MIAMI, KOMPAS.com - Sebelum laga pertama final NBA, Kamis (6/6/2013) malam waktu setempat atau Jumat pagi WIB, Manu Ginobili berujar bahwa Kawhi Leonard adalah harapan satu-satunya San Antonio Spurs untuk mematikan pemain kunci Miami Heat, LeBron James.
Bukan tanggung jawab yang mudah untuk pemain 21 tahun tersebut. Bayangkan, menjaga pebasket terbaik di dunia!
Tapi Leonard menjawab tugas ini dengan bukti di lapangan. Dia berhasil membuat James mencetak poin di bawah 20, yakni 18. Spurs akhirnya memenangi pertandingan dengan 92-88.
Sepanjang pertandingan, Leonard menempel ketat James. Mengejar ke manapun King James pergi dan memasksanya berada pada posisi yang tidak “menyenangkan” untuk mencetak poin. Leonard bahkan masih bisa menyumbang 10 poin dan 10 rebound untuk Spurs. Prestasi cemerlang untuk seorang debutan final NBA.
“Saat ini, menjaga LeBron meraih poin di bawah 20 adalah seperti sesuatu yang tidak terlalu sering terjadi. Dan Kawhi melakukan pekerjaan yang luar biasa. Tentu saja, ini karena ada big man di belakangnya, yang membantu dan bergantian. Tapi dia sangat bagus saat melakukan penjagaan one-on-one. Luar biasa buat dia,” ucap Ginobili.
Selama masa istirahat yang cukup lama setelah berhasil menyingkirkan Memphis Grizzlies di final Wilayah Barat dengan 4-0, Leonard bersama Danny Green mempelajari secara khusus bagaimana cara meredam permainan James. Tak sia-sia, mereka melakukannya dengan baik.
“Saya rasa, banyak tekanan pada pertandingan ini, tapi ini hanya pertandingan basket. Saya sudah menjaga banyak pemain terbaik sepanjang tahun,” kata Leonard.
Seperti biasa, James selalu bermain agresif dan menyulitkan siapa pun yang menjaganya. Dia memaksa Leonard melakukan dua kesalahan di awal laga. Tapi pebasket setinggi dua meter ini tak menyerah, dan terus menekan James.
“Kawhi membuatnya (LeBron) bekerja. Tak ada yang bisa menghentikan LeBron James untuk segala alasan yang kita semua tahu. Tapi mencoba membuatnya bekerja, adalah penting. Kawhi sudah melakukan yang terbaik yang dia bisa,” puji pelatih kepala Spurs, Gregg Popovich.
“Pada dasarnya dia satu-satunya pemain yang sangat cocok dalam beberapa cara, dengan James. Tak banyak pemain di liga yang bisa cocok dengan dia. Tapi dengan tim kami, Kawhi jadi sangat penting,” imbuh Ginobili.
“Saya hanya mencoba untuk selalu dekat dengan dia, melawan semua tembakan-tembakannya, mencoba tidak membiarkannya melakukan tembakan dengan mudah,” tegas Leonard.
Pada game kedua yang akan dilaksanakan Minggu (9/6) malam waktu setempat, Heat dan Spurs pasti sudah menyiapkan strategi-strategi khusus dan berbeda untuk mendapatkan kemenangan, yang pasti akan membuat persaingan makin memanas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.