di setiap balapan, yang merupakan tugas paling berat. Tetapi, tidak ada yang bisa saya lakukan selain mencoba."

Hamilton naik dua tempat saat start dilakukan. Ban depan kanan yang bocor memaksanya masuk ke pit lebih awal, pada putaran ke-13, dan berganti strategi menjadi dua pit stop.

Dia juga kehilangan kontak radio dengan tim saat awal balapan, yang memaksanya menggunakan cara lama, pit boards, sebagai panduan. Dengan segala masalah tersebut, pebalap 28 tahun tersebut berhasil finis kesembilan.

"Setelah kualifikasi (yang buruk) saya mengatasinya dengan baik, mungkin yang terbaik yang pernah saya lakukan. Saya marah kepada diri sendiri, seperti biasanya. Tetapi, saya melupakannya, melupakannya dengan cepat, lebih dari biasanya."

"Saya mengubahnya menjadi positif dan memulai balapan dengan penuh tenaga dan semangat, merasa sangat bagus saat balapan, memaksa, membalap lebih keras dari biasanya, dan saya merasa tidak ada yang tersisa dalam hati saya pada akhirnya."

"Tetapi, saya marah karena ini menyebalkan ketika kamu melakukan semua kerja keras, kamu hanya bisa naik tiga tempat dan meraih dua poin," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PSSI Kecam Aksi Rasialisme kepada Guinea, Jangan Nodai Perjuangan Timnas Indonesia

PSSI Kecam Aksi Rasialisme kepada Guinea, Jangan Nodai Perjuangan Timnas Indonesia

Internasional
Timnas U17 Putri Indonesia Petik Pelajaran Berharga, Semangat Tak Patah

Timnas U17 Putri Indonesia Petik Pelajaran Berharga, Semangat Tak Patah

Timnas Indonesia
Saat Rekor Penalti Pemain Guinea Ternoda dalam Laga Vs Timnas U23 Indonesia...

Saat Rekor Penalti Pemain Guinea Ternoda dalam Laga Vs Timnas U23 Indonesia...

Internasional
Guinea dan Ilaix Moriba Diserbu Komentar Rasis, Sepak Bola Seharusnya Mempersatukan

Guinea dan Ilaix Moriba Diserbu Komentar Rasis, Sepak Bola Seharusnya Mempersatukan

Timnas Indonesia
Guinea Masuk Grup 'Neraka' Olimpiade 2024, Pelatih Reuni dengan Henry

Guinea Masuk Grup "Neraka" Olimpiade 2024, Pelatih Reuni dengan Henry

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia Usai Garuda Muda Jalani Playoff Olimpiade 2024

Jadwal Timnas Indonesia Usai Garuda Muda Jalani Playoff Olimpiade 2024

Timnas Indonesia
Pelatih Guinea Tiga Kali Ucap 'Sulit' Usai Lawan Timnas U23 Indonesia

Pelatih Guinea Tiga Kali Ucap "Sulit" Usai Lawan Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Bola Emas Diego Maradona di Piala Dunia 1986 Akan Dilelang

Bola Emas Diego Maradona di Piala Dunia 1986 Akan Dilelang

Internasional
Semifinal Championship Series Ingatkan Bos Persib ke Tahun 2014

Semifinal Championship Series Ingatkan Bos Persib ke Tahun 2014

Liga Indonesia
Guinea Kalahkan Indonesia dan Lolos Olimpiade, Ulangi Sejarah 56 Tahun

Guinea Kalahkan Indonesia dan Lolos Olimpiade, Ulangi Sejarah 56 Tahun

Internasional
Proliga 2024, Bandung bjb Tandamata Serukan Bangkit Usai Takluk

Proliga 2024, Bandung bjb Tandamata Serukan Bangkit Usai Takluk

Liga Indonesia
Bayer Leverkusen ke Final Liga Europa: 49 Laga Tak Terkalahkan, Rekor Baru di Eropa

Bayer Leverkusen ke Final Liga Europa: 49 Laga Tak Terkalahkan, Rekor Baru di Eropa

Liga Lain
Kepala Witan Sulaeman Dijahit Usai Lawan Guinea

Kepala Witan Sulaeman Dijahit Usai Lawan Guinea

Timnas Indonesia
Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

Timnas Indonesia
Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com