Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Oka Sulaksana, Legenda Selancar Angin Indonesia

Kompas.com - 04/05/2013, 07:19 WIB

Jika mendengar olahraga selancar angin Indonesia pastinya tak lepas dengan nama Oka Sulaksana. Putra asli Bali yang telah lama malang melintang di olahraga ‘langka’ ini telah menjadi legenda hidup dengan berbagai prestasi mengagumkan yang diraihnya hingga kini.

Pria kelahiran Bali, 29 April 1971 ini seolah tidak memiliki rival yang bisa menggeser posisinya di cabang olahraga yang telah banyak mengharumkan Merah Putih melalui prestasinya ini. Sejak kemunculannya pada 1985 hingga kini di usianya yang telah menginjak 37 tahun, anak dari pasangan I Gusti Putu Raka Adi dan Ni Gusti Ketut Oka itu tetap menjadi yang terdepan di cabang olahraga Selancar Angin di Tanah Air. Tak heran karena prestasinya itu ia mendapat kehormatan menjadi orang pertama yang menyulut api di kaldron Asian Beach Games (ABG).

Prestasinya dimulai saat tahun pertama ia mengenal olahraga ini, ketika itu ia sudah memperlihatkan prestasi dengan menjadi juara Bali Open. Melihat bakat dan prestasinya tersebut, para Pembina dari Pengurus Besar Persatuan Olahraga Layar dan Selancar Angin Indonesia (PB Porlasi) memercayakannya untuk mengikuti kejuaraan Singapura Open dan ia menjawab kepercayaan tersebut dengan menjadi juara kembali.

Dibawah arahan pelatih  Kolonel Laut Iskandar yang juga merupakan pengurus teras Porlasi waktu itu, kemampuan Oka makin terasah sehingga dia tidak terkalahkan di tingkat nasional mulai tahun 1986-2004. Berbagai gelar disabetnya, diantaranya menjadi empat kali juara Sea Games, masing-masing diraihnya tahun 1993 di Singapura, 1995 di Chiang Mai, Thailand, 1997 di Jakarta dan 2001 di Kuala Lumpur dan karena prestasinya tersebut ia memperoleh penghargaan khusus dari Organisasi Selancar Angin Asia Tenggara.

Prestasinya makin bersinar di Ajang Asian Games, dengan meraih dua medali emas di Asian Games 1998 di Bangkok, Thailand, dan 2002 di Busan, Korsel. Bahkan, di level Asia Tenggara ia menorehkan prestasi yang mengagumkan dengan selalu merebut emas dari tahun 1993 hingga 2001. Oka juga merupakan salah satu atlet Indonesia yang paling banyak tampil di Olimpiade. Sudah empat Olimpiade diikuti olehnya. Masing-masing pada Olimpiade 1996 di Atlanta, Amerika (Peringkat 11), Olimpiade 2000 Sydney, Australia (Peringkat 13), Olimpiade 2004 Athena, Yunani (Peringkat 15) serta Olimpiade 2008 Beijing, Cina (Peringkat 27).

Dedikasi untuk Regenerasi di cabang olahraga ‘langka’

Oka mengakui olahraga selancar angin adalah olahraga yang mahal. Untuk bisa sukses di Asian Games pada saat itu saja PB Porlasi harus mengeluarkan uang sebanyak 2 miliar, kenangnya. Maka tidak mengherankan, Oka seakan berjuang sendirian. Kondisi inilah yang membuat regenerasi dan prestasi atlet lainnya di cabang ini terhambat.

Merasa tidak muda lagi , Oka menyatakan dirinya untuk mundur sebagai atlet dan beralih sebagai pelatih. Saat ini ia sudah memiliki klub selancar bernama Sanur WindSurfing Club dan membina puluhan anak didiknya. Sejak tahun 2003 ia sudah menjabat sebagai Ketua Pengda Porlasi Bali setelah sebelumnya memimpin Pengcab Porlasi Kodya Denpasar. Bahkan di PB Porlasi sendiri Oka duduk sebagai Ketua Asosiasi Selancar Angin Indonesia. Boleh dibilang Oka telah mendedikasikan seluruh hidupnya di dunia selancar angin.

Saksikan sepak terjang Oka Sulaksana di program Kita Bisa hari minggu tanggal 5 Mei 2013 pukul 10:00 WIB di Kompas TV. Program KITA BISA Dipersembahkan Oleh “BAKTI OLAHRAGA DJARUM FOUNDATION” (adv).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com