JAKARTA, KOMPAS -
Uji coba mobil Mitsubishi Lancer Evolution X termasuk tahapan krusial. Faktor lain yang juga penting adalah pemahaman karakteristik lintasan dan suasana reli hari pertama. Ketiga aspek ini menjadi modal untuk mengevaluasi peluang.
”Dengan prestasi dan pengalaman yang dimiliki Rifat, didukung kendaraan yang mumpuni, kami optimistis masuk 10 besar,” ujar Manajer Fastron World Rally Team Indra Prasetyo, Kamis (18/4), dalam konferensi pers tim reli tempat Rifat bernaung itu di Jakarta.
Rifat menjadi pebalap Indonesia satu-satunya yang akan berlaga di kelas tertinggi Rally America, open class, seri yang menggunakan mobil dengan tenaga di atas 400 tenaga kuda.
Untuk berpacu di Rally America, Lancer Evo X yang didukung pelumas Fastron dari Pertamina ”disulap” hingga berkekuatan 400-500 tenaga kuda, bodi karbon, bobot ringan, dan transmisi khusus. Tunggangan Rifat akan terasa lebih responsif.
Sebagai perbandingan, mobil Lancer Evo X yang dikendarai Rifat dalam kejuaraan Asia Pasifik 2011 memiliki tenaga 280-300 tenaga kuda. ”Bangsa Amerika beranggapan tidak seru kalau mobil dipacu di bawah 400 tenaga kuda,” ujar Indra.
Berbeda dari Kejuaraan Reli Dunia (WRC), Rally America hanya mengenal dua kelas, yakni kelas produksi dan kelas terbuka atau bebas (open class).
Dengan mobil yang mumpuni, Rifat percaya diri mampu menorehkan hasil terbaik di Rally America. ”Saya sangat percaya diri dengan Lancer Evo X. Target minimal 10 besar harus direalisasikan dengan spesifikasi mobil sesuai karakteristik sirkuit Amerika,” ujar Rifat seusai jumpa pers Fastron World Rally Team.
Rifat bersama Fastron World Rally Team akan bertolak ke Los Angeles, AS, 23 April. Di AS, Rifat akan menyambangi KBRI serta berkomunikasi intensif dengan tim dan navigator asal Britania Raya, Marshall Clarke.
Rifat memulai lomba dari seri ketiga Rally America di Oregon Trail Rally, 3-5 Mei. Pebalap kelahiran Jakarta, 22 Oktober 1978, itu bersaing dengan pereli-pereli top dunia seperti Ken Block, David Higgins, dan Antoine L’Estage.