Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marquez: Ini bagai Mimpi

Kompas.com - 09/04/2013, 04:22 WIB

Marc Marquez langsung mendatangi dan memeluk Valentino Rossi begitu keduanya selesai menerima ucapan selamat dari tim masing-masing. Meski kalah dari Rossi dalam pertarungan ketat selama empat putaran, pebalap tim Repsol Honda itu tetap menunjukkan wajah ceria dan sikap bersahabat.

Marquez berjalan dengan langkah ringan dan melompat ke podium ketiga dengan senyum di wajah. Meski gagal menjadi pemenang di laga debutnya, seperti Max Biaggi pada musim 1998 dan Jarno Saarinen pada 1973, pebalap Spanyol itu tetap menikmati momen keberhasilannya menapaki podium bersama Jorge Lorenzo dan Rossi dari tim Yamaha.

”Berada di podium bersama kedua orang itu di debutku bagai mimpi yang menjadi nyata bagiku,” kata Marquez, Minggu (7/4), di Sirkuit Losail, Qatar.

Pebalap bernomor 93 itu menikmati pertarungannya dengan Rossi. Marquez menggunakan momen pertarungan melawan Rossi sejak putaran ke-18 sampai putaran ke-22 sebagai kesempatan untuk belajar cara berkendara dan bertarung dalam kecepatan tinggi.

Bagi pebalap berusia 20 tahun itu, Rossi adalah pebalap idolanya. Saat Marquez mulai belajar naik sepeda motor dan mengikuti balapan pada 2002 sampai 2003, Rossi sudah menjadi juara dunia.

Citra kehebatan Rossi semakin tertancap di benak Marquez saat dia mengikuti Kejuaraan Dunia 125 cc (sekarang Moto3) pada 2008-2010. Pada periode yang sama, Rossi kembali menjadi juara dunia, 2008 dan 2009.

Kini, saat karier balap Marquez mulai menanjak, dia masih berkesempatan berlomba melawan idolanya itu. Bukan hanya berlomba di ajang yang sama, melainkan juga bertarung satu lawan satu dengan sang idola.

”Melawan Rossi selalu enak untuk dilihat, tetapi juga sangat sulit untuk dialami. Dia adalah pebalap tangguh yang sangat sulit dikalahkan. Bertarung melawannya adalah pelajaran yang sangat berharga bagi saya pada awal ajang ini,” kata Marquez.

Meski masih muda dan belum berpengalaman di ajang MotoGP, juara dunia Moto2 musim 2012 itu langsung membuat namanya sejajar dengan para pebalap utama Spanyol. Podium ketiga di Qatar adalah pengukuhan atas kelincahan dan ketangguhannya di lintasan.

Sebagai debutan, Marquez mampu beradaptasi secara cepat dengan motor, lintasan, tim, dan persaingan ketat. Marquez juga mampu mengatasi rasa gugup yang selama ini membelenggu di beberapa tes pramusim dan babak kualifikasi.

”Saya sangat gugup saat start dan tidak mampu fokus seperti di Moto2. Namun, saya berusaha keras untuk tenang dan mengendalikan diri. Setelah mendapat konsentrasi, saya mampu melaju cepat dan merebut posisi di depan. Seri ini akan menjadi pelajaran berharga bagi saya,” kata Marquez. (AFP/ECA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com