”Kami harus mengakui kalau kali ini Garuda mampu bermain lebih baik. Mereka lebih baik dalam rebound, bertahan, maupun menyerang,” ujar Rastafari Horongbala, pelatih Aspac, yang keluar dari kamar ganti setelah memberikan pengarahan kepada pemain lebih dari 20 menit.
Harus diakui juga, kata Rastafari, mental juara pemainnya masih labil. ”Mudah-mudahan lawan CLS Knights Surabaya, besok, kami bisa lebih baik lagi. Masih ada kesempatan untuk maju ke pertandingan berikutnya,” kata Rastafari.
Bagi Garuda, kunci kemenangan mereka adalah semua pemain tampil lepas. ”Pemain senior dan yunior mampu bermain sebagai satu kesatuan dalam tim sehingga tidak ada yang bermain individu,” kata Vinton Nolland Surawi, power forward yang juga pemain senior Garuda.
Pelatih Garuda AF Rinaldo menegaskan, selama persiapan jelang putaran final, dia sudah mengingatkan kepada pemainnya bahwa mereka harus memiliki rasa percaya diri lebih dulu. ”Sebab, dengan modal itu, mereka akan muncul di lapangan dengan keyakinan kalau semua tembakan yang dilakukan tidak akan meleset,” tuturnya.
Apalagi, Aspac memiliki kemampuan mencetak angka yang jauh lebih baik. Itu sebabnya, Rinaldo menginstruksikan agar setelah menyerang, pemain harus langsung siap untuk bertahan. Salah satu tugas utama pemain adalah mengganggu penembak di kubu lawan.
”Di putaran final ini, semua tim sama kuat. Tidak ada yang lebih hebat sekalipun mereka adalah tim juara untuk musim reguler,” kata Rinaldo, yang baru menggantikan pelatih senior Garuda, Amran.
Aspac, yang mencetak rekor menang-kalah 32-1 pada babak reguler, tampil di bawah performa standar mereka. Garuda sengaja tidak melayani permainan cepat yang menjadi ciri Aspac, tetapi justru menurunkan tempo permainan. Garuda menguasai kuarter pertama dengan skor tipis 11-9 setelah kedudukan imbang 4-4 dan 6-6.
Pada kuarter kedua, perolehan angka Aspac dan Garuda beberapa kali imbang. Namun, Garuda kembali menguasai kuarter kedua dengan 27-20.
Tertinggal dua kuarter, Aspac membuktikan kemampuannya sebagai tim favorit juara dengan perlawanan sengit pada kuarter ketiga. Aspac menyamakan 34-34 dan 36-36 serta memenangi
Mendapat ”sengatan” Aspac, Garuda memperkuat pertahanan di kuarter keempat. Aspac kembali tak berdaya. Tembakan-tembakan pemain Aspac yang biasanya akurat merosot drastis karena dikunci pemain Garuda. Garuda pun meraup angka dengan empat tembakan tiga angka.
Sepanjang pertandingan, akurasi Aspac memang lemah. Aspac membukukan 17 field goals, sedangkan Garuda 21. Garuda melakukan lima tembakan tiga angka, sedangkan Aspac hanya tiga. Garuda juga bermain ngotot dengan meraih lebih banyak rebound, 47 banding 32. Pada