Bila berbicara soal dedikasi yang tinggi terhadap dunia olahraga, maka Jonathan Mangiring Sianturi merupakan salah satu olahragawan yang patut diacungkan jempol. Meskipun ia tak lagi menjadi atlet, pria berusia 41 tahun ini tetap berkecimpung di dunia senam sebagai pelatih. Bagaimana cerita perjalanan Jonathan sebagai atlet olahraga senam?
Pekenalan pertama Jonathan dengan olahraga senam berawal dari ajakan ayahnya, Oloan Sianturi, ke sebuah gedung olahraga senam yang berada di kawasan Sabang, Jakarta Pusat. Dari situ, Jonathan kecil begitu giat berlatih, namun antusiasmenya tidak bertahan lama. Setelah beberapa saat, ia merasa bosan dan enggan meneruskan latihan rutin yang menyita waktu bermainnya. Bahkan, ia sampai tak mau menyentuh matras senam.
“Berbagai cara dilakukan orangtua agar saya kembali berlatih. Salah satunya membelikan mobil mainan,” cerita Jonathan di sela-sela latihan rutin pemusatan latihan daerah DKI Jakarta.
Anak ke-4 dari pasangan Oloan Sianturi dan Samaria Simamora ini tak bisa lupa bagaimana kedua orangtuanya selalu memberikan semangat dan motivasi. Bagi mereka, prestasi di dunia senam akan mengangkat martabat dan kehormatan keluarga. Motivasi tersebut membuahkan hasil yang sangat membanggakan. Pada tahun 1978, Jonathan yang baru berusia enam tahun, meraih medali perak di kejuaraan pertamanya, yaitu Kejuaraan Daerah Se-DKI Jakarta.
Berkat bakatnya yang besar, kegigihannya dalam berlatih, serta faktor keberuntungan, karirnya terus mengalami peningkatan. Memasuki usia 14 tahun, Jonathan bergabung dengan tim nasional senam Indonesia dan ikut bertanding di SEA Games pertamanya yang digelar pada tahun 1985.
Selama perjalanan karirnya, Jonathan meraih beberapa prestasi bergengsi, beberapa di antaranya adalah merebut 26 medali emas di Pekan Olahraga Nasional, 14 emas SEA Games, dan 2 emas Commonwealth Games.
Walaupun pernah mengalami cedera di tengah persiapan untuk mengikuti ajang SEA Games 1997, tekad kuat Jonathan untuk mengharumkan nama Indonesia tak tergoyahkan. Bahkan, ia bertekad untuk meraih setidaknya satu emas. Jerih payah Jonathan yang diiringi oleh dukungan penonton tidak sia-sia, ia berhasil membawa pulang lima emas di SEA Games 1997.
Pada tahun 2004, Jonathan memutuskan untuk pensiun sebagai atlet dan fokis berkarir di dunia olahraga senam sebagai pelatih. Ia juga tercatat sebagai Komisi Teknis Pelatihan di Pengurus Pusat Persatuan Senam Indonesia.
Jonathan ingin mendidik dan membina para atlet muda dengan berbagi ilmu dan pengalaman yang didapatnya ketika menjadi atlet. Selain mengajarkan teknik dan mengolah fisik setiap atlet senam asuhannya, tak lupa ia juga mendidik mental dan kepribadian murid-murid yang berada di bawa naungannya. Bisa turut berprestasi dan mengharumkan nama bangsa merupakan harapannya sebagai pelatih.
Akankah Jonathan berhenti mengabdikan dirinya pada dunia senam? Ia sendiri tidak dapat menjawabnya. Yang pasti, Jonathan berharap anak didiknya mampu berprestasi melebihi sang guru dan menoreh lebih banyak prestasi. (adv)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.