Dell Aspac Jakarta memasuki kompetisi basket Speedy NBL Indonesia 2012-2013 dengan satu target: menjadi juara. Musim lalu, Aspac harus puas dengan status runner-up
Musim ini Aspac telah setengah langkah mencapai target juara dengan menjadi yang terbaik di babak reguler. Bahkan, Aspac perkasa dengan mencatatkan rekor. Tim asal Ibu Kota ini mencatat menang-kalah 32-1 di babak reguler. Satu-satunya kekalahan tim asuhan Rastafari Horongbala ini dialami pada
Tiga pemain pilar Aspac termasuk 10 besar pemain yang paling banyak mencetak angka dalam setiap pertandingan babak reguler. Mereka adalah Andakara Prastawa dengan 15,37 angka per pertandingan sebagai pencetak angka terbanyak kedua, Xaverius Prawiro (12,79 angka; keempat), dan Pringgo Regowo (12,10 angka; kedelapan). Pringgo Regowo juga tercatat sebagai pemain yang produktif membuat rebound, yaitu 9,13 rebound per pertandingan, sebagai yang terbanyak kedua.
Pada pertandingan terakhir Aspac di babak reguler, Sabtu (27/4), Aspac masih tampil konsisten meski hasil pertandingan tak lagi memengaruhi posisi mereka di klasemen. Aspac menundukkan CLS Knights Surabaya, 63-56.
Pertandingan diwarnai dengan kejar mengejar angka yang ketat. Aspac sempat tertinggal
Misi belum tuntas, target Aspac menjadi juara musim ini belum terwujud. Rastafari langsung mengingatkan pemainnya supaya tidak terlena.
”Di putaran final tidak ada lawan yang mudah. Kemungkinan kami akan menghadapi Bimasakti di putaran pertama. Sekarang permainan Bimasakti sedang meningkat,” kata mantan pelatih Pelita Jaya itu.
Sebagai tim peringkat pertama, Aspac akan berhadapan dengan peringkat terbawah dari delapan tim yang lolos ke putaran final, 18-26 Mei. Tim tersebut adalah Bimasakti Nikko Steel Malang.
Rastafari mengatakan, konsistensi Aspac pada musim ini adalah hasil kerja keras semua pemain. Selain itu, pemain juga harus paham gaya permainan lawan. Dengan demikian, pemain Aspac memiliki strategi untuk mengunci setiap lawan.
”Setelah istirahat sebentar, kami akan langsung latihan tanding melawan beberapa tim untuk persiapan putaran final,” kata Rastafari yang menerapkan disiplin kepada pemain, antara lain pemain harus ada di mes paling lambat pukul 23.00.
Guard Aspac, Xaverius Prawiro, mengungkapkan, penampilan konsisten timnya musim ini karena dua faktor, yaitu pelatih baru dan bergabungnya pemain senior Wahyu Widayat Jati, mantan pemain Satria Muda Britama.
”Masuknya pelatih Rastafari dan Wahyu membuat suasana dalam tim lebih nyaman. Namun, faktor terbesar adalah Wahyu karena ia menjadi inspirasi pemain,” kata Xaverius.
Ketangguhan Aspac akan menghadapi ujian lebih berat pada putaran final, 18-26 Mei, di Yogyakarta. Di sana, akan terjawab apakah Aspac akan menyelesaikan separuh perjalanan dengan sukses atau gagal.