Semifinal kedua harus dijalani karena selama putaran final, kedua tim baru kalah sekali. Dengan menggunakan sistem gugur ganda, sebuah tim dinyatakan tersingkir jika mengalami dua kekalahan.
Pertandingan kemarin berjalan dengan emosi bergejolak, tetapi kedua tim mampu mengendalikan diri.
Pelatih Aspac Rastafari Horongbala mengungkapkan, anak asuhnya tidak terpancing permainan kasar Garuda.
Pada laga itu, pemain Aspac yang terpilih sebagai pemain terbaik NBL Indonesia 2012/2013 Pringgo Renggowo ditarik ke luar lapangan pada kuarter kedua karena cedera lama di lutut kirinya kambuh. ”Janganlah ingin meraih kemenangan dengan cara mencederai lawan. Main keras itu perlu, tetapi jangan main kasar,” kata Rastafari.
AF Rinaldo, mantan pemain Aspac yang kini menjadi pelatih Garuda, mengakui, pemain Aspac jauh lebih baik pada laga kemarin. ”Pemain kami tetap mampu meredam tembakan tiga angka mereka. Namun, karena terlena pada pertahanan one on one, justru pertahanan kami kerap kebobolan, terutama pada lima menit kuarter terakhir,” komentar Rinaldo.
Aspac, sang juara babak reguler, memimpin pada awal kuarter pertama dengan enam angka beruntun, seluruhnya hasil tembakan dua angka. Namun, Garuda menyamakan kedudukan hasil lemparan bebas dan satu lemparan tiga angka Vinton Surawi.
Garuda kemudian menguasai kuarter pertama dengan meredam penembak Aspac. Pada kuarter ini, Garuda perkasa dalam lemparan bebas (9 dari 10 upaya) dan memborong poin lewat dua tembakan tiga angka.
Sementara Aspac meraih poin dari lemparan dua angka (7 dari 15 upaya) dan tiga lemparan bebas (3 dari 6 upaya).
Garuda menjalankan taktik yang sama pada kuarter kedua, yaitu bermain tenang dan berusaha menggembok para penembak jitu Aspac. Hasilnya, Garuda memimpin dengan selisih tujuh angka, 27-20.